3 Alasan Luis Milla Pelatih Jempolan meski Timnas Indonesia U-23 Gagal di Asian Games 2018
Jakarta - Timnas Indonesia U-23 harus menelan pil pahit gagal lolos ke perempat final sepak bola Asian Games 2018. Tim asuhan Luis Milla kalah 3-4 (2-2) lewat drama adu penalti menghadapi Uni Emirat Arab (UEA) dalam laga babak 16 besar yang dilangsungkan di Stadion Wibawa Mukti, Karawang, Jumat (24/8/2018).
Jika bicara target, Luis Milla gagal mewujudkan ekspekstasi PSSI mengantar Tim Garuda Muda lolos ke semifinal Asian Games 2018, mengulang kesuksesan Timnas Indonesia di edisi Asian Games 1958 dan 1986.
Ini kali kedua arsitek asal Spanyol meraih hasil sesuai target. Sebelumnya saat membesut Timnas Indonesia U-22, ia juga gagal mengantar anak-asuhnya menjadi juara SEA Games 2017 Malaysia. Hansamu Yama cs. hanya meraih medali perunggu.
Namun, penampilan memesona Evan Dimas dkk. di dua ajang internasional tersebut memunculkan decak kagum publik sepak bola Tanah Air. Tim Merah-Putih menyajikan permainan indah, sepak bola cepat pendek merapat yang menghibur.
"Metode melatih Coach Luis barang baru buat saya. Permainan saya jauh berkembang di tangan dia," timpal Septian David Maulana, gelandang serang Tim Garuda Muda yang sempat menjadi pemain paling produktif dengan lesakan tiga gol di SEA Games 2017.
Salah satu pelatih senior, Ibnu Grahan memuji cara bermain anak-anak muda Timnas di Asian Games. "Kolektivitas tim yang diperagakan para pemain Timnas U-23 sangat baik, terutama ketika menguasai bola dan membangun serangan. Permainan mereka enak ditonton dan terkonsep," ucap sang legenda Persebaya Surabaya itu.
Suara yang dilontarkan Ibnu, Evan, dan Septian mewakili sebagian kecil pelaku sepak bola nasional yang melihat perubahan signifikan yang dibawa Luis Milla yang notabene merupakan legenda hidup klub raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid.
Tapi mereka bukan penentu kebijakan. PSSI sebagai pihak yang mengontrak Milla punya legalitas mengambil keputusan akhir. "Tapi saya tahu diri, saya hanya pemain yang tidak bisa mengambil keputusan mempertahankan atau sebaliknya Luis Milla," ucap Evan.
Nasib Luis Milla sebagai pelatih Timnas Indonesia pun menjadi pertanyaan karena PSSI ingin menilai kelanjutan kontrak pelatih asal Spanyol itu dari pencapaian Asian Games. Luis Milla pun mengaku hingga saat ini belum ada yang mengajaknya bicara soal masa depannya di Indonesia.
Ia memilih untuk melakukan perpisahan dengan para pemain asuhannya dan pulang ke Spanyol.
Soal apakah saya diperpanjang atau tidak, saya belum bisa mengatakan apa pun. Saya sudah satu bulan terakhir bersama anak-anak dan sampai saat ini belum ada yang datang kepada saya untuk menginformasikan apakah saya akan lanjut atau tidak bekerja di sini," ujar Luis Milla.
"Saya akan melakukan perpisahan dulu dengan pemain-pemain saya dan kembali dulu ke Spanyol," lanjut mantan pelatih Timnas Spanyol U-21 yang sukses jadi kampiun Eropa tahun 2012 silam.
PSSI pun belum ingin bicara soal nasib Luis Milla. Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, menolak untuk menanggapi nasib Luis Milla setelah kekalahan yang dialami Timnas Indonesia U-23. Ditemui di Stadion Wibawa Mukti, Sekjen PSSI itu merasa belum waktunya untuk membahas soal kontrak Luis Milla.
Lepas dari semua itu Redaksi Totosc.com punya penilaian sendiri terhadap nakhoda kelahiran Teruel, Aragon, 12 Maret 1966 itu. Secara garis besar Luis Milla layak disebut pelatih jempolan, meski Timnas Indonesia U-23 terkapar dari persaingan Asian Games 2018. Simak analisa kami di laman berikut.
Jika bicara target, Luis Milla gagal mewujudkan ekspekstasi PSSI mengantar Tim Garuda Muda lolos ke semifinal Asian Games 2018, mengulang kesuksesan Timnas Indonesia di edisi Asian Games 1958 dan 1986.
Ini kali kedua arsitek asal Spanyol meraih hasil sesuai target. Sebelumnya saat membesut Timnas Indonesia U-22, ia juga gagal mengantar anak-asuhnya menjadi juara SEA Games 2017 Malaysia. Hansamu Yama cs. hanya meraih medali perunggu.
Namun, penampilan memesona Evan Dimas dkk. di dua ajang internasional tersebut memunculkan decak kagum publik sepak bola Tanah Air. Tim Merah-Putih menyajikan permainan indah, sepak bola cepat pendek merapat yang menghibur.
"Metode melatih Coach Luis barang baru buat saya. Permainan saya jauh berkembang di tangan dia," timpal Septian David Maulana, gelandang serang Tim Garuda Muda yang sempat menjadi pemain paling produktif dengan lesakan tiga gol di SEA Games 2017.
Salah satu pelatih senior, Ibnu Grahan memuji cara bermain anak-anak muda Timnas di Asian Games. "Kolektivitas tim yang diperagakan para pemain Timnas U-23 sangat baik, terutama ketika menguasai bola dan membangun serangan. Permainan mereka enak ditonton dan terkonsep," ucap sang legenda Persebaya Surabaya itu.
Suara yang dilontarkan Ibnu, Evan, dan Septian mewakili sebagian kecil pelaku sepak bola nasional yang melihat perubahan signifikan yang dibawa Luis Milla yang notabene merupakan legenda hidup klub raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid.
Tapi mereka bukan penentu kebijakan. PSSI sebagai pihak yang mengontrak Milla punya legalitas mengambil keputusan akhir. "Tapi saya tahu diri, saya hanya pemain yang tidak bisa mengambil keputusan mempertahankan atau sebaliknya Luis Milla," ucap Evan.
Nasib Luis Milla sebagai pelatih Timnas Indonesia pun menjadi pertanyaan karena PSSI ingin menilai kelanjutan kontrak pelatih asal Spanyol itu dari pencapaian Asian Games. Luis Milla pun mengaku hingga saat ini belum ada yang mengajaknya bicara soal masa depannya di Indonesia.
Ia memilih untuk melakukan perpisahan dengan para pemain asuhannya dan pulang ke Spanyol.
Soal apakah saya diperpanjang atau tidak, saya belum bisa mengatakan apa pun. Saya sudah satu bulan terakhir bersama anak-anak dan sampai saat ini belum ada yang datang kepada saya untuk menginformasikan apakah saya akan lanjut atau tidak bekerja di sini," ujar Luis Milla.
"Saya akan melakukan perpisahan dulu dengan pemain-pemain saya dan kembali dulu ke Spanyol," lanjut mantan pelatih Timnas Spanyol U-21 yang sukses jadi kampiun Eropa tahun 2012 silam.
PSSI pun belum ingin bicara soal nasib Luis Milla. Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, menolak untuk menanggapi nasib Luis Milla setelah kekalahan yang dialami Timnas Indonesia U-23. Ditemui di Stadion Wibawa Mukti, Sekjen PSSI itu merasa belum waktunya untuk membahas soal kontrak Luis Milla.
Lepas dari semua itu Redaksi Totosc.com punya penilaian sendiri terhadap nakhoda kelahiran Teruel, Aragon, 12 Maret 1966 itu. Secara garis besar Luis Milla layak disebut pelatih jempolan, meski Timnas Indonesia U-23 terkapar dari persaingan Asian Games 2018. Simak analisa kami di laman berikut.
Post A Comment: