CERITA HOT- Kenalin saya Nining, tempat tinggal di Malang, Jawatimur. Saya yang sekarang tinggal bersama keponakan saya yang masih duduk dibangku SMP sementara saya sudah di bangku kuliah.
Adik sepupu saya tinggal bersama untuk menemani saya di rumah. Karena bokap nyokap saya yang sibuk kerja di luar jawa, lebih tepatnya di Bali untuk mengerjakan proyek. Selain itu adik sepupu saya yang bernama Rivan sengaja dititipkan orang tua nya yang dari Solo untuk menempuh pendidikan SMP di Malang saja.
Nah, awal ceritanya, entah tanggal berapa ??
Saya agak lupa untuk mengingatnya. Sehabisnya pulang dari aktifitas kampus , saya langsung beres beres rumah karena di rumah tidak ada yang mengurusi selain saya sendiri , terhitung saya anak yang mandiri. Kayak hari-hari biasanya habis beres-beres rumah terasa pegel-pegel sekali nih badan. Kalo pegal begini, biasa nya saya tinggal panggil tukang pijit dan berhubung tukang pijitnya lagi banyak langganan terpaksa aku menyuruh adik sepupuku yang berama Rivan untuk segera memijatku. Karena badanku sudah sangat pegal sekali.
Lalu ku panggil lah si Rivan dan mendekat, mumpung dia masih di rumah dan belom punya aktifitas pada sore hari. Rivan pun menuruti apa yang kusuruh. Dengan posisi tubuh ku yang sudah tergeletak kecapean karena beres-beres rumah tadi, Rivan pun saya suruh untuk mijitin tubuhku.
Kemudian saya tiduran di atas sofa depan ruang tv dan Rivan mulai memijitku secara perlahan-lahan. Ternyata enak juga pijitannya Rivan, dengan pijitan yang bertenaga.
Tangannya kuat sekali untuk menekan nekan tubuh saya ini. Lumayan itung –itung utang budi ke saya karena saya yang beres-beres sendiri.
“ Rivan . . .haduhh. . .pijitannnya agak pelan sedikit duoonk??”
kok mijitnya miring kesana kemari ..??
yang urut ya Rivan??” rontaku kesakitan sedikit.
“ Lha kakak , posisi nya gak enak kok ??
Rivan kan jadi kesusahan ??” jawab sepupu ku.
“ Oiya , kamu tindih langsung aja paha kakak ,biar kamu lebih enakan posisinya mijitin kakak??”ucap saya.
“Hmm…lah gimana oooo kak Nining..??” jawab Rivan.
“ Hmmm..kok gimana ???
langsung aja tindih paha Kakak dari atas kamu ya Van?” jawab saya.
“ Iya ,Kak . Tapi Rivan , , ,, ??”
“ Heleeeeh. . .gak usah pake tapi deh??” jawab saya.
“ Biasanya kan juga begitu dek . .. Ayo Dek Rivan??”
Kemudian saya segera tarik tangannya dan memaksa Rivan untuk menindih pahaku dari atas karena kalo memijit dari arah samping terasa gak enak dan nyeri seperti biasanya kalo memijit saya dari arah samping.
Lalu Rivan akhirnya mau dan duduk menindih kedua pahaku belakang deket bokong sebagai pangkuannya.
Lalu mulai lah Rivan memijat seluruh punggungku yang agak kaku ini. Namun , yang saya rasakan saat memijat kok , tangan nya sedikit gemetaran ya ??
saya jadi heran ??
makin kelamaan , saya makin geli dan duduk nya Rivan sedikit gemeteran dan tak karuan dan nafasnya agak terengah –engah.
“ Heeey…kamu kenapa dik Rivan??
Lagi sakit atau gimana??” tanya saya.
“ Gak kok Kak??”
Namun dengan duduk yang tak karuan nyaman nya, kadang geser ke kiri dan ke kanan. Sementara bokongnya kelihatannya tidak di tempelkan ke arah bokongku, dan bokongnya sedikit mengangkat. Terus saya menyuruh nya buat pindah tempat dan posisi.
Lalu saya segera bangun dan duduk berdampingan mendekati. Mau menanyakan saja .
“ Kamu kenapa tho Dik Rivan??”
“ Itu bokongmu kok kamu angkat, memang kenapa??
Ko gak seperti biasanya ???
apa udunan kamu ?”
dengan tangan yang mencubit bokongnya.
“Dak papa kok Kak Nining….?” Ucapnya
sambil menghindar dari cubitan tanganku.
Eh , malah tanganku yang tersenggol ke celananya bagian selakangan yang sepertinya sedikit menonjol pada bagian celana di daerah situ. Dengan melihat itu, seperti rasanya timbul rasa penasaranku dan rasa isengku.
Karena Rivan kalau main masih kayak anak SD aja , asal sesukanya sendiri dan ngawur.
“ Lhoooh. . .lhooh. . .Lhoooh itu celana mu napa tho dek Rivan….??” Ucapku .
“ kok menonjol begitu ..??”
Mendengar ucapanku speeti itu , dek Rivan sepertinya malu dan memerah mukanya. Kemudian dia berdiri dan menghindar dari saya, namun segera saya tahan dan saya tarik tangannya untuk duduk saja. kemudian tangan saya mengarah pada celananya dan menggerayanginya.
Lalu saya raba dan sentuh pada benjolan itu.
“uh…jangan Kak Ning. . .Rivan malu…” jawabnya.
Hahaha. …. .dasarnya saya yang pingin dan nakal, lalu saya sedikit ancam dan sambil melotot. Lalu Rivan diam seketika dan tanganku segera beranjak memegang benjolan tersebut. Heran saya di buatnya, lalu saya buka resleting celana nya dan segera saya tarik barangnya yang sudah keras dan
WOOOOOOOW….
Ternyata nanmpak kontol yang besar dari balik celananya Dik Rivan. Baru sekarang dan kesampaian bisa melihat dan memegang kontol adik sepupu saya sendiri. Meskipun dengan kontol yang masih belom di sunat sepertinya ukurannya sama seperti yang sudah di sunat kebayakan.
Dengan ukuran yang gede dan panjang membuat saya geleng geleng kepala. Di samping itu Rivan hanya diam saja dan tertunduk malu , ntah gimana perasaan nya saat aku memegangi kontolnya. Namun saya cuek cuek saja dan secara perlahan lahan kemudian saya elus-elus kontolnya Dek Rivan. Lalu dia mengerang keenakan dan semakin mengeras saja kontolnya, sampe sampe urat dari kontol nya sudah terlihat mau keluar.
Terdengar Dek Rivan mendesah lagi yang tak bisa di tahan. Kemudian saya urut-urut saja dan saya remas-remas sambil pijit-pijit kepala kontolnya yang merekah itu , tertutup sama selaput pembungkus kepala kontol. Dek RIvan lalu mendesah,
“Ah. . . .Uhhh. . “
Saya mainkan dan saya genggam kencang kontolnya Dek Rivan dan mulai saya gerakin kocokan kocokan secara perlahan dan lembut.
Makin lama saya gerakan semakin cepat, lalu badan dek Rivan ikut menggeliat and menegang, dengan kepalanya mengangkat ke atas. Dan menggerang lagi. . .
“AAAAAHHH……..”
Semakin kencang kontol Rivan saya kocok, semakin menggeliat badan Rivan membuat saya tersenyum geli melihatnya. Sampai erangan Rivan makin mengeras,
“Ah. . .Uh. . . .”
Dan badannya makin menggeliat, hingga mungkin sudah tak tahan…,
lalu dik Rivan memeluk saya dengan erat. Mulanya saya kaget akan reaksinya, tapi saya biarkan saja, karena ke asyikan mengocok kontol Rivan . Rupanya Rivan sudah semakin menggeliat, hingga tangannya entah sadar atau tidak ikut menggeliat juga, meraba tubuh dan bukit kembar saya.
“Aduh. . . Dik Rivan …, kenapa..???” tegur saya,
sambil tetap mengocok kontol Rivan,
“Ah. . .Uh. . ...”
Hanya itu yang Rivan ucapkan. Sementara tangannya meremas-remas payudara ku, dan remasannya yang kuat membuatku merasakan sensasi yang lain.
Dan saya biarkan saja Rivan meremas payudara ku, lalu dia juga menyingkap baju kaos yang saya kenakan sehingga kelihatan BH saya dan meremas remas payudara ku lagi hingga keluar dari BH .
“Acchh…, accchh” erang Rivan,
Sex Ponakan Yang Lugu | Saya mulai merasakan kenikmatan tersendiri pada saat payudaraku tidak terbungkus BH diremas oleh tangan Rivan dengan kuat, sedangkan kontolnya tetap saja saya mainkan dan saya kocok-kocok. Entah naluri apa yang ada pada Rivan, hingga dia nekat menyosor payudaraku dan menghisap putting saya layaknya anak bayi yang sedang menyusu ibunya.
“Aduh…, Rivan …, aduhh”
Hanya itu yang mampu say ucapkan. Dan payudaraku mulai mengeras, keduanya di hisap dan di kulum secara bergantian oleh Dik Rivan . Saya juga mulai menggeliat, saya tarik kepala Dik Rivan dari payudara, lalu saya dekatkan ke wajah. Saya cium bibirnya dengan nafsu yang muncul secara tiba-tiba dan Dik Rivan balas mencium.
Bibir kami berdua saling memagut, lidah bertemu lidah saling mengadu dan menjilati satu sama lain. Tangan Dik Rivan menggerayangi tubuh saya untuk melepaskan baju dan BH. Sehingga sekarang saya bugil sebatas dada.
Saya lepaskan juga baju yang dipakai Dik Rivan, dan segera saya pelorotkan celananya sehingga Rivan bugil tanpa sehelai kain yang menutupinya.
Kembali k saya kocok kontolnya, sedangkan Rivan kembali menyosor payudara yang sudah keras membukit dan memuncak. Perlahan tangan Rivan menelusuri celana saya lalu menyelusup masuk ke dalam nya,
“Oh. . . Ah. . .. Aucchh…, Auccchh”,
Sex Ponakan Yang Lugu | Saya dan Rivan terus mengerang dan menggelinjang. Tangan Rivan menyelusup ke dalam CD saya , lalu mengusap-ngusap memek saya.
“Auuuu. . .Aduuuhh…, Rivan ..” erangku,
Sementara jarinya mulai memasukkan ke dalam memek yang mulai saya rasakan sedikit basah, dan Rivan mempermainkan jarinya di dalam memek.
“Accchh…, aduuuhh…, acccchh..”.
Tak tahan lagi, Rivan menarik lepas rok dan celana dalamku, hingga akhirnya saya kini telanjang bulat. Kemudian Rivan mencium bibirku dan saya tetap mengocok kontolnya, sedangkan jarinya bermain di dalam memek.
“Auuuhh..Ahhh. . .. Oh… . . ”
Hanya erangan tertahan karena tersumbat bibir Rivan yang keluar dari mulut saya. Kemudian Rivan berhenti menciumku, lalu dia mengambil posisi menindih tubuhku dan saya membiarkan saja apa yang akan dilakukan Dik RIvan.
Karena kenikmatan itu sudah mulai terasa mengaliri pembuluh darah dan tiba-tiba saya rasakan sakit yang teramat sangat di selangkangan.
“AH. . . . Ohhh. . . Aaccccchh…”
“Rivan .., apa yang kau lakukan..”, tanyaku.
Tapi sudah terlanjur dan terlambat, rupanya Rivan sudah memasukkan batang kontolnya ke dalam memek saya, dan seperti tidak mendengarkan pertanyaanku.
Rivan mulai mengoyang batang kontol nya naik turun dalam memek yang semakin berlendir yang mengalir membasahi memekku.
“Auuuh. . . Auuccchh…, Rivan …, aduuhh Rivan ..”, erangku.
Badanku semakin menggelinjang, saya jepit badan Rivan dengan kedua kakiku sementara tanganku memeluk erat dan sedikit mencakar dengan kuku saya di bagian punggung dik Rivan..
Semakin kencang goyangan kontol Rivan dan semakin keras pula erangan kami berdua.
“Aaaaahh. . . UUUhh,,,,,Accch…, OOuuuh. ..” Dan akhirnya saya rasakan sesuatu yang sangat nikmat yang terdorong dari dalam…, dan erangan panjang saya dan Rivan,
“AAaahh………….”.
Secara bersamaan semprotan air pejuh Rivan muncrat di dalam memek saya dan semburan air maniku yang menciptakan kenikmatan yang tak pernah saya rasakan dan terbayangkan sebelumnya. Rivan menarik keluar batang kontolnya, lalu berbaring di samping.
Kami berdua saling bertatapan, seperti ada penyesalan tentang apa yang telah terjadi, akan tetapi rupanya nafsu kami berdua lebih kuat lagi. Lalu saya raih kembali dan saya dekatkan wajahku ke wajah Rivan, kami lalu berciuman lagi dan saling melumat.
Kemudian saya pegang erat batang kontol Dik Rivan, sehingga kembali menegang dan kembali lagi kami melakukan hubungan badan tersebut hingga beberapa kali.
Dan pada hari ini saya dan Rivan, bila ada kesempatan masih mencuri waktu dan tempat untuk melakukan hubungan badan, karena mengejar kenikmatan yang sungguh luar biasa, kadang di kamar saya ,atau pun di kamar Dik Rivan, kadang kadang di ruang dapur juga. Itulah sebagian cerita seks saya, yang saya ceritakan. Tunggu cerita saya selanjutnya.
Sekian.
Adik sepupu saya tinggal bersama untuk menemani saya di rumah. Karena bokap nyokap saya yang sibuk kerja di luar jawa, lebih tepatnya di Bali untuk mengerjakan proyek. Selain itu adik sepupu saya yang bernama Rivan sengaja dititipkan orang tua nya yang dari Solo untuk menempuh pendidikan SMP di Malang saja.
Nah, awal ceritanya, entah tanggal berapa ??
Saya agak lupa untuk mengingatnya. Sehabisnya pulang dari aktifitas kampus , saya langsung beres beres rumah karena di rumah tidak ada yang mengurusi selain saya sendiri , terhitung saya anak yang mandiri. Kayak hari-hari biasanya habis beres-beres rumah terasa pegel-pegel sekali nih badan. Kalo pegal begini, biasa nya saya tinggal panggil tukang pijit dan berhubung tukang pijitnya lagi banyak langganan terpaksa aku menyuruh adik sepupuku yang berama Rivan untuk segera memijatku. Karena badanku sudah sangat pegal sekali.
Lalu ku panggil lah si Rivan dan mendekat, mumpung dia masih di rumah dan belom punya aktifitas pada sore hari. Rivan pun menuruti apa yang kusuruh. Dengan posisi tubuh ku yang sudah tergeletak kecapean karena beres-beres rumah tadi, Rivan pun saya suruh untuk mijitin tubuhku.
Kemudian saya tiduran di atas sofa depan ruang tv dan Rivan mulai memijitku secara perlahan-lahan. Ternyata enak juga pijitannya Rivan, dengan pijitan yang bertenaga.
Tangannya kuat sekali untuk menekan nekan tubuh saya ini. Lumayan itung –itung utang budi ke saya karena saya yang beres-beres sendiri.
“ Rivan . . .haduhh. . .pijitannnya agak pelan sedikit duoonk??”
kok mijitnya miring kesana kemari ..??
yang urut ya Rivan??” rontaku kesakitan sedikit.
“ Lha kakak , posisi nya gak enak kok ??
Rivan kan jadi kesusahan ??” jawab sepupu ku.
“ Oiya , kamu tindih langsung aja paha kakak ,biar kamu lebih enakan posisinya mijitin kakak??”ucap saya.
“Hmm…lah gimana oooo kak Nining..??” jawab Rivan.
“ Hmmm..kok gimana ???
langsung aja tindih paha Kakak dari atas kamu ya Van?” jawab saya.
“ Iya ,Kak . Tapi Rivan , , ,, ??”
“ Heleeeeh. . .gak usah pake tapi deh??” jawab saya.
“ Biasanya kan juga begitu dek . .. Ayo Dek Rivan??”
Kemudian saya segera tarik tangannya dan memaksa Rivan untuk menindih pahaku dari atas karena kalo memijit dari arah samping terasa gak enak dan nyeri seperti biasanya kalo memijit saya dari arah samping.
Lalu Rivan akhirnya mau dan duduk menindih kedua pahaku belakang deket bokong sebagai pangkuannya.
Lalu mulai lah Rivan memijat seluruh punggungku yang agak kaku ini. Namun , yang saya rasakan saat memijat kok , tangan nya sedikit gemetaran ya ??
saya jadi heran ??
makin kelamaan , saya makin geli dan duduk nya Rivan sedikit gemeteran dan tak karuan dan nafasnya agak terengah –engah.
“ Heeey…kamu kenapa dik Rivan??
Lagi sakit atau gimana??” tanya saya.
“ Gak kok Kak??”
Namun dengan duduk yang tak karuan nyaman nya, kadang geser ke kiri dan ke kanan. Sementara bokongnya kelihatannya tidak di tempelkan ke arah bokongku, dan bokongnya sedikit mengangkat. Terus saya menyuruh nya buat pindah tempat dan posisi.
Lalu saya segera bangun dan duduk berdampingan mendekati. Mau menanyakan saja .
“ Kamu kenapa tho Dik Rivan??”
“ Itu bokongmu kok kamu angkat, memang kenapa??
Ko gak seperti biasanya ???
apa udunan kamu ?”
dengan tangan yang mencubit bokongnya.
“Dak papa kok Kak Nining….?” Ucapnya
sambil menghindar dari cubitan tanganku.
Eh , malah tanganku yang tersenggol ke celananya bagian selakangan yang sepertinya sedikit menonjol pada bagian celana di daerah situ. Dengan melihat itu, seperti rasanya timbul rasa penasaranku dan rasa isengku.
Karena Rivan kalau main masih kayak anak SD aja , asal sesukanya sendiri dan ngawur.
“ Lhoooh. . .lhooh. . .Lhoooh itu celana mu napa tho dek Rivan….??” Ucapku .
“ kok menonjol begitu ..??”
Mendengar ucapanku speeti itu , dek Rivan sepertinya malu dan memerah mukanya. Kemudian dia berdiri dan menghindar dari saya, namun segera saya tahan dan saya tarik tangannya untuk duduk saja. kemudian tangan saya mengarah pada celananya dan menggerayanginya.
Lalu saya raba dan sentuh pada benjolan itu.
“uh…jangan Kak Ning. . .Rivan malu…” jawabnya.
Hahaha. …. .dasarnya saya yang pingin dan nakal, lalu saya sedikit ancam dan sambil melotot. Lalu Rivan diam seketika dan tanganku segera beranjak memegang benjolan tersebut. Heran saya di buatnya, lalu saya buka resleting celana nya dan segera saya tarik barangnya yang sudah keras dan
WOOOOOOOW….
Ternyata nanmpak kontol yang besar dari balik celananya Dik Rivan. Baru sekarang dan kesampaian bisa melihat dan memegang kontol adik sepupu saya sendiri. Meskipun dengan kontol yang masih belom di sunat sepertinya ukurannya sama seperti yang sudah di sunat kebayakan.
Dengan ukuran yang gede dan panjang membuat saya geleng geleng kepala. Di samping itu Rivan hanya diam saja dan tertunduk malu , ntah gimana perasaan nya saat aku memegangi kontolnya. Namun saya cuek cuek saja dan secara perlahan lahan kemudian saya elus-elus kontolnya Dek Rivan. Lalu dia mengerang keenakan dan semakin mengeras saja kontolnya, sampe sampe urat dari kontol nya sudah terlihat mau keluar.
Terdengar Dek Rivan mendesah lagi yang tak bisa di tahan. Kemudian saya urut-urut saja dan saya remas-remas sambil pijit-pijit kepala kontolnya yang merekah itu , tertutup sama selaput pembungkus kepala kontol. Dek RIvan lalu mendesah,
“Ah. . . .Uhhh. . “
Saya mainkan dan saya genggam kencang kontolnya Dek Rivan dan mulai saya gerakin kocokan kocokan secara perlahan dan lembut.
Makin lama saya gerakan semakin cepat, lalu badan dek Rivan ikut menggeliat and menegang, dengan kepalanya mengangkat ke atas. Dan menggerang lagi. . .
“AAAAAHHH……..”
Semakin kencang kontol Rivan saya kocok, semakin menggeliat badan Rivan membuat saya tersenyum geli melihatnya. Sampai erangan Rivan makin mengeras,
“Ah. . .Uh. . . .”
Dan badannya makin menggeliat, hingga mungkin sudah tak tahan…,
lalu dik Rivan memeluk saya dengan erat. Mulanya saya kaget akan reaksinya, tapi saya biarkan saja, karena ke asyikan mengocok kontol Rivan . Rupanya Rivan sudah semakin menggeliat, hingga tangannya entah sadar atau tidak ikut menggeliat juga, meraba tubuh dan bukit kembar saya.
“Aduh. . . Dik Rivan …, kenapa..???” tegur saya,
sambil tetap mengocok kontol Rivan,
“Ah. . .Uh. . ...”
Hanya itu yang Rivan ucapkan. Sementara tangannya meremas-remas payudara ku, dan remasannya yang kuat membuatku merasakan sensasi yang lain.
Dan saya biarkan saja Rivan meremas payudara ku, lalu dia juga menyingkap baju kaos yang saya kenakan sehingga kelihatan BH saya dan meremas remas payudara ku lagi hingga keluar dari BH .
“Acchh…, accchh” erang Rivan,
Sex Ponakan Yang Lugu | Saya mulai merasakan kenikmatan tersendiri pada saat payudaraku tidak terbungkus BH diremas oleh tangan Rivan dengan kuat, sedangkan kontolnya tetap saja saya mainkan dan saya kocok-kocok. Entah naluri apa yang ada pada Rivan, hingga dia nekat menyosor payudaraku dan menghisap putting saya layaknya anak bayi yang sedang menyusu ibunya.
“Aduh…, Rivan …, aduhh”
Hanya itu yang mampu say ucapkan. Dan payudaraku mulai mengeras, keduanya di hisap dan di kulum secara bergantian oleh Dik Rivan . Saya juga mulai menggeliat, saya tarik kepala Dik Rivan dari payudara, lalu saya dekatkan ke wajah. Saya cium bibirnya dengan nafsu yang muncul secara tiba-tiba dan Dik Rivan balas mencium.
Bibir kami berdua saling memagut, lidah bertemu lidah saling mengadu dan menjilati satu sama lain. Tangan Dik Rivan menggerayangi tubuh saya untuk melepaskan baju dan BH. Sehingga sekarang saya bugil sebatas dada.
Saya lepaskan juga baju yang dipakai Dik Rivan, dan segera saya pelorotkan celananya sehingga Rivan bugil tanpa sehelai kain yang menutupinya.
Kembali k saya kocok kontolnya, sedangkan Rivan kembali menyosor payudara yang sudah keras membukit dan memuncak. Perlahan tangan Rivan menelusuri celana saya lalu menyelusup masuk ke dalam nya,
“Oh. . . Ah. . .. Aucchh…, Auccchh”,
Sex Ponakan Yang Lugu | Saya dan Rivan terus mengerang dan menggelinjang. Tangan Rivan menyelusup ke dalam CD saya , lalu mengusap-ngusap memek saya.
“Auuuu. . .Aduuuhh…, Rivan ..” erangku,
Sementara jarinya mulai memasukkan ke dalam memek yang mulai saya rasakan sedikit basah, dan Rivan mempermainkan jarinya di dalam memek.
“Accchh…, aduuuhh…, acccchh..”.
Tak tahan lagi, Rivan menarik lepas rok dan celana dalamku, hingga akhirnya saya kini telanjang bulat. Kemudian Rivan mencium bibirku dan saya tetap mengocok kontolnya, sedangkan jarinya bermain di dalam memek.
“Auuuhh..Ahhh. . .. Oh… . . ”
Hanya erangan tertahan karena tersumbat bibir Rivan yang keluar dari mulut saya. Kemudian Rivan berhenti menciumku, lalu dia mengambil posisi menindih tubuhku dan saya membiarkan saja apa yang akan dilakukan Dik RIvan.
Karena kenikmatan itu sudah mulai terasa mengaliri pembuluh darah dan tiba-tiba saya rasakan sakit yang teramat sangat di selangkangan.
“AH. . . . Ohhh. . . Aaccccchh…”
“Rivan .., apa yang kau lakukan..”, tanyaku.
Tapi sudah terlanjur dan terlambat, rupanya Rivan sudah memasukkan batang kontolnya ke dalam memek saya, dan seperti tidak mendengarkan pertanyaanku.
Rivan mulai mengoyang batang kontol nya naik turun dalam memek yang semakin berlendir yang mengalir membasahi memekku.
“Auuuh. . . Auuccchh…, Rivan …, aduuhh Rivan ..”, erangku.
Badanku semakin menggelinjang, saya jepit badan Rivan dengan kedua kakiku sementara tanganku memeluk erat dan sedikit mencakar dengan kuku saya di bagian punggung dik Rivan..
Semakin kencang goyangan kontol Rivan dan semakin keras pula erangan kami berdua.
“Aaaaahh. . . UUUhh,,,,,Accch…, OOuuuh. ..” Dan akhirnya saya rasakan sesuatu yang sangat nikmat yang terdorong dari dalam…, dan erangan panjang saya dan Rivan,
“AAaahh………….”.
Secara bersamaan semprotan air pejuh Rivan muncrat di dalam memek saya dan semburan air maniku yang menciptakan kenikmatan yang tak pernah saya rasakan dan terbayangkan sebelumnya. Rivan menarik keluar batang kontolnya, lalu berbaring di samping.
Kami berdua saling bertatapan, seperti ada penyesalan tentang apa yang telah terjadi, akan tetapi rupanya nafsu kami berdua lebih kuat lagi. Lalu saya raih kembali dan saya dekatkan wajahku ke wajah Rivan, kami lalu berciuman lagi dan saling melumat.
Kemudian saya pegang erat batang kontol Dik Rivan, sehingga kembali menegang dan kembali lagi kami melakukan hubungan badan tersebut hingga beberapa kali.
Dan pada hari ini saya dan Rivan, bila ada kesempatan masih mencuri waktu dan tempat untuk melakukan hubungan badan, karena mengejar kenikmatan yang sungguh luar biasa, kadang di kamar saya ,atau pun di kamar Dik Rivan, kadang kadang di ruang dapur juga. Itulah sebagian cerita seks saya, yang saya ceritakan. Tunggu cerita saya selanjutnya.
Sekian.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus