Kronologi Dadan si Pasukan Oranye Menyelam di Got Saat Banjir
BERITA HOT168-Selasa, 21 Februari 2017 pagi, hujan lebat merata membasahi Jakarta. Para petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau pasukan oranye langsung berjibaku bersama menyisir titik sumber masalah genangan banjir Jakarta.
Salah satunya adalah Dadan Wiradana, petugas PPSU di Kelurahan Gondangdia, Jakarta Pusat. Ia mendadak terkenal lantaran aksi menyelam di pekatnya got Jakarta menjadi viral dan membuat netizen kagum.
"Ada laporan di tempat saya menyelam (Jalan Lombok) air meluap semata kaki. Bersama tim sesampainya di lokasi, ada tiga sampai empat saluran yang keluar air. Terus pas Pak Lurah datang kita tunjukkan lokasinya, ini (sumbernya)," katanya kepada Togel168.com, Kamis (23/2/2017) malam.
Dari got yang mengeluarkan air, terlihat kalau saluran air itu tersumbat oleh sampah yang menumpuk. Dengan sigap, pemuda lajang 27 tahun ini menawarkan diri untuk turun ke dalam got.
"Kalau ini (mengambil sampah) pakai bambu tidak bisa karena kondisinya tak memungkinkan. Saya bilang, kalau boleh saya mau nyebur, saya rogoh pakai tangan (penyumbatnya)," cerita Dadan saat memaparkan kronologi kejadiannya.
Setelah diizinkan, ternyata tidak cukup sekali. Tumpukan sampah penyumbat, ucap Dadan, mencapai satu karung, sehingga harus dilakukan beberapa kali penyelaman. Tentu hal tersebut atas restu sang komandan.
Salah satunya adalah Dadan Wiradana, petugas PPSU di Kelurahan Gondangdia, Jakarta Pusat. Ia mendadak terkenal lantaran aksi menyelam di pekatnya got Jakarta menjadi viral dan membuat netizen kagum.
"Ada laporan di tempat saya menyelam (Jalan Lombok) air meluap semata kaki. Bersama tim sesampainya di lokasi, ada tiga sampai empat saluran yang keluar air. Terus pas Pak Lurah datang kita tunjukkan lokasinya, ini (sumbernya)," katanya kepada Togel168.com, Kamis (23/2/2017) malam.
Dari got yang mengeluarkan air, terlihat kalau saluran air itu tersumbat oleh sampah yang menumpuk. Dengan sigap, pemuda lajang 27 tahun ini menawarkan diri untuk turun ke dalam got.
"Kalau ini (mengambil sampah) pakai bambu tidak bisa karena kondisinya tak memungkinkan. Saya bilang, kalau boleh saya mau nyebur, saya rogoh pakai tangan (penyumbatnya)," cerita Dadan saat memaparkan kronologi kejadiannya.
Setelah diizinkan, ternyata tidak cukup sekali. Tumpukan sampah penyumbat, ucap Dadan, mencapai satu karung, sehingga harus dilakukan beberapa kali penyelaman. Tentu hal tersebut atas restu sang komandan.
Dengan inisiatif dan intuisinya sebagai pasukan oranye, Dadan pun menyelam tanpa alat bantu sesuai standar. "Karena ini keadaan darurat, biasanya bawa alat komplet ya. Tapi, ini ya sudah (nyelem aja) saya juga baru keingetan setelahnya, jadi bukan disengaja," ucap dia meluruskan.
Dalam pekatnya air got Jakarta, ia mengaku terpejam hanya bermodalkan intuisi untuk menuju titik sumbatnya.
"Sumbernya saya sudah nemu. Saya nyelem dan keruk pake tangan dibantu cangkul, ternyata sampah doang isinya. Ini masalahnya," ucap pria yang telah mengabdi sejak tiga tahun terakhir sebagai pasukan oranye ini.
Dalam pekatnya air got Jakarta, ia mengaku terpejam hanya bermodalkan intuisi untuk menuju titik sumbatnya.
"Sumbernya saya sudah nemu. Saya nyelem dan keruk pake tangan dibantu cangkul, ternyata sampah doang isinya. Ini masalahnya," ucap pria yang telah mengabdi sejak tiga tahun terakhir sebagai pasukan oranye ini.
Post A Comment: