Kehormatan Nona Meyta
CERITA HOT-Sesudah kejadian pada hari yg tak terlupakan itu, Meyta menjadi trauma untuk tinggal sendirian
di ruang kerjanya pada jam istirahat, Meyta selalu berusaha untuk pergi keluar bersama dgn kawan-
kawan sekantor lainnya. Selama itu Mr. Rasyid tetap saja berlaku seperti biasa, seakan-akan tak
pernah terjadi apa-apa, demikian juga dgn Meyta, masing-masing berusaha menjaga kerahasiaan
kejadian tersebut cuma di antara mereka dgn alasan sendiri-sendiri.
Tak terasa waktu berjalan demikian cepat, 6 (enam) bulan sudah berlalu sejak kejadian tersebut.
Buat Meyta kejadian tersebut merupakan mimpi buruk yg tak begitu saja bisa dihilangkan. Sampai
waktu ini seakan-akan masih terasa tangan besar berbulu dari laki laki India tersebut yg merangkulnya
dgn erat tubuhnya yg langsing itu, disamping perasaan tak berdaya menelungkupinya waktu tangan
tersebut mengelus-elus seluruh tubuhnya dan bermain-main pada kedua buah dadanya dan yg lebih
menggelisahkannya lagi adalah perasaan yg masih membekas pada pangkal pahanya sampai waktu ini.
Terlebih-lebih waktu Meyta sedang tidur telentang di tempat tidurnya, terbayg dan terasa kemaluan
besar hitam laki laki tersebut mengaduk-aduk lobang kemaluannya yg menimbulkan perasaan sensasi
dan membuat seluruh tubuh Meyta panas dingin diliputi kenikmatan yg tak terbaygkannya. Kadang-
kadang ada perasaan yg mendesaknya untuk mau lagi mengalami peristiwa itu, tapi di lain pihak
perasaan halusnya dan harga diri sebagai seorang perempuan yg bermartabat tinggi, mengingatkan
bahwa peristiwa yg dialami itu adalah merupakan suatu perkosaan yg brutal yg tak pantas untuk
diingat-ingat kembali.
Hari demi hari berlalu dgn cepat tanpa ada kejadian istimewa, pekerjaan-pekerjaan di kantornya
semakin sibuk menyita waktu Meyta, sehingga kejadian tersebut mulai bisa dilupakannya. Sampai
pada suatu hari, tiba-tiba terjadi demonstrasi para mahasiswa di sekitar Bundaran Semanggi tak jauh
dari kantor tempat Meyta bekerja. Karena situasi pada waktu itu sangat memanas, maka pimpinan
kantor memutuskan untuk memulangkan para karyawannya lebih awal untuk mencegah terjadi hal-
hal yg tak diinginkan.
Waktu itu baru menunjukan pukul 14.30 siang, setiap karyawan buru-buru mengemasi barang-
barangnya di atas meja, mengunci laci dan lemari-lemari pada ruang kerja masing-masing dan cepat-
cepat turun dari gedung kantor untuk buru-buru pulang. Demikian juga dgn Meyta, dgn cepat dia
membereskan surat-surat yg bertebaran di atas meja kerjanya dan segera dimasukkan ke dalam laci
meja kerjanya. Sesudah menguncinya dgn rapi Meyta segera keluar ruang kerjanya dan cepat-cepat
menuju lift untuk turun ke bawah.
Di lantai 25 tempat Meyta bekerja itu sudah kosong, seluruh karyawan sudah turun terlebih dahulu,
cuma Meyta sendirian yg menunggu lift untuk turun ke bawah. Sesudah lift yg turun dari atas
terbuka, Meyta dgn cepat segera masuk ke dalamnya dan segera lift itu menutup kembali dan
bergerak turun. Tiba-tiba Meyta menyadari, dia cuma berdua dgn seseorang di dalam lift tersebut
dan waktu bersamaan orang tersebut menyapa Meyta dgn halus,
“Meyta, mau pulang juga ya!” dgn kaget Meyta segera mengangkat mukanya dan melihat ke
belakang, ke arah suara tersebut berasal. Mukanya mendadak menjadi merah sesudah menyadari
bahwa orang tersebut yg cuma berdua saja dgn dia adalah Mr. Rasyid yg bejad itu. Meyta cuma diam
tak menyambut sapaan Mr. Rasyid tersebut. Mr. Rasyid mencoba menawarkan jasanya untuk
mengantar Meyta pulang dgn alasan pada waktu itu kendaraanumum tak ada yg beroperasi akibat
demonstrasi para mahasiswa di sepanjang jalan Sudirman. Akan tetapi tawaran Mr. Rasyid itu
ditolak secara halus oleh Meyta.
Sesampai di bawah, begitu lift terbuka, Meyta buru-buru keluar dan berjalan ke depan gedung untuk
mencari taksi, sementara Mr. Rasyid menuju tempat parkir untuk mengambil mobilnya yg kebetulan
hari itu dibawa sendiri olehnya tanpa supir. Dgn gelisah Meyta menunggu taksi di depan kantor,
akan tetapi tak terlihat satupun taksi dan kendaraan umum lainnya melintas di depan gedung
tersebut, sementara aksi mahasiswa yg sedang berdemonstrasi di sepanjang jalan tersebut semakin
panas saja. Sementara dalam kegelisahan itu, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya dan
waktu kaca jendela mobil tersebut terbuka, kepala Mr. Rasyid menongol keluar,
“Ayolah, jangan takut, mari kuantar anda pulang, keadaan semakin berbahaya kalau anda terjebak di
sini!” Melihat situasi sekelilingnya yg semakin gawat itu, dgn terpaksa Meyta menerima ajakan Mr.
Rasyid tersebut. Dgn cepat Meyta masuk ke dalam mobil Mr. Rasyid dan mobil tersebut segera
meninggalkan tepat tersebut. Di dalam mobil, Mr. Rasyid menanyakan Meyta arah tempat rumah
tinggal Meyta. Segera Meyta menjelaskan bahwa dia tinggal di daerah Kebayoran Baru. Karena arah
ke Kebayoran Baru melalui Jl. Sudirman tertutup oleh para mahasiswa yg sedang berdemonstrasi
tersebut, maka Mr. Rasyid mengambil arah Jl. Gatot Subroto untuk memutar melalui Jl. Buncit Raya
masuk ke daerah Kebayoran Baru. Akan tetapi sepanjang jalan Gatot Subroto ternyata macet total,
akhirnya Mr. Rasyid mengusulkan untuk mampir dulu ke apartement kawannya yg terletak di dekat
situ sambil menunggu lalu lintas lancar kembali. Karena tak ada pilihan lain, maka akhirnya Meyta
menyetujui usul tersebut. Mendapat persetujuan Meyta, segera Mr. Rasyid mengambil jalur kiri dari
jalan dan kemudian membelok pada sebuah jalan kecil yg menuju ke sebuah bangunan apartement
yg tak jauh letaknya.
Sesudah memarkir mobilnya, keduanya masuk ke lobby dan menuju lift. Apartment kawan Mr.
Rasyid terletak di lantai 9, sesudah lift berhenti mereka menuju ke apartement bernomor 916. Mr.
Rasyid segera memencet bel yg terletak depan pintu dan tak lama kemudian pintunya terbuka dan
terlihat seorang lelaki India yg berumur kurang lebih 35 tahun, berparas tampan dgn tubuh yg tinggi
tegap dan berkulit gelap dgn kedua tangannya dan dadanya yg bidang ditumbuhi rambut hitam
lebat. Mr. Rasyid segera memperkenalkan Meyta kepada kawannya yg ternyata bernama Kumar
Punjab yg adalah seorang tenaga ahli pada sebuah pabrik tekstil yg terletak di Jakarta Selatan.
Kedua laki laki tersebut terlibat sebentar dalam percakapan dalam bahasa mereka, yg tak dimengerti
oleh Meyta, yg cuma bisa memandang mereka dgn pandangan mata curiga. Sesudah mengambil
tempat duduk pada sebuah kursi panjang yg terletak di ruangan tamu, Meyta memperhatikan
keadaan apartement tersebut. Apartement itu cuma terdiri dari satu kamar, beserta ruang duduk yg
menyambung menjadi satu dgn ruang makan dan dapur yg terletak paling ujung dari ruangan
tersebut. Terlihat apartement tersebut adalah apartement yg dihuni oleh bujangan, dimana pada
tempat cuci piring terlihat piring dan gelas kotor masih menggeletak belum dicuci. Sesudah
berbincang-bincang sejenak, Kumar meminta diri sebentar untuk keluar, karena akan membeli
minuman dingin dan makanan kecil di toko makanan yg terletak di ground floor.
Sepergian Kumar, suasana di antara Meyta dan Mr. Rasyid menjadi agak kikuk, kepala Meyta cuma
tertunduk ke bawah tanpa berani memandang ke arah Mr. Rasyid. Terlihat bibir bawah Meyta agak
bergetar dan kedua jari-jari tangannya saling menggenggam dgn erat. Meyta agak grogi, sambil
membaygkan apa yg sudah terjadi beberapa bulan lalu, waktu laki laki di hadapannya itu
memperkosanya dgn brutal. Terlintas dgn jelas bagaimana laki laki tersebut menekan tubuhnya ke
atas meja dan mengangkangi kedua pahanya, serta menyetubuhinya dgn ganas. Seakan-akan masih
terasa ngilu kemaluannya dikocok-kocok oleh senjata laki laki tersebut, akan tetapi perasaan nikmat
tiba-tiba melandanya waktu membaygkan kedua puting susunya tergesek-gesek pada dada bidang
berambut tebal dari Mr. Rasyid, waktu dia terduduk dan terlonjak-lonjak di atas pangkuan Mr.
Rasyid karena senjata Mr. Rasyid menyodok-nyodok lobang kemaluannya. Membaygkan hal
tersebut, tiba-tiba kemaluannya dirasakan basah.
Melihat raut muka Meyta yg berubah-ubah dan matanya yg semakin sayu saja, Mr. Rasyid yg sudah
berpengalaman itu, tak mau melewatkan momentum yg menguntungkannya. Segera dia berpindah
duduk di samping Meyta pada kursi panjang dan sebelum Meyta menyadari apa yg terjadi, kedua
tangan Mr. Rasyid dgn cepat sudah merangkul bahu Meyta dan segera menarik tubuh Meyta
menempel ke tubuhnya. Dagu Meyta diangkatnya menengadah ke arahnya sehingga kedua mata
mereka saling menatap. Mata Mr. Rasyid berkilat-kilat menatap muka Meyta yg ayu itu dan akhirnya
terpaku pada kedua bibir Meyta yg merah merekah yg sedang bergetar dgn halus.
Perlahan-lahan Mr. Rasyid menundukkan kepalanya dan bibirnya yg kasar yg ditumbuhi kumis lebat
menyentuh kedua bibir Meyta yg mungil dan perlahan-lahan mulai melumat bibir-bibir yg indah yg
sudah pasrah itu. Menjelang beberapa waktu, waktu Mr. Rasyid mulai merasakan tubuh Meyta tak
tegang lagi dan bibirnya mulai melemas, maka lidahnya segera ditekan masuk menerobos ke dalam
mulut Meyta dan menyapu langit-langit dan mempermainkan lidah Meyta. Hal ini membuat tubuh
Meyta bergetar dan kepalanya serasa melayg-layg dan tanpa terasa terdengar keluhan halus keluar
dari mulut mungil tersebut,
“Ooohh.. eehhmm..!” Merasakan Meyta mulai merespon aksinya itu, Mr. Rasyid segera
meningkatkan serangannya. Secara perlahan-lahan tangannya segera membuka kancing-kancing
blouse yg dikenakan Meyta dan segera mencopotnya dari tubuh Meyta.
Segera terlihat BH Meyta yg putih menutupi kedua buah dadanya yg kecil mungil itu. BH tersebut tak
bisa bertahan lama melindungi kedua gundukan daging kenyal tersebut, karena segera
tercampakkan oleh tangan-tangan laki laki tersebut. Dgn cepat kedua bukit kenyal mungil itu
menjadi sasaran mulut dari Mr. Rasyid, yg segera mencium dan mengisap-hisap puting yg sudah
tegang itu. Tubuh Meyta cuma bisa menggeliat-geliat dan dari mulutnya keluar suara seperti orang
kepedasan. Melihat keadaan Meyta yg sudah pasrah itu, Mr. Rasyid tak mau menyia-nyiakan
momentum yg ada, dgn tangkas kedua tangannya segera melucuti rok dan sekalian CD Meyta,
sehingga sekarang Meyta terbaring telentang di kursi dgn tubuh yg mulus yg tak ditutupi selembar
benang pun.
Laki laki India tersebut menindihkan tubuhnya pada Meyta yg sudah terbaring pasrah di kursi, sambil
dia memperbaiki posisi tubuhnya agar senyaman mungkin, laki laki tersebut dgn kedua tangannya
membuka kaki Meyta dan segera menempatkan tubuhnya tepat berada di tengah, di antara kedua
paha Meyta yg sudah terkangkang itu Dgn tangan kirinya memegang gagang
kemaluannya yg besar itu, laki laki tersebut mulai mengarahkan kemaluannya, ke arah sasarannya yg
sudah pasrah terbuka di bawahnya. Begitu kepala kemaluan bertemu dgn belahan bibir kemaluan
luarnya, tubuh Meyta terlihat bergetar dan kedua tangannya mencengkeram dgn kuat pada kursi,
pandangan matanya menjadi sayu, parasnya keringatan. Dgn perlahan-lahan Mr. Rasyid mulai
mendorong kemaluannya memasuki relung tubuh Meyta yg paling rahasia itu. Seirama dgn
masuknya kemaluan Mr. Rasyid yg besar itu, mata Meyta terlihat membalik ke atas dan rintihan
nikmatnya terdengar jelas keluar dari mulut mungilnya,
“Aahh.. eehhmm..” pada mulanya agak susah juga masuknya, sedikit-sedikit, terlihat Mr. Rasyid
menggerakkan bokongnya maju mundur dgn perlahan-lahan, sambil mulutnya mencium bibir indah
Meyta.
Tak berselang kemudian tiba-tiba dgn suatu sentakan keras, laki laki tersebut menekan pinggulnya
dan terus mendorong kemaluannya, sehingga terbenam seluruhnya ke dalam lobang kemaluan Meyta.
Pas waktu mentok tak bisa masuk lagi Meyta menggigit bibirnya, dan..
“Aahdduhh..” terdengar jeritan halus kesakitan ataupun mungkin kenikmatan keluar dari mulutnya.
Selanjutnya pelan-pelan Mr. Rasyid mulai menggerakkan keluar masuk kemaluannya, kursi itu
berderit-derit menahan gerakan dan tekanan tubuh Mr. Rasyid yg besar itu pada tubuh mungil
Meyta, kembali rintihan, desahan, dan lenguhan khas kenikmatan terdengar memenuhi ruangan,
semakin lama semakin keras, tubuh Meyta menggeliat dalam pelukan ketat Mr. Rasyid yg besar,
kadang-kadang terlihat Meyta mengangkat kepalanya, giginya menggigit bibir bawahnya menahan
kenikmatan yg melanda seluruh pori-pori tubuhnya, kadang-kadang dia menjerit kecil kalau laki laki
India tersebut menekan terlampau dalam.
Beberapa waktu kemudian, rintihan Meyta semakin keras, dan cairan tubuhnya terasa semakin
banyak, tubuhnya melenting kaku dan dari mulutnya keluar suara seperti orang sekarat, Meyta
tengah dibuai perasaannya yg sedang menuju puncak kenikmatan. Parasnya benar-benar cantik
pada waktu itu, sesudah didera depresi sekian lama, sepertinya ini semacam pelepasan buat dia.
Bagian dalam dinding kemaluannya menjepit keras dan berdenyut-denyut, tubuhnya terhentak-
hentak, Meyta mengalami orgasme yg dahsyat, yg membuat perasaannya melayg-layg dan sesudah
masa kenikmatan itu mereda, tubuhnya terhempas lemas di atas kursi. Dadanya terlihat naik turun
dgn nafas memburu seakan-akan orang yg baru menyelesaikan lari cepat 100 m dan kedua matanya
terkatup rapat. Bintik-bintik keringat menghias pelipisnya menandakan satu ronde dari suatu
pergulatan seru yg banyak memakan tenaga, yg baru saja diselesaikannya.
Akan tetapi bagi Mr. Rasyid pertarungan ini belum selesai, bahkan baginya ini baru babak permulaan
ataupun babak pemanasan saja. Melihat Meyta yg ayu itu sudah terkapar lemas itu dgn kedua
matanya yg tertutup dan tubuhnya yg langsing itu tergolek pasrah, menimbulkan suatu perasaan
sensasi pada Mr. Rasyid. Laki laki India tersebut sangat bersyukur bisa menguasai dan menikmati
tubuh perempuan ayu tersebut yg langsing dan mulus itu. Dgn kemaluannya yg besar masih
terbenam dalam kemaluan perempuan tersebut, Mr. Rasyid memeluk tubuh Meyta dan
mengangkatnya dari kursi.
Sekarang tubuh yg langsing dari perempuan tersebut digendong oleh laki laki tersebut, kedua bukit
kecil dgn putingnya yg menonjol keras dari buah dada Meyta tertekan rapat dan tergesek-gesek
pada rambut-rambut lebat pada dada Mr. Rasyid. Kepala Meyta terkulai lemas bersandar pada
pundak laki laki tersebut, kedua tangan Mr. Rasyid memegang kedua bongkahan bokong Meyta dan
kedua kaki Meyta melingkar pada pinggang Mr. Rasyid. Dari belakang kelihatan belahan bokong
Meyta merekah dan kemaluan hitam besar laki laki India tersebut masih bersarang di dalam lobang
kemaluan perempuan tersebut yg menjepit rapat gagang kemaluan tersebut. Mr. Rasyid membawa
tubuh perempuan tersebut merapat ke tembok ruangan tersebut, menekannya di tembok dan mulai
menggerakan bokongnya sendiri maju mundur menekan bokong Meyta ke tembok, akibatnya
kemaluanku yg hitam besar itu menerobos keluar masuk kemaluan Meyta yg sudah basah oleh
cairan kenikmatan yg keluar pada waktu perempuan itu mengalami orgasme. Gerakan bokong laki
laki itu semakin lama semakin cepat dan tekanannya semakin dalam saja. Tubuh Meyta menggeliat-
geliat,
“Ooohh.. oohh.. eehhmm..!” suara lirih terdengar keluar dari mulut Meyta setiap kali laki laki
tersebut menekan bokongnya dgn kuat.
Sementara sedang asyik-asyiknya Mr. Rasyid mengerjai Meyta yg sudah lemas itu, tiba-tiba pintu
apartement itu terbuka dari luar dan Kumar Punjab yg katanya hendak membeli minuman masuk,
kedua tangannya membawa minuman Fanta merah 2 botol besar. Dia melihat sejenak pada aksi Mr.
Rasyid yg sedang mengerjai Meyta itu dgn senyum-senyum. Sementara itu Meyta yg terkejut dgn
kedatangan Kumar tersebut, merasa sangat malu dan mencoba melepaskan diri dari Mr. Rasyid,
akan tetapi Mr. Rasyid dgn kuat tetap memeluk Meyta dan melanjutkan kegiatannya itu. Kemudian
Mr. Rasyid dgn tetap menancapkan kemaluannya ke dalam kemaluan Meyta mengambil posisi
duduk di kursi dgn kedua kakinya terjulur mengangkang di lantai dan Meyta berada dalam posisi
duduk di atas pinggul Mr. Rasyid dgn kedua kakinya terkangkang di samping kiri kanan pinggul Mr.
Rasyid. Kemaluan Mr. Rasyid tetap berada dalam kemaluan Meyta dan sekarang kedua tangan Mr.
Rasyid memegang pinggul Meyta dan mengangkat ke atas dan menekan kembali ke bawah berulang-
ulang sehingga kemaluan Meyta sekarang yg terlihat aktif menelan dan mengeluarkan kemaluan
hitam besar itu.Beritaseks
Sementara itu Kumar Punjab yg sudah meletakkan minuman yg dibawanya ke atas meja, dgn cepat
segera melepaskan baju yg dikenakannya beserta sekalian CD-nya, sehingga telanjang bulat. Terlihat
senjatanya yg tak kalah besarnya dgn Mr. Rasyid sudah tegang siap tempur. Tubuhnya tegap berbulu
dgn kedua pahanya yg gempal juga ditutupi rambut tebal. Kemudian Kumar mendekati kedua orang
yg sedang bergelut di kursi itu dan berjongkok di antara kedua kaki Mr. Rasyid yg terbuka, sehingga
posisinya tepat berada di belakang bokong Meyta.
Melihat itu Meyta segera menyadari akan bahaya yg bakal menimpanya dan mencoba
memberontak, akan tetapi dgn cepat kedua tangan Mr. Rasyid segera membekap tubuh Meyta ke
arah tubuhnya, sehingga Meyta tertelungkup di atas tubuh Mr. Rasyid yg bersandar setengah tidur
pada kursi. Rupanya dalam hal mengerjai perempuan secara bersama-sama, ini bukan merupakan yg
pertama kali mereka lakukan, pada 2 minggu yg lalu, mereka juga menggarap Kinan, perempuan
manis yg bertubuh putih langsing yg bekerja pada perusahaan tempat Kumar Punjab bekerja. Masih
terbayg-bayg di benak Kumar bagaimana tubuh putih mulus Kinan menggeliat-geliat dan jeritan-
jeritan tertahan yg keluar dari mulutnya, waktu kemaluannya mulai menerobos belahan bokong
Kinan dalam posisi yg sama seperti waktu ini. Kumar bertekad untuk merasakan lagi pengalaman yg
mengasyikan itu.
Kumar yg sudah berada tepat di posisi belakang bokong Meyta, menundukan kepalanya dan
menjilat-jilat bokong Meyta. Lidahnya bermain-main pada lobang dubur Meyta, sehingga
menimbulkan perasaan yg sangat geli pada Meyta yg tak bisa dilukiskan, akibatnya tubuh Meyta
menggeliat-geliat dgn kuat dan..
“Aagghh.. jaanggaan.. jaanggaan.. lakukan itu!” Meyta berusaha melepaskan diri, akan tetapi
bekapan tangan Mr. Rasyid pada tubuhnya terlalu kuat, sehingga Meyta cuma bisa menggerak-
gerakan bokongnya ke kiri kanan, tetapi juga tak bisa bergeser terlalu jauh, karena kemaluan besar
Mr. Rasyid masih tertancap di dalam kemaluan Meyta.
Kumar melanjutkan kegiatannya itu dan sekarang dia membasahi bokong dan bagian dubur Meyta
dgn ludahnya, sementara dgn ibu jarinya yg sudah basah dgn ludah, mulai ditekan masuk ke dalam
lobang dubur Meyta dan diputar-putar di sana. Meyta terus menggeliat-geliat dan mendesah,
“Jaannggaann jaannggaan.. aadduuhh.. aadduuhh.. saakiitt.. saakiitt..!” akan tetapi Kumar tak
menanggapinya dan terus melanjutkan kegiatannya. Selang sewaktu sesudah merasa cukup
membasahinya, Kumar sambil memegang dgn tangan kiri kemaluannya yg sudah tegang itu,
menempatkan kepala kemaluannya tepat di tengah lobang masuk dubur Meyta yg sudah basah dan
licin itu.
Kemudian Kumar membuka belahan bokong Meyta lebar-lebar.
“aaduhh, janggaann! Sakkiit! aammpuunn, aammppuunn! Aagkkh” Kumar mulai mendorong masuk,
terus masuk. Sementara Meyta menjerit-jerit dan menggelepar-gelepar kesakitan. Meyta meronta-
ronta tak berdaya, cuma semakin menambah gairah Kumar untuk terus mendorong masuk. Meyta
terus menjerit, waktu perlahan seluruh kemaluan hitam besar Kumar masuk ke duburnya.
“aauugghh..! Saakkiit! jerit Meyta waktu Kumar mulai bergerak pelan-pelan keluar masuk dubur
Meyta. Akhirnya dgn tubuh berkeringat menahan sakit, Meyta terkulai lemas tertelungkup di atas
tubuh Mr. Rasyid kelelahan dan tak berdaya.
Secara berirama Kumar menekan dan menarik kemaluannya dari lobang dubur Meyta, dimana setiap
kali Kumar menekan ke bawah, bukan saja kemaluannya yg terbenam ke dalam lobang dubur Meyta,
tetapi kemaluan Mr. Rasyid juga tertekan masuk lebih dalam ke dalam lobang kemaluan Meyta.
Benar-benar sangat menyesakkan melihat kedua kemaluan besar hitam itu berada di kedua lobang
bawah Meyta. Terlihat kedua kaki Meyta yg terkangkang itu bergetar-getar lemah
setiap kali Kumar menekan masuk kemaluannya ke dalam lobang duburnya. Dalam kesakitan dan
ketakberdayaan itu, Meyta sudah pasrah menerima perlakuan kedua laki laki tersebut.
Tak lama kemudian mereka bertukar posisi, sekarang Kumar duduk melonjor di kursi dgn
kemaluannya tetap berada dalam lobang dubur Meyta, sehingga tubuh Meyta tertidur telentang di
atas tubuh Kumar dgn kedua kakinya terpentang lebar ditarik melebar oleh kedua kaki Kumar dari
bawah dan Mr. Rasyid mengambil posisi di atas Meyta. Mr. Rasyid mulai memompa kemaluannya
keluar masuk kemaluan Meyta, yg sekarang semakin basah saja, cairan pelumas yg keluar dari dalam
kemaluan Meyta mengalir ke bawah, sehingga membasahi dan melicinkan lobang duburnya, hal ini
membuat kemaluan Kumar yg sedang bekerja pada lobang duburnya menjadi licin dan lancar,
sehingga dgn perlahan-lahan perasaan sakit yg dirasakan Meyta berangsur-angsur hilang diganti dgn
perasaan nikmat yg merambat ke seluruh tubuhnya.
Meyta mulai bisa menikmati kedua kemaluan besar laki-laki tersebut yg sedang menggarap
kemaluan dan lobang duburnya. Perlahan-lahan perasaan nikmat yg dirasakannya melingkupi
segenap kesadarannya, menjalar dgn deras tak terbendung seperti air terjun yg tumpah deras ke
dalam danau penampungan, menimbulkan getaran hebat pada seluruh bagian tubuhnya, tak
terkendali dan meletup menjadi suatu orgasme yg spektakuler melandanya. Sesudah itu tubuhnya
terkulai lemas, Meyta telentang pasrah seakan-akan pingsan dgn kedua matanya terkatup. Melihat
keadaan Meyta itu semakin membangkitkan nafsu Mr. Rasyid, laki laki tersebut menjadi sangat kasar
dan kedua tangan Mr. Rasyid memegang pinggul Meyta dan laki laki tersebut menekan pinggulnya
keras-keras ke depan dan
“Aduuh.. aauugghh..!” keluh Meyta merasakan seakan-akan kemaluannya terbelah dua diterobos
kemaluan Mr. Rasyid yg besar itu. Kedua mata Meyta terbelalak, kakinya menggelepar-gelepar dgn
kuatnya diikuti tubuhnya yg meliuk-liuk menahan gempuran kemaluan Mr. Rasyid pada
kemaluannya.
Dgn buasnya Mr. Rasyid menggerakkan pinggulnya maju mundur dgn cepat dan keras, sehingga
kemaluannya keluar masuk pada kemaluan Meyta yg sempit itu. Mr. Rasyid merasa kemaluannya
seperti dijepit dan dipijit-pijit sedangkan Meyta merasakan kemaluan laki laki tersebut seakan-akan
sampai pada dadanya, mengaduk-aduk di dalamnya, di samping itu suatu perasaan yg sangat aneh
mulai terasa menjalar dari bagian bawah tubuhnya bersumber dari kemaluannya, terus ke seluruh
tubuhnya terasa sampai pada ujung-ujung jari-jarinya.
Meyta tak bisa menggambarkan perasaan yg sedang menyelimutinya, akan tetapi tubuhnya kembali
serasa mulai melayg-layg dan suatu perasaan nikmat yg tak bisa dilukiskan terasa menyelimuti
seluruh tubuhnya. Hal yg bisa dilakukannya pada waktu itu cuma mengerang-erang,
“aahh.. sshh oouusshh!” sampai suatu waktu perasaan nikmatnya itu tak bisa dikendalikan lagi
serasa menjalar dan menguasai seluruh tubuhnya dan tiba-tiba meledak membajiri keluar berupa
suatu orgasme yg dahsyat yg mengakibatkan seluruh tubuhnya bergetar tak terkendali disertai
tangannya yg menggapai-gapai seakan-akan orang yg mau tenggelam mencari pegangan. Kedua
kakinya berkelejotan. Dari mulut Meyta keluar suatu erangan,
“aaduhh.. laagii.. laagii.. oohh.. oohh..” Hal ini berlangsung kurang lebih 20 detik terus menerus.
Sementara itu kedua laki laki itu terus melakukan aktivitasnya, dgn memompa kemaluan-kemaluan
mereka keluar masuk kemaluan dan dubur. Mr. Rasyid menjadi sangat terangsang melihat ekspresi
muka Meyta dan tiba-tiba Mr. Rasyid merasakan bagian dalam kemaluan Meyta mulai bergerak-
gerak melakukan pijitan-pijitan kuat pada keseluruhan gagang kemaluannya. Gerakan kaki Meyta
disertai goygan pinggulnya mendatangkan suatu kenikmatan pada kemaluan kedua laki laki tersebut,
terasa seperti diurut-urut dan diputar-putar.
Tiba-tiba secara bersamaan Mr. Rasyid dan Kumar merasakan sesuatu gelombang yg melanda dari di
dalam tubuh mereka, mencari jalan keluar melalui kemaluan masing-masing, terasa suatu ledakan yg
tiba-tiba mendorong keluar, sehingga secara besamaan kemaluan mereka terasa membengkak
seakan-akan mau pecah dan..
“Aaduuh!” secara bersamaan tangan-tangan mereka memeluk erat-erat tubuh Meyta dan pinggul
mereka dgn kekuatan penuh yg satu menekan ke bawah dalam-dalam pada pinggul Meyta yg
mengakibatkan keseluruhan kemaluannya terbenam ke dalam kemaluan Meyta, disertai suatu
semburan air mani yg keluar dan menyemprot secara deras ke dalam kemaluan Meyta, sedang
Kumar mengangkat ke atas pinggulnya mendorong masuk kemaluan terbenam habis ke dalam
lobang dubur Meyta, sambil menyemburkan cairan kental panas ke dalam lobang dubur
Meyta. Menerima semburan cairan kental panas pada lobang kemaluan dan lobang
duburnya Meyta merasakan suatu sensasi yg tak bisa dilukiskan dgn kata-kata, cuma reaksi
tubuhnya yg bergetar-getar dan ekspresi mukanya yg seakan-akan merasakan suatu kengiluan yg tak
terbaygkan, diikuti tubuhnya yg tergolek lemas, tanpa bisa bergerak. Meyta terlena oleh
kedahsyatan orgasme yg dialaminya dan diterima dari kedua laki laki tersebut.
Sesudah beristirahat sejenak, Kumar dgn cepat segera pulih kembali dan kemaluannya sudah tegak
dgn perkasa siap tempur. Meyta yg masih telentang lemas di atas kursi tak diberi kesempatan oleh
Kumar, segera ditindihnya. Dgn cepat kemaluannya dibenamkan ke dalam kemaluan Meyta dan
Kumar Punjab terus mengerjai Meyta yg kelihatan sudah sangat lemas dan cuma bisa menuruti saja
apa yg diinginkan oleh Kumar. Berkali-kali kelihatan Meyta mengalami orgasme yg dahsyat, itu
kelihatan tiap kali dari getaran tubuhnya yg diikuti oleh kedua kakinya yg berkelejotan. Kedua
matanya terlihat sayu, seakan-akan orang yg sudah sangat mengantuk.
Mr. Rasyid dan Kumar Punjab terus mengerjai perempuan ayu tersebut secara bergantian terus-
menerus sampai menjelang sore hari. Meyta mengalami orgasme berulang-ulang sepanjang waktu
itu. Menjelang jam 5 sore mereka menghentikan kegiatannya, meninggalkan Meyta yg telentang
lemas di atas kursi dgn kaki yg terkangkang dan dari kemaluannya masih mengalir sisa-sisa air mani
dari kedua laki laki tersebut. Sejam kemudian sesudah tenaganya pulih, Meyta dgn tertatih-tatih
bangkit dari kursi dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sesudah itu bersama
Mr. Rasyid yg setengah memapahnya mereka pamitan dan Mr. Rasyid mengantar Meyta ke
rumahnya. Sepanjang jalan pulang, Meyta cuma bisa berdiam diri merenung akan apa yg baru saja
dialaminya. Ada perasaan bingung yg melanda dirinya yaitu antara perasaan puas atas kenikmatan
yg dirasakannya dan perasaan benci pada kedua laki laki tersebut atas perlakuan mereka terhadap
dirinya.Beritaseks
Kejadian ini merupakan pengalaman buruk yg terakhir yg dialami Meyta, karena tak lama kemudian
Mr. Rasyid dan para tenaga asing di group perusahaan tempat Meyta bekerja memutuskan untuk tak
lagi memperpanjang kontrak kerja mereka berhubung dgn krisis ekonomi yg terjadi yg berdampak
juga pada usaha group perusahaan tersebut. Setahun kemudian Meyta bertemu dgn seorang lelaki yg
berasal dari pulau seberang yg sangat mempesonanya dan juga sangat mencintainya dan sesudah
berpacaran beberapa bulan, mereka melanjutkan dgn pernikahan. Meyta sekarang masih tetap
bekerja pada perusahaan itu dan dalam kehidupan keluarganya hidupnya sangat berbahagia dgn
suaminya yg penuh pengertian, sehingga secara perlahan-lahan ia bisa melupakan segala kejadian
buruk yg pernah dialaminya itu, serta bisa menikmati tumpahan cinta kasih suaminya padanya.
di ruang kerjanya pada jam istirahat, Meyta selalu berusaha untuk pergi keluar bersama dgn kawan-
kawan sekantor lainnya. Selama itu Mr. Rasyid tetap saja berlaku seperti biasa, seakan-akan tak
pernah terjadi apa-apa, demikian juga dgn Meyta, masing-masing berusaha menjaga kerahasiaan
kejadian tersebut cuma di antara mereka dgn alasan sendiri-sendiri.
Tak terasa waktu berjalan demikian cepat, 6 (enam) bulan sudah berlalu sejak kejadian tersebut.
Buat Meyta kejadian tersebut merupakan mimpi buruk yg tak begitu saja bisa dihilangkan. Sampai
waktu ini seakan-akan masih terasa tangan besar berbulu dari laki laki India tersebut yg merangkulnya
dgn erat tubuhnya yg langsing itu, disamping perasaan tak berdaya menelungkupinya waktu tangan
tersebut mengelus-elus seluruh tubuhnya dan bermain-main pada kedua buah dadanya dan yg lebih
menggelisahkannya lagi adalah perasaan yg masih membekas pada pangkal pahanya sampai waktu ini.
Terlebih-lebih waktu Meyta sedang tidur telentang di tempat tidurnya, terbayg dan terasa kemaluan
besar hitam laki laki tersebut mengaduk-aduk lobang kemaluannya yg menimbulkan perasaan sensasi
dan membuat seluruh tubuh Meyta panas dingin diliputi kenikmatan yg tak terbaygkannya. Kadang-
kadang ada perasaan yg mendesaknya untuk mau lagi mengalami peristiwa itu, tapi di lain pihak
perasaan halusnya dan harga diri sebagai seorang perempuan yg bermartabat tinggi, mengingatkan
bahwa peristiwa yg dialami itu adalah merupakan suatu perkosaan yg brutal yg tak pantas untuk
diingat-ingat kembali.
Hari demi hari berlalu dgn cepat tanpa ada kejadian istimewa, pekerjaan-pekerjaan di kantornya
semakin sibuk menyita waktu Meyta, sehingga kejadian tersebut mulai bisa dilupakannya. Sampai
pada suatu hari, tiba-tiba terjadi demonstrasi para mahasiswa di sekitar Bundaran Semanggi tak jauh
dari kantor tempat Meyta bekerja. Karena situasi pada waktu itu sangat memanas, maka pimpinan
kantor memutuskan untuk memulangkan para karyawannya lebih awal untuk mencegah terjadi hal-
hal yg tak diinginkan.
Waktu itu baru menunjukan pukul 14.30 siang, setiap karyawan buru-buru mengemasi barang-
barangnya di atas meja, mengunci laci dan lemari-lemari pada ruang kerja masing-masing dan cepat-
cepat turun dari gedung kantor untuk buru-buru pulang. Demikian juga dgn Meyta, dgn cepat dia
membereskan surat-surat yg bertebaran di atas meja kerjanya dan segera dimasukkan ke dalam laci
meja kerjanya. Sesudah menguncinya dgn rapi Meyta segera keluar ruang kerjanya dan cepat-cepat
menuju lift untuk turun ke bawah.
Di lantai 25 tempat Meyta bekerja itu sudah kosong, seluruh karyawan sudah turun terlebih dahulu,
cuma Meyta sendirian yg menunggu lift untuk turun ke bawah. Sesudah lift yg turun dari atas
terbuka, Meyta dgn cepat segera masuk ke dalamnya dan segera lift itu menutup kembali dan
bergerak turun. Tiba-tiba Meyta menyadari, dia cuma berdua dgn seseorang di dalam lift tersebut
dan waktu bersamaan orang tersebut menyapa Meyta dgn halus,
“Meyta, mau pulang juga ya!” dgn kaget Meyta segera mengangkat mukanya dan melihat ke
belakang, ke arah suara tersebut berasal. Mukanya mendadak menjadi merah sesudah menyadari
bahwa orang tersebut yg cuma berdua saja dgn dia adalah Mr. Rasyid yg bejad itu. Meyta cuma diam
tak menyambut sapaan Mr. Rasyid tersebut. Mr. Rasyid mencoba menawarkan jasanya untuk
mengantar Meyta pulang dgn alasan pada waktu itu kendaraanumum tak ada yg beroperasi akibat
demonstrasi para mahasiswa di sepanjang jalan Sudirman. Akan tetapi tawaran Mr. Rasyid itu
ditolak secara halus oleh Meyta.
Sesampai di bawah, begitu lift terbuka, Meyta buru-buru keluar dan berjalan ke depan gedung untuk
mencari taksi, sementara Mr. Rasyid menuju tempat parkir untuk mengambil mobilnya yg kebetulan
hari itu dibawa sendiri olehnya tanpa supir. Dgn gelisah Meyta menunggu taksi di depan kantor,
akan tetapi tak terlihat satupun taksi dan kendaraan umum lainnya melintas di depan gedung
tersebut, sementara aksi mahasiswa yg sedang berdemonstrasi di sepanjang jalan tersebut semakin
panas saja. Sementara dalam kegelisahan itu, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya dan
waktu kaca jendela mobil tersebut terbuka, kepala Mr. Rasyid menongol keluar,
“Ayolah, jangan takut, mari kuantar anda pulang, keadaan semakin berbahaya kalau anda terjebak di
sini!” Melihat situasi sekelilingnya yg semakin gawat itu, dgn terpaksa Meyta menerima ajakan Mr.
Rasyid tersebut. Dgn cepat Meyta masuk ke dalam mobil Mr. Rasyid dan mobil tersebut segera
meninggalkan tepat tersebut. Di dalam mobil, Mr. Rasyid menanyakan Meyta arah tempat rumah
tinggal Meyta. Segera Meyta menjelaskan bahwa dia tinggal di daerah Kebayoran Baru. Karena arah
ke Kebayoran Baru melalui Jl. Sudirman tertutup oleh para mahasiswa yg sedang berdemonstrasi
tersebut, maka Mr. Rasyid mengambil arah Jl. Gatot Subroto untuk memutar melalui Jl. Buncit Raya
masuk ke daerah Kebayoran Baru. Akan tetapi sepanjang jalan Gatot Subroto ternyata macet total,
akhirnya Mr. Rasyid mengusulkan untuk mampir dulu ke apartement kawannya yg terletak di dekat
situ sambil menunggu lalu lintas lancar kembali. Karena tak ada pilihan lain, maka akhirnya Meyta
menyetujui usul tersebut. Mendapat persetujuan Meyta, segera Mr. Rasyid mengambil jalur kiri dari
jalan dan kemudian membelok pada sebuah jalan kecil yg menuju ke sebuah bangunan apartement
yg tak jauh letaknya.
Sesudah memarkir mobilnya, keduanya masuk ke lobby dan menuju lift. Apartment kawan Mr.
Rasyid terletak di lantai 9, sesudah lift berhenti mereka menuju ke apartement bernomor 916. Mr.
Rasyid segera memencet bel yg terletak depan pintu dan tak lama kemudian pintunya terbuka dan
terlihat seorang lelaki India yg berumur kurang lebih 35 tahun, berparas tampan dgn tubuh yg tinggi
tegap dan berkulit gelap dgn kedua tangannya dan dadanya yg bidang ditumbuhi rambut hitam
lebat. Mr. Rasyid segera memperkenalkan Meyta kepada kawannya yg ternyata bernama Kumar
Punjab yg adalah seorang tenaga ahli pada sebuah pabrik tekstil yg terletak di Jakarta Selatan.
Kedua laki laki tersebut terlibat sebentar dalam percakapan dalam bahasa mereka, yg tak dimengerti
oleh Meyta, yg cuma bisa memandang mereka dgn pandangan mata curiga. Sesudah mengambil
tempat duduk pada sebuah kursi panjang yg terletak di ruangan tamu, Meyta memperhatikan
keadaan apartement tersebut. Apartement itu cuma terdiri dari satu kamar, beserta ruang duduk yg
menyambung menjadi satu dgn ruang makan dan dapur yg terletak paling ujung dari ruangan
tersebut. Terlihat apartement tersebut adalah apartement yg dihuni oleh bujangan, dimana pada
tempat cuci piring terlihat piring dan gelas kotor masih menggeletak belum dicuci. Sesudah
berbincang-bincang sejenak, Kumar meminta diri sebentar untuk keluar, karena akan membeli
minuman dingin dan makanan kecil di toko makanan yg terletak di ground floor.
Sepergian Kumar, suasana di antara Meyta dan Mr. Rasyid menjadi agak kikuk, kepala Meyta cuma
tertunduk ke bawah tanpa berani memandang ke arah Mr. Rasyid. Terlihat bibir bawah Meyta agak
bergetar dan kedua jari-jari tangannya saling menggenggam dgn erat. Meyta agak grogi, sambil
membaygkan apa yg sudah terjadi beberapa bulan lalu, waktu laki laki di hadapannya itu
memperkosanya dgn brutal. Terlintas dgn jelas bagaimana laki laki tersebut menekan tubuhnya ke
atas meja dan mengangkangi kedua pahanya, serta menyetubuhinya dgn ganas. Seakan-akan masih
terasa ngilu kemaluannya dikocok-kocok oleh senjata laki laki tersebut, akan tetapi perasaan nikmat
tiba-tiba melandanya waktu membaygkan kedua puting susunya tergesek-gesek pada dada bidang
berambut tebal dari Mr. Rasyid, waktu dia terduduk dan terlonjak-lonjak di atas pangkuan Mr.
Rasyid karena senjata Mr. Rasyid menyodok-nyodok lobang kemaluannya. Membaygkan hal
tersebut, tiba-tiba kemaluannya dirasakan basah.
Melihat raut muka Meyta yg berubah-ubah dan matanya yg semakin sayu saja, Mr. Rasyid yg sudah
berpengalaman itu, tak mau melewatkan momentum yg menguntungkannya. Segera dia berpindah
duduk di samping Meyta pada kursi panjang dan sebelum Meyta menyadari apa yg terjadi, kedua
tangan Mr. Rasyid dgn cepat sudah merangkul bahu Meyta dan segera menarik tubuh Meyta
menempel ke tubuhnya. Dagu Meyta diangkatnya menengadah ke arahnya sehingga kedua mata
mereka saling menatap. Mata Mr. Rasyid berkilat-kilat menatap muka Meyta yg ayu itu dan akhirnya
terpaku pada kedua bibir Meyta yg merah merekah yg sedang bergetar dgn halus.
Perlahan-lahan Mr. Rasyid menundukkan kepalanya dan bibirnya yg kasar yg ditumbuhi kumis lebat
menyentuh kedua bibir Meyta yg mungil dan perlahan-lahan mulai melumat bibir-bibir yg indah yg
sudah pasrah itu. Menjelang beberapa waktu, waktu Mr. Rasyid mulai merasakan tubuh Meyta tak
tegang lagi dan bibirnya mulai melemas, maka lidahnya segera ditekan masuk menerobos ke dalam
mulut Meyta dan menyapu langit-langit dan mempermainkan lidah Meyta. Hal ini membuat tubuh
Meyta bergetar dan kepalanya serasa melayg-layg dan tanpa terasa terdengar keluhan halus keluar
dari mulut mungil tersebut,
“Ooohh.. eehhmm..!” Merasakan Meyta mulai merespon aksinya itu, Mr. Rasyid segera
meningkatkan serangannya. Secara perlahan-lahan tangannya segera membuka kancing-kancing
blouse yg dikenakan Meyta dan segera mencopotnya dari tubuh Meyta.
Segera terlihat BH Meyta yg putih menutupi kedua buah dadanya yg kecil mungil itu. BH tersebut tak
bisa bertahan lama melindungi kedua gundukan daging kenyal tersebut, karena segera
tercampakkan oleh tangan-tangan laki laki tersebut. Dgn cepat kedua bukit kenyal mungil itu
menjadi sasaran mulut dari Mr. Rasyid, yg segera mencium dan mengisap-hisap puting yg sudah
tegang itu. Tubuh Meyta cuma bisa menggeliat-geliat dan dari mulutnya keluar suara seperti orang
kepedasan. Melihat keadaan Meyta yg sudah pasrah itu, Mr. Rasyid tak mau menyia-nyiakan
momentum yg ada, dgn tangkas kedua tangannya segera melucuti rok dan sekalian CD Meyta,
sehingga sekarang Meyta terbaring telentang di kursi dgn tubuh yg mulus yg tak ditutupi selembar
benang pun.
Laki laki India tersebut menindihkan tubuhnya pada Meyta yg sudah terbaring pasrah di kursi, sambil
dia memperbaiki posisi tubuhnya agar senyaman mungkin, laki laki tersebut dgn kedua tangannya
membuka kaki Meyta dan segera menempatkan tubuhnya tepat berada di tengah, di antara kedua
paha Meyta yg sudah terkangkang itu Dgn tangan kirinya memegang gagang
kemaluannya yg besar itu, laki laki tersebut mulai mengarahkan kemaluannya, ke arah sasarannya yg
sudah pasrah terbuka di bawahnya. Begitu kepala kemaluan bertemu dgn belahan bibir kemaluan
luarnya, tubuh Meyta terlihat bergetar dan kedua tangannya mencengkeram dgn kuat pada kursi,
pandangan matanya menjadi sayu, parasnya keringatan. Dgn perlahan-lahan Mr. Rasyid mulai
mendorong kemaluannya memasuki relung tubuh Meyta yg paling rahasia itu. Seirama dgn
masuknya kemaluan Mr. Rasyid yg besar itu, mata Meyta terlihat membalik ke atas dan rintihan
nikmatnya terdengar jelas keluar dari mulut mungilnya,
“Aahh.. eehhmm..” pada mulanya agak susah juga masuknya, sedikit-sedikit, terlihat Mr. Rasyid
menggerakkan bokongnya maju mundur dgn perlahan-lahan, sambil mulutnya mencium bibir indah
Meyta.
Tak berselang kemudian tiba-tiba dgn suatu sentakan keras, laki laki tersebut menekan pinggulnya
dan terus mendorong kemaluannya, sehingga terbenam seluruhnya ke dalam lobang kemaluan Meyta.
Pas waktu mentok tak bisa masuk lagi Meyta menggigit bibirnya, dan..
“Aahdduhh..” terdengar jeritan halus kesakitan ataupun mungkin kenikmatan keluar dari mulutnya.
Selanjutnya pelan-pelan Mr. Rasyid mulai menggerakkan keluar masuk kemaluannya, kursi itu
berderit-derit menahan gerakan dan tekanan tubuh Mr. Rasyid yg besar itu pada tubuh mungil
Meyta, kembali rintihan, desahan, dan lenguhan khas kenikmatan terdengar memenuhi ruangan,
semakin lama semakin keras, tubuh Meyta menggeliat dalam pelukan ketat Mr. Rasyid yg besar,
kadang-kadang terlihat Meyta mengangkat kepalanya, giginya menggigit bibir bawahnya menahan
kenikmatan yg melanda seluruh pori-pori tubuhnya, kadang-kadang dia menjerit kecil kalau laki laki
India tersebut menekan terlampau dalam.
Beberapa waktu kemudian, rintihan Meyta semakin keras, dan cairan tubuhnya terasa semakin
banyak, tubuhnya melenting kaku dan dari mulutnya keluar suara seperti orang sekarat, Meyta
tengah dibuai perasaannya yg sedang menuju puncak kenikmatan. Parasnya benar-benar cantik
pada waktu itu, sesudah didera depresi sekian lama, sepertinya ini semacam pelepasan buat dia.
Bagian dalam dinding kemaluannya menjepit keras dan berdenyut-denyut, tubuhnya terhentak-
hentak, Meyta mengalami orgasme yg dahsyat, yg membuat perasaannya melayg-layg dan sesudah
masa kenikmatan itu mereda, tubuhnya terhempas lemas di atas kursi. Dadanya terlihat naik turun
dgn nafas memburu seakan-akan orang yg baru menyelesaikan lari cepat 100 m dan kedua matanya
terkatup rapat. Bintik-bintik keringat menghias pelipisnya menandakan satu ronde dari suatu
pergulatan seru yg banyak memakan tenaga, yg baru saja diselesaikannya.
Akan tetapi bagi Mr. Rasyid pertarungan ini belum selesai, bahkan baginya ini baru babak permulaan
ataupun babak pemanasan saja. Melihat Meyta yg ayu itu sudah terkapar lemas itu dgn kedua
matanya yg tertutup dan tubuhnya yg langsing itu tergolek pasrah, menimbulkan suatu perasaan
sensasi pada Mr. Rasyid. Laki laki India tersebut sangat bersyukur bisa menguasai dan menikmati
tubuh perempuan ayu tersebut yg langsing dan mulus itu. Dgn kemaluannya yg besar masih
terbenam dalam kemaluan perempuan tersebut, Mr. Rasyid memeluk tubuh Meyta dan
mengangkatnya dari kursi.
Sekarang tubuh yg langsing dari perempuan tersebut digendong oleh laki laki tersebut, kedua bukit
kecil dgn putingnya yg menonjol keras dari buah dada Meyta tertekan rapat dan tergesek-gesek
pada rambut-rambut lebat pada dada Mr. Rasyid. Kepala Meyta terkulai lemas bersandar pada
pundak laki laki tersebut, kedua tangan Mr. Rasyid memegang kedua bongkahan bokong Meyta dan
kedua kaki Meyta melingkar pada pinggang Mr. Rasyid. Dari belakang kelihatan belahan bokong
Meyta merekah dan kemaluan hitam besar laki laki India tersebut masih bersarang di dalam lobang
kemaluan perempuan tersebut yg menjepit rapat gagang kemaluan tersebut. Mr. Rasyid membawa
tubuh perempuan tersebut merapat ke tembok ruangan tersebut, menekannya di tembok dan mulai
menggerakan bokongnya sendiri maju mundur menekan bokong Meyta ke tembok, akibatnya
kemaluanku yg hitam besar itu menerobos keluar masuk kemaluan Meyta yg sudah basah oleh
cairan kenikmatan yg keluar pada waktu perempuan itu mengalami orgasme. Gerakan bokong laki
laki itu semakin lama semakin cepat dan tekanannya semakin dalam saja. Tubuh Meyta menggeliat-
geliat,
“Ooohh.. oohh.. eehhmm..!” suara lirih terdengar keluar dari mulut Meyta setiap kali laki laki
tersebut menekan bokongnya dgn kuat.
Sementara sedang asyik-asyiknya Mr. Rasyid mengerjai Meyta yg sudah lemas itu, tiba-tiba pintu
apartement itu terbuka dari luar dan Kumar Punjab yg katanya hendak membeli minuman masuk,
kedua tangannya membawa minuman Fanta merah 2 botol besar. Dia melihat sejenak pada aksi Mr.
Rasyid yg sedang mengerjai Meyta itu dgn senyum-senyum. Sementara itu Meyta yg terkejut dgn
kedatangan Kumar tersebut, merasa sangat malu dan mencoba melepaskan diri dari Mr. Rasyid,
akan tetapi Mr. Rasyid dgn kuat tetap memeluk Meyta dan melanjutkan kegiatannya itu. Kemudian
Mr. Rasyid dgn tetap menancapkan kemaluannya ke dalam kemaluan Meyta mengambil posisi
duduk di kursi dgn kedua kakinya terjulur mengangkang di lantai dan Meyta berada dalam posisi
duduk di atas pinggul Mr. Rasyid dgn kedua kakinya terkangkang di samping kiri kanan pinggul Mr.
Rasyid. Kemaluan Mr. Rasyid tetap berada dalam kemaluan Meyta dan sekarang kedua tangan Mr.
Rasyid memegang pinggul Meyta dan mengangkat ke atas dan menekan kembali ke bawah berulang-
ulang sehingga kemaluan Meyta sekarang yg terlihat aktif menelan dan mengeluarkan kemaluan
hitam besar itu.Beritaseks
Sementara itu Kumar Punjab yg sudah meletakkan minuman yg dibawanya ke atas meja, dgn cepat
segera melepaskan baju yg dikenakannya beserta sekalian CD-nya, sehingga telanjang bulat. Terlihat
senjatanya yg tak kalah besarnya dgn Mr. Rasyid sudah tegang siap tempur. Tubuhnya tegap berbulu
dgn kedua pahanya yg gempal juga ditutupi rambut tebal. Kemudian Kumar mendekati kedua orang
yg sedang bergelut di kursi itu dan berjongkok di antara kedua kaki Mr. Rasyid yg terbuka, sehingga
posisinya tepat berada di belakang bokong Meyta.
Melihat itu Meyta segera menyadari akan bahaya yg bakal menimpanya dan mencoba
memberontak, akan tetapi dgn cepat kedua tangan Mr. Rasyid segera membekap tubuh Meyta ke
arah tubuhnya, sehingga Meyta tertelungkup di atas tubuh Mr. Rasyid yg bersandar setengah tidur
pada kursi. Rupanya dalam hal mengerjai perempuan secara bersama-sama, ini bukan merupakan yg
pertama kali mereka lakukan, pada 2 minggu yg lalu, mereka juga menggarap Kinan, perempuan
manis yg bertubuh putih langsing yg bekerja pada perusahaan tempat Kumar Punjab bekerja. Masih
terbayg-bayg di benak Kumar bagaimana tubuh putih mulus Kinan menggeliat-geliat dan jeritan-
jeritan tertahan yg keluar dari mulutnya, waktu kemaluannya mulai menerobos belahan bokong
Kinan dalam posisi yg sama seperti waktu ini. Kumar bertekad untuk merasakan lagi pengalaman yg
mengasyikan itu.
Kumar yg sudah berada tepat di posisi belakang bokong Meyta, menundukan kepalanya dan
menjilat-jilat bokong Meyta. Lidahnya bermain-main pada lobang dubur Meyta, sehingga
menimbulkan perasaan yg sangat geli pada Meyta yg tak bisa dilukiskan, akibatnya tubuh Meyta
menggeliat-geliat dgn kuat dan..
“Aagghh.. jaanggaan.. jaanggaan.. lakukan itu!” Meyta berusaha melepaskan diri, akan tetapi
bekapan tangan Mr. Rasyid pada tubuhnya terlalu kuat, sehingga Meyta cuma bisa menggerak-
gerakan bokongnya ke kiri kanan, tetapi juga tak bisa bergeser terlalu jauh, karena kemaluan besar
Mr. Rasyid masih tertancap di dalam kemaluan Meyta.
Kumar melanjutkan kegiatannya itu dan sekarang dia membasahi bokong dan bagian dubur Meyta
dgn ludahnya, sementara dgn ibu jarinya yg sudah basah dgn ludah, mulai ditekan masuk ke dalam
lobang dubur Meyta dan diputar-putar di sana. Meyta terus menggeliat-geliat dan mendesah,
“Jaannggaann jaannggaan.. aadduuhh.. aadduuhh.. saakiitt.. saakiitt..!” akan tetapi Kumar tak
menanggapinya dan terus melanjutkan kegiatannya. Selang sewaktu sesudah merasa cukup
membasahinya, Kumar sambil memegang dgn tangan kiri kemaluannya yg sudah tegang itu,
menempatkan kepala kemaluannya tepat di tengah lobang masuk dubur Meyta yg sudah basah dan
licin itu.
Kemudian Kumar membuka belahan bokong Meyta lebar-lebar.
“aaduhh, janggaann! Sakkiit! aammpuunn, aammppuunn! Aagkkh” Kumar mulai mendorong masuk,
terus masuk. Sementara Meyta menjerit-jerit dan menggelepar-gelepar kesakitan. Meyta meronta-
ronta tak berdaya, cuma semakin menambah gairah Kumar untuk terus mendorong masuk. Meyta
terus menjerit, waktu perlahan seluruh kemaluan hitam besar Kumar masuk ke duburnya.
“aauugghh..! Saakkiit! jerit Meyta waktu Kumar mulai bergerak pelan-pelan keluar masuk dubur
Meyta. Akhirnya dgn tubuh berkeringat menahan sakit, Meyta terkulai lemas tertelungkup di atas
tubuh Mr. Rasyid kelelahan dan tak berdaya.
Secara berirama Kumar menekan dan menarik kemaluannya dari lobang dubur Meyta, dimana setiap
kali Kumar menekan ke bawah, bukan saja kemaluannya yg terbenam ke dalam lobang dubur Meyta,
tetapi kemaluan Mr. Rasyid juga tertekan masuk lebih dalam ke dalam lobang kemaluan Meyta.
Benar-benar sangat menyesakkan melihat kedua kemaluan besar hitam itu berada di kedua lobang
bawah Meyta. Terlihat kedua kaki Meyta yg terkangkang itu bergetar-getar lemah
setiap kali Kumar menekan masuk kemaluannya ke dalam lobang duburnya. Dalam kesakitan dan
ketakberdayaan itu, Meyta sudah pasrah menerima perlakuan kedua laki laki tersebut.
Tak lama kemudian mereka bertukar posisi, sekarang Kumar duduk melonjor di kursi dgn
kemaluannya tetap berada dalam lobang dubur Meyta, sehingga tubuh Meyta tertidur telentang di
atas tubuh Kumar dgn kedua kakinya terpentang lebar ditarik melebar oleh kedua kaki Kumar dari
bawah dan Mr. Rasyid mengambil posisi di atas Meyta. Mr. Rasyid mulai memompa kemaluannya
keluar masuk kemaluan Meyta, yg sekarang semakin basah saja, cairan pelumas yg keluar dari dalam
kemaluan Meyta mengalir ke bawah, sehingga membasahi dan melicinkan lobang duburnya, hal ini
membuat kemaluan Kumar yg sedang bekerja pada lobang duburnya menjadi licin dan lancar,
sehingga dgn perlahan-lahan perasaan sakit yg dirasakan Meyta berangsur-angsur hilang diganti dgn
perasaan nikmat yg merambat ke seluruh tubuhnya.
Meyta mulai bisa menikmati kedua kemaluan besar laki-laki tersebut yg sedang menggarap
kemaluan dan lobang duburnya. Perlahan-lahan perasaan nikmat yg dirasakannya melingkupi
segenap kesadarannya, menjalar dgn deras tak terbendung seperti air terjun yg tumpah deras ke
dalam danau penampungan, menimbulkan getaran hebat pada seluruh bagian tubuhnya, tak
terkendali dan meletup menjadi suatu orgasme yg spektakuler melandanya. Sesudah itu tubuhnya
terkulai lemas, Meyta telentang pasrah seakan-akan pingsan dgn kedua matanya terkatup. Melihat
keadaan Meyta itu semakin membangkitkan nafsu Mr. Rasyid, laki laki tersebut menjadi sangat kasar
dan kedua tangan Mr. Rasyid memegang pinggul Meyta dan laki laki tersebut menekan pinggulnya
keras-keras ke depan dan
“Aduuh.. aauugghh..!” keluh Meyta merasakan seakan-akan kemaluannya terbelah dua diterobos
kemaluan Mr. Rasyid yg besar itu. Kedua mata Meyta terbelalak, kakinya menggelepar-gelepar dgn
kuatnya diikuti tubuhnya yg meliuk-liuk menahan gempuran kemaluan Mr. Rasyid pada
kemaluannya.
Dgn buasnya Mr. Rasyid menggerakkan pinggulnya maju mundur dgn cepat dan keras, sehingga
kemaluannya keluar masuk pada kemaluan Meyta yg sempit itu. Mr. Rasyid merasa kemaluannya
seperti dijepit dan dipijit-pijit sedangkan Meyta merasakan kemaluan laki laki tersebut seakan-akan
sampai pada dadanya, mengaduk-aduk di dalamnya, di samping itu suatu perasaan yg sangat aneh
mulai terasa menjalar dari bagian bawah tubuhnya bersumber dari kemaluannya, terus ke seluruh
tubuhnya terasa sampai pada ujung-ujung jari-jarinya.
Meyta tak bisa menggambarkan perasaan yg sedang menyelimutinya, akan tetapi tubuhnya kembali
serasa mulai melayg-layg dan suatu perasaan nikmat yg tak bisa dilukiskan terasa menyelimuti
seluruh tubuhnya. Hal yg bisa dilakukannya pada waktu itu cuma mengerang-erang,
“aahh.. sshh oouusshh!” sampai suatu waktu perasaan nikmatnya itu tak bisa dikendalikan lagi
serasa menjalar dan menguasai seluruh tubuhnya dan tiba-tiba meledak membajiri keluar berupa
suatu orgasme yg dahsyat yg mengakibatkan seluruh tubuhnya bergetar tak terkendali disertai
tangannya yg menggapai-gapai seakan-akan orang yg mau tenggelam mencari pegangan. Kedua
kakinya berkelejotan. Dari mulut Meyta keluar suatu erangan,
“aaduhh.. laagii.. laagii.. oohh.. oohh..” Hal ini berlangsung kurang lebih 20 detik terus menerus.
Sementara itu kedua laki laki itu terus melakukan aktivitasnya, dgn memompa kemaluan-kemaluan
mereka keluar masuk kemaluan dan dubur. Mr. Rasyid menjadi sangat terangsang melihat ekspresi
muka Meyta dan tiba-tiba Mr. Rasyid merasakan bagian dalam kemaluan Meyta mulai bergerak-
gerak melakukan pijitan-pijitan kuat pada keseluruhan gagang kemaluannya. Gerakan kaki Meyta
disertai goygan pinggulnya mendatangkan suatu kenikmatan pada kemaluan kedua laki laki tersebut,
terasa seperti diurut-urut dan diputar-putar.
Tiba-tiba secara bersamaan Mr. Rasyid dan Kumar merasakan sesuatu gelombang yg melanda dari di
dalam tubuh mereka, mencari jalan keluar melalui kemaluan masing-masing, terasa suatu ledakan yg
tiba-tiba mendorong keluar, sehingga secara besamaan kemaluan mereka terasa membengkak
seakan-akan mau pecah dan..
“Aaduuh!” secara bersamaan tangan-tangan mereka memeluk erat-erat tubuh Meyta dan pinggul
mereka dgn kekuatan penuh yg satu menekan ke bawah dalam-dalam pada pinggul Meyta yg
mengakibatkan keseluruhan kemaluannya terbenam ke dalam kemaluan Meyta, disertai suatu
semburan air mani yg keluar dan menyemprot secara deras ke dalam kemaluan Meyta, sedang
Kumar mengangkat ke atas pinggulnya mendorong masuk kemaluan terbenam habis ke dalam
lobang dubur Meyta, sambil menyemburkan cairan kental panas ke dalam lobang dubur
Meyta. Menerima semburan cairan kental panas pada lobang kemaluan dan lobang
duburnya Meyta merasakan suatu sensasi yg tak bisa dilukiskan dgn kata-kata, cuma reaksi
tubuhnya yg bergetar-getar dan ekspresi mukanya yg seakan-akan merasakan suatu kengiluan yg tak
terbaygkan, diikuti tubuhnya yg tergolek lemas, tanpa bisa bergerak. Meyta terlena oleh
kedahsyatan orgasme yg dialaminya dan diterima dari kedua laki laki tersebut.
Sesudah beristirahat sejenak, Kumar dgn cepat segera pulih kembali dan kemaluannya sudah tegak
dgn perkasa siap tempur. Meyta yg masih telentang lemas di atas kursi tak diberi kesempatan oleh
Kumar, segera ditindihnya. Dgn cepat kemaluannya dibenamkan ke dalam kemaluan Meyta dan
Kumar Punjab terus mengerjai Meyta yg kelihatan sudah sangat lemas dan cuma bisa menuruti saja
apa yg diinginkan oleh Kumar. Berkali-kali kelihatan Meyta mengalami orgasme yg dahsyat, itu
kelihatan tiap kali dari getaran tubuhnya yg diikuti oleh kedua kakinya yg berkelejotan. Kedua
matanya terlihat sayu, seakan-akan orang yg sudah sangat mengantuk.
Mr. Rasyid dan Kumar Punjab terus mengerjai perempuan ayu tersebut secara bergantian terus-
menerus sampai menjelang sore hari. Meyta mengalami orgasme berulang-ulang sepanjang waktu
itu. Menjelang jam 5 sore mereka menghentikan kegiatannya, meninggalkan Meyta yg telentang
lemas di atas kursi dgn kaki yg terkangkang dan dari kemaluannya masih mengalir sisa-sisa air mani
dari kedua laki laki tersebut. Sejam kemudian sesudah tenaganya pulih, Meyta dgn tertatih-tatih
bangkit dari kursi dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sesudah itu bersama
Mr. Rasyid yg setengah memapahnya mereka pamitan dan Mr. Rasyid mengantar Meyta ke
rumahnya. Sepanjang jalan pulang, Meyta cuma bisa berdiam diri merenung akan apa yg baru saja
dialaminya. Ada perasaan bingung yg melanda dirinya yaitu antara perasaan puas atas kenikmatan
yg dirasakannya dan perasaan benci pada kedua laki laki tersebut atas perlakuan mereka terhadap
dirinya.Beritaseks
Kejadian ini merupakan pengalaman buruk yg terakhir yg dialami Meyta, karena tak lama kemudian
Mr. Rasyid dan para tenaga asing di group perusahaan tempat Meyta bekerja memutuskan untuk tak
lagi memperpanjang kontrak kerja mereka berhubung dgn krisis ekonomi yg terjadi yg berdampak
juga pada usaha group perusahaan tersebut. Setahun kemudian Meyta bertemu dgn seorang lelaki yg
berasal dari pulau seberang yg sangat mempesonanya dan juga sangat mencintainya dan sesudah
berpacaran beberapa bulan, mereka melanjutkan dgn pernikahan. Meyta sekarang masih tetap
bekerja pada perusahaan itu dan dalam kehidupan keluarganya hidupnya sangat berbahagia dgn
suaminya yg penuh pengertian, sehingga secara perlahan-lahan ia bisa melupakan segala kejadian
buruk yg pernah dialaminya itu, serta bisa menikmati tumpahan cinta kasih suaminya padanya.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus