UEA Klaim Tak Ada Aspek Militer dalam Aksi Melawan Qatar
WASHINGTON - Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan bahwa tidak ada aspek militer yang diambil negara-negara Arab dalam melawan Qatar. Negara kecil itu dimusuhi Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir karena dianggap mendukung terorisme.
Klaim itu disampaikan Duta Besar UEA untuk Amerika Serikat (AS) Yousef Al Otaiba kepada wartawan di Washington, hari Selasa.
”Sama sekali tidak ada komponen militer untuk apapun yang sedang kita lakukan,” kata Otaiba.
”Saya telah berbicara dan bertemu (Menteri Pertahanan AS) James Mattis empat kali dalam seminggu terakhir. Kami telah memberi kami kepastian lengkap bahwa langkah-langkah yang telah kami lakukan tidak akan mempengaruhi basis (militer) Al Udeid,” lanjut dia.
Pangkalan udara Al Udeid di Qatar merupakan rumah bagi pasukan AS dan koalisi internasional lainnya dalam memerangi kelompok Islamic State (ISIS) di Irak dan Suriah.
Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar sejak pekan lalu. Krisis diplomatik ini diikuti dengan sanksi ekonomi yang ketat terhadap Doha. Yaman, Libya dan Maladewa juga mengikuti langkah Saudi untuk memusuhi Qatar.
Doha telah membantah tudingan bahwa mereka mendukung kelompok teroris maupun kelompok milisi Syriah Iran.
Namun, Saudi dan negara-negara Arab lainnya tak peduli dengan bantahan Qatar. Mereka telah memasukkan puluhan orang dan 12 entitas yang terkait Qatar dalam daftar “kelompok teror”.
”Kami telah menunjuk 59 orang dan 12 entitas, kemungkinan Anda bisa melihat rekening bank mereka, dan mungkin juga bank mereka sendiri. Jadi, akan ada tekanan ekonomi yang meningkat, lagi-lagi karena adanya pergeseran kebijakan atau negosiasi yang mengarah pada pergeseran kebijakan,” kata Otaiba, yang dilansir Reuters, Rabu (14/6/2017).
Diplomat UEA ini menambahkan bahwa keempat negara Arab sedang menyusun dan mendaftar permintaan terhadap Qatar.
”Setiap negara memiliki daftar masing-masing, spesifikasi mereka sendiri dan oleh karena itu kami mencoba menyusun dan menyusunnya dalam satu daftar master dan segera diserahkan ke AS,” ujar Otaiba. (FAY)
Klaim itu disampaikan Duta Besar UEA untuk Amerika Serikat (AS) Yousef Al Otaiba kepada wartawan di Washington, hari Selasa.
”Sama sekali tidak ada komponen militer untuk apapun yang sedang kita lakukan,” kata Otaiba.
”Saya telah berbicara dan bertemu (Menteri Pertahanan AS) James Mattis empat kali dalam seminggu terakhir. Kami telah memberi kami kepastian lengkap bahwa langkah-langkah yang telah kami lakukan tidak akan mempengaruhi basis (militer) Al Udeid,” lanjut dia.
Pangkalan udara Al Udeid di Qatar merupakan rumah bagi pasukan AS dan koalisi internasional lainnya dalam memerangi kelompok Islamic State (ISIS) di Irak dan Suriah.
Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar sejak pekan lalu. Krisis diplomatik ini diikuti dengan sanksi ekonomi yang ketat terhadap Doha. Yaman, Libya dan Maladewa juga mengikuti langkah Saudi untuk memusuhi Qatar.
Doha telah membantah tudingan bahwa mereka mendukung kelompok teroris maupun kelompok milisi Syriah Iran.
Namun, Saudi dan negara-negara Arab lainnya tak peduli dengan bantahan Qatar. Mereka telah memasukkan puluhan orang dan 12 entitas yang terkait Qatar dalam daftar “kelompok teror”.
”Kami telah menunjuk 59 orang dan 12 entitas, kemungkinan Anda bisa melihat rekening bank mereka, dan mungkin juga bank mereka sendiri. Jadi, akan ada tekanan ekonomi yang meningkat, lagi-lagi karena adanya pergeseran kebijakan atau negosiasi yang mengarah pada pergeseran kebijakan,” kata Otaiba, yang dilansir Reuters, Rabu (14/6/2017).
Diplomat UEA ini menambahkan bahwa keempat negara Arab sedang menyusun dan mendaftar permintaan terhadap Qatar.
”Setiap negara memiliki daftar masing-masing, spesifikasi mereka sendiri dan oleh karena itu kami mencoba menyusun dan menyusunnya dalam satu daftar master dan segera diserahkan ke AS,” ujar Otaiba. (FAY)
Post A Comment: