Cerita Hot Slider Merasuk Dinda 09.46.00 Share it: Facebook Twitter Merasuk Dinda CERITA HOT-Merasuk DindaSiang itu suasana kantor PT. Mobat Mabit begitu sepi. Di sebuah ruangan, di lantai dua, sang manajer, Ir Doni namanya, tengah melamun. Sembari duduk dgn mengangkat kedua kakinya keatas meja, ia terus saja berpikir. Ya, ia memang sedang kasmaran dgn seorang perempuan.Perempuan itu tak lain adalah Susi, bawahannya sendiri. Susi memang cantik dan seksi. Di usianyayg baru mencapai 28 tahun, badannya memang sempurna dan menantang birahi setiap lelaki ygmemandangnya. Terutama dadanya yg terlihat amat membusung indah. Susi ini sudah cukup lamabekerja di kantor itu. Ia kini menjadi Kepala Bagian Pemasaran dan Distribusi yg membawahi 70orang karyawan. Berkali-kali Doni mengajak Susi untuk makan malam, namun selalu ditolaknya.Berbagai alasan diutarakannya. Capailah, atau alasan lain, mungkin dia sudah punya kekasih. Inilahyg membuat Doni berpikir keras sedari tadi.“Hmm.. gimana caranya supaya ia bisa takluk di pelukanku..? Nah.. aqu tahu sekarang.. Aqu akanmenemui orang itu nanti malam..” tiba-tiba Doni teringat seseorang yg mungkin menjadi satu-satunya harapan untuk mendapatkan Susi.Dgn penuh semangat, ia mengemudikan mobilnya menuju sebuah hutan terpencil sekitar 15kilometer dari rumahnya. Rupanya, orang yg ia tuju adalah seorang tua yg tak lain adalah dukun ilmuhitam. Namanya Mbah Trimin. Orang ini terkenal di seantero kota itu sebagai dukun santet yg amatsakti. Apapun keinginan orang yg datang padanya pasti tercapai. Ia belum pernah gagal. Orang ygdatang padanya tinggal memberinya upah, baik uang ataupun barang yg lain. Tak jarang merekamenghadiahkan wanita untuk ditiduri oleh sang dukun. Tua-tua keladi, makin tua nafsunya makinjadi.Saat Doni sampai di rumah tua itu, segera saja ia mengetuk pintu.“Siapa di situ?” terdengar suara Mbah Trimin dari dalam.“Permisi, Mbah.. boleh saya masuk..?” teriak Doni.“Ya, silahkan..” jawab Mbah Trimin sembari membuka pintu kayu yg sudah agak reyot itu.Sesudah disuruh masuk, Doni langsung duduk di ruangan tengah rumah tua itu yg penuh dgn baukemenyan. Bulu kuduknya terasa mulai berdiri. Diperhatikannya seluruh isi ruangan itu. Memangmenyeramkan suasananya. Ada tengkorak, kepala macan, kain-kain bergelantungan yg berwarnahitam dan merah darah, lalu seperti tempat pedupaan yg berada persis di hadapannya.“Ada perlu apa, Nak Doni malam-malam kemari..?” tiba-tiba Sang Dukun bertanya.Doni tentu saja kaget tak kepalang. Ia tak menygka Mbah Zain mengetahui namanya. Benar-benar sakti.“Eh.. anu Mbah.., saya butuh pertolongan.. saya suka dgn seorang perempuan.. Susi namanya,kebetulan bawahan saya sendiri di kantor.. tapi saya selalu ditolaknya bila saya mengajaknya keluarmakan malam.. Nah ini fotonya..” jawab Doni dgn terbata-bata sembari mengeluarkan darikantong kemejanya selembar foto close-up seorang perempuan berambut panjang sebahu yg amatcantik.“Oh begitu..” jawab Mbah Trimin sembari memegang foto itu dan kemudian mengelus-elus jenggotputihnya yg panjang.“Bisa.. bisa.. tapi apa upahnya nanti kalo kau berhasil mendapatkan dia, heh..?”“Jangan kuatir, Mbah.. Saya sediakan 100 juta rupiah buat Mbah.. dan kalo saya bisa mendapatkandia malam ini juga, setengahnya saya berikan dalam bentuk cek sekarang juga.. Gimana Mbah..?”“Baiklah..” jawab si dukun, “Kalo begitu buka pakaianmu.. kau cukup hanya mengenakan celanadalam saja, lalu duduklah dgn posisi bersila di hadapanku..”Doni pun menuruti semua perintah si dukun. Sesudah itu, Mbah Trimin kemudian membacabeberapa mantera dan menabur kemenyan di atas pedupaan di depannya. Tak lama kemudian,terdengar petir menggelegar dan lampu ruangan itu tiba-tiba padam lalu hidup lagi. Doni punkemudian memejamkan matanya. Saat itu juga, roh Dinda Doni seperti terlepas dari badannyadan seperti melayg pergi ke luar rumah itu. Roh Dinda Doni yg setengah telanjang itu bergerakmenuju rumah Susi yg berjarak sekitar 18 kilometer dari sana.Di rumahnya, Susi tengah berusaha tidur. Ia mengenakan blouse putih yg amat transparan. Dibaliknya, ia tak mengenakan apa-apa lagi. Buah dadanya yg berukuran 38 jelas terlihat, demikian jugadgn bulu-bulu kemaluannya yg menghitam. Setiap malam, ia selalu tidur dgn cara begitu. Ia merasagerah karena panasnya udara yg terus saja menaungi ruangan kamarnya. Tiba-tiba saat ia inginterlelap, berhembuslah angin yg terasa menusuk sum-sum badan. Ia terbangun. Jendela kamarnyatiba-tiba saja terbuka dan angin itu masuk. Dan memang angin aneh itu adalah terpaan roh DindaDoni kiriman sang dukun. Roh Dinda Doni bisa melihat posisi badan Susi tapi Susi takmelihat apa-apa. Ia hanya merasakan terpaan angin aneh itu.Sekonyong-konyong seperti ada dua tangan kekar merobek baju blouse Susi. Susi yg kaget menjadiketaqutan setengah mati. Ia berusaha melawannya. Tapi ia kalah cepat. Blouse itu lebih dulu robek.Ia kini telanjang. Dan roh Dinda Doni dgn sengaja mendorong badannya jatuh telentang keranjang. Dgn cepat roh Doni mencium bibir, wajah, leher dan buah dada Susi yg besar itu. Susiberusaha melaqukan perlawanan. Tapi ia bingung, sebab ia merasakan ciuman-ciuman itu tapi sosokyg menciumnya tak terlihat. Beberapa menit kemudian, karena putus asa, ia menyerah. RohDoni kemudian membuka celana dalamnya. Lalu kemaluannya yg sudah membesar diarahkan kemulut Susi.Karena sudah merasa terangsang oleh ciuman-ciuman itu, Susi pun mulai mengulum kemaluanbesar tegak yg tak kelihatan tapi terasa wujudnya itu. Ia mengulum, menghisap-hisap, dan menjilatkemaluan itu. Kalau ada orang yg melihat Susi saat itu, pastilah orang itu akan mengira bahwa Susisedang berpantomim dgn memperagakan gerakan oral seks. Tapi Susi memang merasa adakemaluan besar tegak sedang dihisap dan dijilat-jilatnya. Tanpa membuang waktu lagi, roh DindaDoni segera membuka kedua kaki Susi. Terlihat sekarang liang kewanitaannya yg sudah basahkarena terangsang berat. Roh Doni pun segera mengarahkan kemaluannya ke liang kemaluanSusi.Dgn sekali dorongan, “Bless.. jeb.. bless..” masuklah kemaluan besar tegak itu ke lubang senggamaSusi.Susi terlihat merem-melek merasakan senjata aneh itu keluar masuk di liang ajaibnya. Darah segarpun mengalir keluar dari kemaluannya. Darah perawan, karena memang selama ini Susi belumpernah berhubungan dgn lelaki manapun. Karena merasa keenakan, Susi pun mengimbanginya dgnmenggerak-gerakkan badannya ke atas, ke bawah dan berputar-putar. Kemudian roh DindaDoni pun mengangkat badan Susi dan menyuruhnya untuk menungging. Ia lantas menusukkankemaluannya dari belakang. Dan kemaluan itu pun masuk tanpa halangan lagi. Susi terlihatmenikmati tusukan kemaluan itu.Dan sejam kemudian, roh Dinda Doni pun seperti akan mencapai puncak orgasmenya dan iapun menumpahkan maninya ke sekujur badan Susi yg saat itu sudah tergolek tak berdaya. Sesudahpuas, roh itu seolah-olah terbang kembali ke tempat asalnya. Susi yg kemudian tersadar, menjadibingung dan bertanya-tanya apa sebenarnya yg sudah terjadi. Tapi kemudian ia sadar bahwasesosok makhluk tanpa bentuk sudah menodainya dan ia tak tahu siapa sebenarnya makhluk itu. Ialantas menangis tersedu-sedu. Nasi sudah menjadi bubur. Ya, keperawanannya sudah hilang. Entahapa yg akan dikatakannya pada Robert, kekasihnya bila akhirnya mereka menikah suatu hari nanti.Sementara itu di rumah sang dukun, Doni yg sudah berpakaian lengkap kembali, tersenyumpuas.“Terima kasih Mbah.. Ini cek senilai 50 juta yg tadi saya janjikan.. Saya akan memberikan sisanya bilaMbah mampu membuat Susi menjadi tergila-gila pada saya..” ujarnya dgn senyuman licik diwajahnya.“Oh.. itu gampang.. telan saja telur empedu rusa Kalamujeng ini.. dijamin besok pun perempuan ituakan kau nikmati lagi kesintalan badannya..” jawab si dukun sembari mengambil sebuah benda miriptelur hijau kecil dari kantong jubah lusuhnya. Tanpa pikir panjang lagi, Doni menelan telur itu.Keesokan harinya, apa yg dikatakan Mbah Trimin benar-benar terjadi. Saat suasana kantor pagi itubelum terlalu ramai, pintu kantor Doni diketuk seseorang. Ketika Doni menanyakan siapa ygmengetuk, suatu suara lembut berujar, “Maaf Pak.. saya ingin berbicara sebentar dgn Bapak..”Mendengar suara itu, bukan main girangnya hati Doni. Ya, itu suara Susi. Inilah kesempatan ygia tunggu-tunggu. Dgn bergegas ia membuka pintu itu, dan ternyata benar. Susi terlihat cantikberdiri di sana dgn mengenakan rok mini. Sebuah senyuman genit terlihat di wajahnya. Tanpamembuang waktu lagi, Doni menarik tangan Susi. Ia lalu membawanya ke sofa besar di pojokanruang kantornya itu. Dgn cepat ia mencium bibir Susi dan Susi pun membalasnya dgn semangat.Tangan Doni pun segera menggeraygi badan mulusnya. Pertama-tama yg dituju adalah tentusaja buah dada besarnya.Dibukanya kancing kemeja Susi, lalu disingkapkannya BH-nya, dan segera saja buah dada itudiremas-remasnya tanpa ampun. Susi tentu saja menggelinjang hebat. Lalu ia dgn inisiatif sendirimembuka semua pakaiannya. Melihat itu, Doni tak mau kalah. Kemaluannya sudah tegangseperti siap untuk berperang. Tanpa disuruh lagi, saat keduanya sudah telanjang total, Susi jongkokdan meraih kemaluan itu untuk dikulum, dihisap-hisap lalu dijilatnya sembari membelai-belaikantong zakar Doni. Doni merasakan kenikmatan surga dunia yg tiada taranya. Kepalakemaluannya dijilat-jilat dgn penuh nafsu oleh Susi. Sesudah kemaluan itu benar-benar tegak, kinigiliran Doni yg mencoba membuat Susi terangsang. Diciuminya bulu-bulu kemaluan Susi, lalulidahnya dgn sengaja dijulurkan ke dalam kemaluan Susi sembari berusaha menarik-narik keluarklitorisnya.“Uh.. uh.. uh.. uh.. aduh nikmatnya.. Terus Bas.. terus..” kata Susi dgn tangannya memegang kepalaDoni yg kini sedang bergerilya di pangkal pahanya.“Masukin sekarang aja, Bas.. kumohon, Saygku..”Mendengar itu, Doni segera mengajak Susi bermain di atas meja kantornya yg cukup besar.Doni rebahan di sana dan Susi langsung naik ke atas pahanya. Posisi mereka berhadapan. Dgnpenuh kelembutan, Susi membawa kemaluan Doni yg sudah tegak dan besar itu ke liangkenikmatannya. Dan ia pun dgn sengaja menurunkan bokongnyaDan, “Bless.. bless.. jeb.. plouh..” kemaluan itu tak ayal lagi masuk separuhnya ke lubang kemaluanSusi.Sementara Susi terus saja naik turun di atas pahanya, Doni segera dgn posisi duduk meraihbuah dada Susi dan mencium serta menghisapnya seperti seorang bayi yg sedang disusui olehibunya. Setengah jam berlalu, tapi permainan birahi mereka belum juga menunjukkan tanda-tandaakan berakhir. Kemudian Doni turun dari meja itu, lalu menyuruh Susi menungging dgn tanganberpegangan pada pinggiran meja itu. Kemaluannya yg kini sudah basah oleh cairan kemaluan Susikembali diarahkan ke lubang senggama Susi.Dgn sekali tancap, kemaluan itu masuk.“Bless.. bless.. clop.. plak.. plak..” terdengar bunyi daging paha keduanya bergesekan dgn keras.Tiba-tiba saja, kedua mata Doni terbeliak yg berarti ia sebentar lagi akan ejaqulasi.“Di dalam atau di luar, Lin..?” tanyanya di tengah-tengah puncak nafsunya.“Di dalam aja deh.. biar nikmat, Bas..” jawab Susi seenaknya.Dan benar saja, “Crot.. crot.. crot.. crot..” sebanyak sembilan kali semprot, mani Doni keluar didalam liang senggama milik Susi.Sisa-sisa mani yg ada pada kepala kemaluan Doni, kemudian dibersihkan oleh Susi dgn lidahdan mulutnya. Bahkan sebagian di antaranya ada yg ditelan olehnya. Keduanya kemudian salingmelemparkan senyum puas.Sedari itu, Doni dan Susi menjadi sepasang kekasih. Dimana pun mereka memiliki kesempatan,mereka selalu berhubungan seks. Sampai saat itu, Susi tak pernah tahu bahwa Doni lah ygpertama memperawaninya melalui roh Dindanya. Memang hebat ilmu hitam si Mbah Trimin..!
Post A Comment: