Presiden Korsel: Jangan Ada Perang Lagi di Semenanjung Korea
Seoul - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-In menyerukan semua pihak tetap tenang dalam menghadapi Korea Utara (Korut). Presiden Moon menegaskan, perang tidak seharusnya kembali pecah di Semenanjung Korea.
Ketegangan semakin memuncak setelah terjadi perang kata-kata antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan rezim Korut yang dipimpin Kim Jong-Un. Pekan lalu, Trump memperingatkan Korut akan menghadapi 'api dan kemarahan', jika rezim komunis itu terus mengancam AS. Sejumlah pihak menginterpretasikan komentar Trump tersebut sebagai ancaman nuklir.
Ketegangan semakin memuncak setelah terjadi perang kata-kata antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan rezim Korut yang dipimpin Kim Jong-Un. Pekan lalu, Trump memperingatkan Korut akan menghadapi 'api dan kemarahan', jika rezim komunis itu terus mengancam AS. Sejumlah pihak menginterpretasikan komentar Trump tersebut sebagai ancaman nuklir.
Otoritas Korut kemudian balik mengancam akan melancarkan serangan rudal ke Guam, wilayah AS yang berada di kawasan Pasifik. Sehari kemudian Trump balik mengancam kembali dengan mengatakan bahwa opsi militer terhadap Korut telah 'terkunci dan siap'. Pemimpin-pemimpin dunia mendesak AS dan Korut untuk menahan diri dan tetap tenang. Salah satunya Presiden China Xi Jinping dan Presiden Korsel Moon Jae-In.
"Hentikan segera semua provokasi dan retorika saling bermusuhan, daripada memperburuk situasi lebih lanjut," tegas Presiden Moon seperti dilansir AFP, Senin (14/8/2017).
"Hentikan segera semua provokasi dan retorika saling bermusuhan, daripada memperburuk situasi lebih lanjut," tegas Presiden Moon seperti dilansir AFP, Senin (14/8/2017).
Kepada AS, Presiden Moon meminta pemerintahan Trump untuk menyelesaikan krisis secara damai. AS merupakan sekutu dekat dan penjamin keamanan Korsel. "Prioritas tertinggi kita adalah kepentingan nasional Republik Korea (Korsel) dan kepentingan kita ada pada perdamaian," ucap Presiden Moon di hadapan para penasihatnya.
"Kita tidak bisa menghadapi perang lagi di Semenanjung Korea," tegasnya. Pernyataan ini merujuk pada Perang Korea tahun 1950-1953 lalu yang merenggut lebih dari 1 juta nyawa dan memicu kehancuran di Korea serta memisahkan Korsel dengan Korut.
"Kita tidak bisa menghadapi perang lagi di Semenanjung Korea," tegasnya. Pernyataan ini merujuk pada Perang Korea tahun 1950-1953 lalu yang merenggut lebih dari 1 juta nyawa dan memicu kehancuran di Korea serta memisahkan Korsel dengan Korut.
"Saya yakin AS akan mengatasi situasi terbaru dengan ketenangan dan cara yang bertanggung jawab, sejalan dengan arah kebijakan kami," imbuh Presiden Moon.
Pada Senin (14/8) waktu setempat, Kepala Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Joseph Dunford, mengunjungi Seoul sebagai bagian dari kunjungan resmi. Selain ke Seoul, Dunford juga akan mengunjungi China dan Jepang. Dalam kunjungannya, Dunford menemui Presiden Moon. Di sisi lain, kunjungan Dunford ini menjadi sorotan karena dilakukan saat AS sedang terlibat ketegangan dengan Korut, negara tetangga Korsel.
Menjelaskan kepada wartawan, juru bicara Presiden Moon, Park Su-Hyun menyatakan, Dunford telah menjelaskan bahwa AS hanya akan mengambil aksi militer terhadap Korut, jika seluruh cara diplomatik dan sanksi ekonomi gagal. "Dia mengatakan, semua orang berharap menyelesaikan situasi terkini tanpa perang," tegasnya. (FAY)
Pada Senin (14/8) waktu setempat, Kepala Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Joseph Dunford, mengunjungi Seoul sebagai bagian dari kunjungan resmi. Selain ke Seoul, Dunford juga akan mengunjungi China dan Jepang. Dalam kunjungannya, Dunford menemui Presiden Moon. Di sisi lain, kunjungan Dunford ini menjadi sorotan karena dilakukan saat AS sedang terlibat ketegangan dengan Korut, negara tetangga Korsel.
Menjelaskan kepada wartawan, juru bicara Presiden Moon, Park Su-Hyun menyatakan, Dunford telah menjelaskan bahwa AS hanya akan mengambil aksi militer terhadap Korut, jika seluruh cara diplomatik dan sanksi ekonomi gagal. "Dia mengatakan, semua orang berharap menyelesaikan situasi terkini tanpa perang," tegasnya. (FAY)
Post A Comment: