Agen Togel Online

agen togel online

BERITA POLITIK - Sejarah Romantisme PPP-PDIP Berulang

Share it:
 
www.totosc.com
 
SEMARANG - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) disebut telah mengulang sejarah masa lalu. Dua parpol itu sempat berada di titik nadir pada era Orde Baru yang menempatkan Partai Golkar sebagai mayoritas tunggal.

"Sejarah PDIP-PPP berulang. Pada 2001 karena kebersamaan PPP dan PDIP sudah sangat panjang, dulu zaman Orde Baru kita dua partai politik yang dizalimi oleh pemerintah waktu itu. Kebersamaan itu berulang kembali dalam Mega-Hamzah (Presiden Megawati Soekarnoputri dan Wapres Hamzah Haz)," kata Ketua Umum PPP, Muchammad Romahurmuziy, Jumat (13/4/2018).

Dia menjelaskan, saat ini PPP memberi dukungan penuh kepada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang berasal dari PDIP. Bahkan, pria yang akrab disapa Gus Romy itu juga digadang-gadang menjadi cawapres Jokowi pada Pilpres 2019.

"Memang ada mayoritas wilayah yang menginginkan seperti itu (Jokowi-Romy) tapi saya selaku Ketum PPP menunggu fatwa dan perintah para ulama. Sebagai ketum parpol tentu penugasan apa pun di mana pun siap, karena itu adalah amanat. Tapi apakah momentumnya hari ini apakah nanti, kemudian mendapatkan penugasan atau tidak, saya menunggu hasil keputusan ulama yang malam ini sampai besok akan bermusyawarah," jelasnya.

Meski demikian, keputusan akhir tetap berada di tangan Jokowi yang menentukan sosok cawapres sebagai pasangannya. Apalagi, saat ini sudah terdapat lima parpol yang secara resmi memberi dukungan kepada Jokowi dan tentunya juga berperan untuk dimintai persetujuan tentang cawapres.

"Karena ini secara politik yang terjadi adalah lima parpol yang sudah secara resmi mengusung Pak Jokowi yang kesemuanya dimintai pendapat (sosok cawapres). Tentu yang akan menjadi penentu dan mengambil keputusan adalah Pak Jokowi karena end user atau pengguna akhir," pungkasnya.

Share it:

Berita Politik

Slider

Post A Comment: