Togel168.com - kali ini menceritakan pengalaman sexs
pribadi dari mahasiswi yang mempunyai kepribadin sex lesbi antara ibu
kos, dan teman kosnya. Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita
dewasa ini.Sebelum memulai ceritaku perkenalkan Aku adalah seorang
mahasiswi disebuah universitas swasta di kota “ B ”, sebut saja namaku
Sevi. Awal mula aku mengalami hubuunganku dengan seorang wanita yang
mengubah orientasi seksualku menjadi seorang biseksual. Aku melakukan
percintaan sesama jenis ketika usiaku 21 tahun dengan seorang wanita
berusia 45 tahun, entah mengapa semuanya terjadi begitu saja terjadi
mungkin ada dorongan libidoku yang ikut menunjang semua itu dan semua
ini telah kuceritakan dalam situs ini.
Awal mula aku melakukan hubungan sexs sesama jenis yitu dengan ibu
kosku, dia bernama Tante Asih, suaminya seorang pedagang yang sering
keluar kota. Dan akibat dari pengalaman bercinta dengannya aku mendapat
pelayanan istimewa dari Ibu Kosku. tetapi aku tak ingin menjadi lesbian
sejati, sehingga aku sering menolak bila diajak bercinta dengannya,
walaupun Tante Asih sering merayuku tetapi aku dapat menolaknya dengan
cara yang halus, dengan alasan ada laporan yang harus kukumpulkan besok,
atau ada test esok hari sehingga aku harus konsentrasi belajar, semula
aku ada niat untuk pindah kos tetapi Tante Maria memohon agar aku tidak
pindah kos dengan syarat aku tidak diganggu lagi olehnya, dan ia pun
setuju. Sehingga walaupun aku pernah bercinta dengannya seperti seorang
suami istri tetapi aku tak ingin jatuh cinta kepadanya, kadang aku
kasihan kepadanya bila ia sangat memerlukanku tetapi aku harus seolah
tidak memperdulikannya. Kadang aku heran juga dengan sikapnya ketika
suaminya pulang kerumah mereka seakan tidak akur, sehingga mereka berada
pada kamar yang terpisah.
Pada suatu hari ketika aku pulang malam hari setelah menonton bioskop
dengan teman priaku, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul setengah
sebelas malam, karena aku mempunyai kunci sendiri maka aku membuka pintu
depan, suasana amat sepi lampu depan sudah padam, kulihat lampu menyala
dari balik pintu kamar kos pramugari itu,
“ Rupanya dia sudah datang ,” gumamku, aku langsung menuju kamarku yang
letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. aku bersihkan wajahku
dan berganti pakaian dengan baju piyamaku, lalu aku menuju ke
pembaringan, tiba-tiba terdengar rintihan-rintihan yang aneh dari kamar
sebelah. Aku jadi penasaran karena suara itu sempat membuatku takut,
kucoba memberanikan diri untuk mengintip kamar sebelah karena kebetulan
ada celah udara antara kamarku dengan kamar pramugari itu, walaupun
ditutup triplek aku mencoba untuk melobanginya, kuambil meja agar aku
dapat menjangkau lubang udara yang tertutup triplek itu.
Kemudian pelan-pelan kutusukan gunting tajam agar triplek itu
berlobang, betapa terkejutnya aku ketika kulihat pemandangan di kamar
sebelahku. Aku melihat Tante Asih menindih seorang wanita yang kelihatan
lebih tinggi, berkulit putih, dan berambut panjang, mereka berdua dalam
keadaan bugil, lampu kamarnya tidak dipadamkan sehingga aku dapat
melihat jelas Tante Asih sedang berciuman bibir dengan wanita itu yang
mungkin pramugari itu. Ketika Tante Asih menciumi lehernya, aku dapat
melihat wajah pramugari itu, dan ia sangat cantik wajahnya bersih dan
mempunyai ciri khas seorang keturunan ningrat. Ternyata pramugari itu
juga terkena rayuan Tante Asih, Dia memang sangat mahir membuat wanita
takluk kepadanya, dengan sangat hati-hati Tante Asih menjilati leher dan
turun terus ke bawah. Bibir pramugari itu menganga dan mengeluarkan
desahan-desahan birahi yang khas, wajahnya memerah dan matanya tertutup
sayu menikmati kebuasan Tante Asih menikmati tubuhnya itu. Tanganya
mulai memilih puting payudara pramugari itu, sementara bibirnya
menggigit kecil puting payudara sebelahnya. Tiba-tiba Jantungku berdetak
sangat kencang sekali menikmati adegan itu, belum pernah aku melihat
adegan lesbianisme secara langsung, walaupun aku pernah merasakannya.
Dan ini membuat libidiku naik tinggi sekali, aku tak tahan berdiri lama,
kakiku gemetaran, lalu aku turun dari meja tempat aku berpijak, walau
aku masih ingin menyaksikan adegan mereka berdua.
Jantungkupun berdebar tidak karuan. Entah mengapa aku juga ingin
mengalami seperti yang mereka lakukan. Lalu jariku kuarahkan keliang
vaginaku, dan kuraba klitorisku, seiring erangan-erangan dari kamar
sebelah aku bermasturbasi sendiri. Tangan kananku menjentik-jentikan
klitorisku dan tangan kiriku memilin-milin payudaraku sendiri,
kubayangkan Tante Maria mencumbuiku dan aku membayangkan juga wajah
cantik pramugari itu menciumiku, dan tak terasa cairan membasahi
tanganku, walaupun aku belum orgasme tapi tiba-tiba semua gelap dan
ketika kubuka mataku, matahari pagi sudah bersinar sangat terang.
Kemudian akupun mandi membersihkan diriku, karena tadi malam aku tidak
sempat membersihkan diriku. Aku keluar kamar dan kulihat mereka berdua
sedang bercanda di sofa. Ketika aku datang mereka berdua diam seolah
kaget dengan kehadiranku. Tante Asih memperkenalkan pramugari itu
kepadaku,
“ Sevi sini!!! Kenalin ini pramugari yang tinggal disebelah kamarmu.”
Kusodorknlh tanganku kepadanya untuk berjabat tangan.
“ Hey, cantik namaku kenalin namaku Deris, aku sudah tahu namamu dari
Ibu Kos, semoga kita dapat menjadi teman yang baik ya.” Ujarnya padaku.
Kulihat sinar matanya sangat agresif kepadaku, wajahnya memang sangat
cantik, membuatku terpesona sekaligus iri kepadanya, ia memang sempurna.
Aku menjawab dengan antusias juga,
“ Hey juga kak, kamu juga cantik sekali, baru pulang tadi malam ya.” Jawabku.
Diapun mengangguk kepala saja, aku tak tahu apa lagi yang diceritakan
Tante Anis kepadanya tentang diriku, tapi aku tak peduli kami beranjak
ke meja makan. Di meja makan sudah tersedia semua masakan yang
dihidangkan oleh Tante Anis, kami bertiga makan bersama. Kurasakan ia
sering melirikku walaupun aku juga sesekali meliriknya, entah mengapa
dadaku bergetar ketika tatapanku beradu dengan tatapannya.
Tiba-tiba Tante Anis memecahkan kesunyian,
“ Hari ini Tante harus menjenguk saudara Tante yang sakit, kalau ada
telepon untuk Tante atau dari suami Tante, tolong katakan Tante ke rumah
Tante Rosa ya.” Pesan tante anis kepada kami.
Kami berdua mengangguk tanda mengerti, dan selang beberapa menit
kemudian Tante Anis pergi menuju rumah saudaranya. Dan tinggallah aku
dan Vera sang pramugari itu, untuk memulai pembicaraan aku mengajukan
pertanyaan kepadanya,
“ Kak Deris udah lama ya kos di tempat tante Anis.” Tanyaku pada Kak Deris.
“ Belum terlalu lama juga kog sev, baru setahun, tapi aku sering
bepergian, asalku sendiri dari kota “Y”, aku kos disini hanya untuk
beristirahat bila perusahaan mengharuskan aku untuk menunggu shift
disini.” Jawb kak Deris padaku.
Aku mengamati gaya bicaranya yang lemah lembut menunjukan ciri khas
daerahnya, tubuhnya tinggi semampai. Dari percakapan kami, kutahu ia
baru berumur 25 tahun. Tiba-tiba dia menanyakan hubunganku dengan Tante
Anis. Aku sempat kaget tetapi kucoba menenangkan diriku bahwa Tante Anis
sangat baik kepadaku. Tetapi rasa kagetku tidak berhenti disitu saja,
karena Pramugari itu mengakui hubungannya dengan Tante Anis sudah
merupakan hubungan percintaan.Aku pura-pura kaget,
“ Hahhh... Bagaimana mungkin kakak bercinta dengannya, apakah kakak seorang lesbian,” ktaku dengan berpura-pura polos.
“ Hufttttttttttt.... entahlah Sev, Selama ini aku tak pernah berhasil
menjalani hubungan dengan beberapa pria, aku sering dikhianati pria, aku
berusaha kuat, dan ketika kos disini aku dapat merasakan kenyamanan
dengan Tante Anis, walaupun Tante Anis bukan yang pertama bagiku, karena
aku pertama kali bercinta dengan wanita yaitu dengan seniorku.” Jawabny
padaku.
kjKini aku baru mengerti rahasianya, tetapi mengapa ia mau membocorkan
rahasianya kepadaku aku masih belum mengerti, sehingga aku mencoba
bertanya kepadanya,
“ Kog kak Deris membocorkan rahasia kakak kepadaku.” Tanyaku padanya.
“ Aku membocorkn rahasiku kepadamu, karena aku mempercayaimu, aku ingin
kamu lebih dari seorang sahabat denganku.” Ujarny padaku.
Aku sedikit kaget walaupun aku tahu isyarat itu, aku tahu ia ingin tidur
denganku, tetapi dengan Vera sangat berbeda karena aku juga ingin tidur
dengannya. Aku tertunduk dan berpikir untuk menjawabnya, tetapi
tiba-tiba tangan kanannya sudah menyentuh daguku. Dia tersenyum sangat
manis sekali, aku membalas senyumannya. Lalu bibirnya mendekat ke
bibirku dan aku menunggu saat bibirnya menyentuhku, begitu bibirnya
menyentuh bibirku aku rasakan hangat dan basah, aku membalasnya.
Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sementara bibirku juga
merasakan hangatnya bibirnya. Lidahnya memasuki rongga mulutku dan kami
seperti saling memakan satu sama lain. Sementara aku fokus kepada
pagutan bibirku, kurasakan tangannya membuka paksabaju kaosku, bahkan ia
merobek baju kaosku. Walau terkejut tapi kubiarkan ia melakukan
semuanya, dan aku membalasnya kubuka baju dasternya. Ciuman bibir kami
tertahan sebentar karena dasternya yang kubuka harus dibuka melewati
wajahnya.
Kulihat Bra hitam yang menopang payudaranya yang lumayan besar, hampir
seukuran denganku tetapi payudaranya lebih besar. Ketika ia mendongakkan
kepalanya tanpa menunggu, aku cium leher jenjangnya yang sexy,
sementara tanggannya melepas bra-ku seraya meremas-remas payudaraku. Aku
sangat bernafsu saat itu aku ingin juga merasakan kedua puting
payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya dan tersembul putingnya merah muda
tampak menegang, dengan cepat kukulum putingnya yang segar itu. Kudengar
ia melenguh kencang seperti seekor sapi, tapi lenguhan itu sangat indah
kudengar. Kunikmati lekuk-lekuk tubuhnya, baru kurasakan saat ini
seperti seorang pria, dan aku mulai tak dapat menahan diriku lalu
kurebahkan Kak Deris di sofa itu. Kujilati semua bagian tubuhnya,
kulepas celana dalamnya dan lidahku mulai memainkan perannya seperti
yang diajarkan Tante Anis kepadaku. Entah karena nafsuku yang menggebu
sehingga aku tidak jijik untuk menjilati semua bagian analnya. Sementara
tubuhnya menegang dan Deris menjambak rambutku, dia seperti menahan
kekuatan dasyat yang melingkupinya.
Ketika aku sedang asyik Menjelajahi tubuh Kak Deris, tiba-tiba pintu
depan berderit terbuka. Spontan kami berdua mengalihkan pandangan ke
kamar tamu, tiba-tiba Tante Anispun sudah berdiri di depan pintu. Aku
agak kaget tetapi matanya terbelalak melihat kami berdua berbugil.
Dijatuhkannya barang bawaannya dan tanpa basa-basi ia membuka semua baju
yang dikenakannya, lalu menghampiri Deris yang terbaring disofa.
Diciuminya bibirnya, lalu dijilatinya leher Deris secara membabi buta,
dan tanggannya yang satu mencoba meraihku. Aku tahu maksud Tante Anis,
kudekatkan wajahku kepadanya, tiba-tiba wajahnya beralih ke wajahku dan
bibirnya menciumi bibirku. aku membalasnya, dan Kak Deris mencoba
berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Kak Deris. Aku
benar-benar merasakan sensasi yang luar biasa kami bercinta bertiga.
Untung waktu itu hujan mulai datang sehingga lingkungan mulai berubah
menjadi dingin, dan keadaan mulai temaram. Kak Derispun kini
melampiaskan nafsunya menjarah dan menikmati tubuhku, sementara aku
berciuman dengan Tante Anis. Kak Deris mulai menghisap klitorisku, aku
tak tahu perasaan apa pada saat itu. Setelah mulut Tante Anis meluncur
ke leherku aku berteriak keras seakan tak peduli ada yang mendengar
suaraku. Aku sangat tergetar secara jiwa dan raga oleh kenikmatan
sensasi saat itu.
Tibalah giliranku yang dibaringkan di sofa, dan Kak Deris masih mengoral
klitorisku, sementara Tante Anis memutar-mutarkan lidahnya di
payudaraku. Akupun menjilati payudara Tante Anis yang sedikit kusut di
makan usia, kurasakan lidah-lidah mereka mulai menuruni tubuhku. Lidah
Kak Deris menjelejah pahaku dan lidah Tante Anis mulai menjelajah
bagian sensitifku. Dibukalah Pahaku lebar oleh Kak Deris, sementara
Tante Anis mengulangi apa yang telah dilakukan Kak Deris tadi, dan kini
Kak Deris berdiri dan kulihat ia menikmati tubuh Tante Anis. Dijilatinya
punggung Tante Anis yang menindihku dengan posisi 69, dan Kak Deris
menelusuri tubuh Tante Maria. Tetapi kemudian ia menatapku dan dalam
keadaan setengah terbuai oleh kenikmatan lidah Tante Anis. Kak Deris
menciumi bibirku dan aku membalasnya juga, hingga tak terasa kami
berjatuhan dilantai yang dingin. Aku sangat lelah sekali dikeroyok oleh
mereka berdua, sehingga aku mulai pasif. Tetapi mereka masih sangat
agresif sekali, seperti tidak kehabisan akal Kak Deris mengangkatku dan
mendudukan tubuhku di kedua pahanya, aku hanya pasrah. Sementara dari
belakang Tante Anis menciumi leherku yang berkeringat, dan Kak Deris
dalam posisi berhadapan denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, dan
mengulum payudaraku. Sementara tangan mereka berdua menggerayangi
seluruh tubuhku, sedangkan tanganku kulingkarkan kebelakang untuk
menjangkau rambut Tante Anis yang menciumi tengkuk dan seluruh
punggungku.
Entah berapa banyak rintihan dan erangan yang keluar dari mulutku,
tetapi seakan mereka makin buas melahap diriku. Akhirnya aku menyerah
kalah aku tak kuat lagi menahan segalanya aku jatuh tertidur, tetapi
sebelum aku jatuh tertidur kudengar lirih mereka masih saling
menghamburkan gairahnya. Saat aku terbangun adalah ketika kudengar
dentang bel jam berbunyi dua kali, ternyata sudah jam dua malam hari.
Masih kurasakan dinginnya lantai dan hangatnya kedua tubuh wanita yang
tertidur disampingku. Aku mencoba untuk duduk, kulihat sekelilingku
sangat gelap karena tidak ada yang menyalakan lampu, dan kucoba berdiri
untuk menyalakan semua lampu. Kulihat baju berserakan dimana-mana, dan
tubuh telanjang dua wanita masih terbuai lemas dan tak berdaya.
Kuambilkan selimut untuk mereka berdua dan aku sendiri melanjutkan
tidurku di lantai bersama mereka. Kulihat wajah cantik Kak Deris, dan
wajah anggun Tante Anis, dan aku peluk mereka berdua hingga sinar
matahari datang menyelinap di kamar itu.
Datanglah Pagi hari dan aku harus kembali pergi kuliah, tetapi ketika
mandi seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan ketika kubuka ternyata
Kak Deris dan Tante Anis. Mereka masuk dan di dalam kamar mandi kami
melakukan lagi pesta seks ala lesbi. Kini Kak Deris yang dijadikan pusat
eksplotasi, seperti biasanya Tante Anis menggarap dari belakang dan aku
menggarap Kak Deris dari depan. Semua dilakukan dalam posisi berdiri.
Tubuh Vera yang tinggi semampai membuat aku tak lama-lama untuk
berciuman dengannya aku lebih memfokuskan untuk melahap buah dadanya
yang besar itu. Sementara tangan Tante Anis membelai-belai daerah
sensitif Kak Deris. Dan tanganku menikmati lekuk tubuh Kak Deris yang
memang sangat aduhai. Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di
ranjang suami Tante Anis yang memang berukuran besar, sehingga kami
bertiga bebas untuk berguling, dan melakukan semua kepuasan yang ingin
kami rengkuh. Hingga pada hari itu aku benar-benar membolos masuk
kuliah.
Hari demi haripun berlalu dan kami bertiga melakukan secara
berganti-ganti. Ketika Kak Deris belum bertugas aku lebih banyak
bercinta dengan Kak Deris, tetapi setelah seminggu Kak Deris kembali
bertugas ada ketakutan kehilangan akan dia. Mungkin aku sudah jatuh
cinta dengan nya, dan dia pun merasa begitu. Malam sebelum Kak Deris
bertugas aku dan Dia menyewa kamar hotel berbintang dan kami
melampiaskan perasaan kami dan benar-benar tanpa nafsu. Aku dan Dia
telah menjadi kekasih sesama jenis. Malam itu seperti malam pertama
bagiku dan bagi Kak Deris, tanpa ada gangguan dari Tante Maria. Kami
bercinta seperti perkelahian macan yang lapar akan kasih sayang, dan
setelah malam itu Dia bertugas di perusahaan maskapai penerbangannya ke
bangkok.
Aku tidk tahu mengapa kepergiannya ke bandara sempat membuatku
menitikan air mata, dan mungkin aku telah menjadi lesbian. Karena Kak
Deris membuat hatiku dipenuhi kerinduan akan dirinya, dan aku masih
menunggu Kak Deris di kos Tante Anis. Walaupun aku selalu menolak untuk
bercinta dengan Tante Anis, tetapi saat pembayaran kos, Tante Anis tak
mau dibayar dengan uang tetapi dengan kehangatan tubuhku di ranjang.
Sehingga setiap satu bulan sekali aku melayaninya dengan senang hati
walaupun kini aku mulai melirik wanita lainnya, dan untuk pengalamanku
selanjutnya kuceritakan dalam kesempatan yang lain.
Post A Comment:
0 comments: