Menanti ISIS di Tapal Batas
Berita Terupdate168-Sepanjang pekan lalu, warga Sulawesi Utara (Sulut) diresahkan dengan beredarnya informasi tentang ISIS yang dikabarkan sudah mulai masuk ke wilayah perbatasan, khususnya di Kabupaten Talaud dan Kabupaten Sangihe. Informasi itu tersebar lewat media sosial dan terus viral. Apalagi setelah situasi di Marawi, Filipina Selatan semakin memanas.
"Kami menerima informasi, bahwa ISIS sudah menguasai wilayah Talaud. Ini membuat kami cemas akan saudara-saudara kami di sana," ujar Lui Mengko, salah satu warga Manado yang berdomisili di Jakarta.
Dia mengatakan, menyebarnya informasi itu sangat meresahkan mereka, apalagi kondisi politik dan keamanan di Filipina sedang memanas. "Talaud kan hanya beberapa jam dijangkau dari Filipina, dan ini yang membuat kami cemas," ujarnya.
Namun, Kepolisian Daerah (Polda) Sulut menyatakan informasi tentang ISIS yang telah masuk ke daerah perbatasan Indonesia dan Filipina tidak benar. Namun, polisi mengakui jika Indonesia sedang meningkatkan pengamanan di wilayah perbatasan untuk menanggapi konflik di Marawi.
"Hingga kini daerah perbatasan aman. Itu (ISIS masuk Talaud) hanya isu yang tidak benar. Sampai saat ini perbatasan Indonesia-Filipina aman, meski jarak dari Miangas (pulau paling utara) ke perbatasan Filipina jaraknya tiga jam," kata Kabid Humas Polda Sulut Kombes Ibrahim Tompo, Jumat 9 Juni 2017
"Kami menerima informasi, bahwa ISIS sudah menguasai wilayah Talaud. Ini membuat kami cemas akan saudara-saudara kami di sana," ujar Lui Mengko, salah satu warga Manado yang berdomisili di Jakarta.
Dia mengatakan, menyebarnya informasi itu sangat meresahkan mereka, apalagi kondisi politik dan keamanan di Filipina sedang memanas. "Talaud kan hanya beberapa jam dijangkau dari Filipina, dan ini yang membuat kami cemas," ujarnya.
Namun, Kepolisian Daerah (Polda) Sulut menyatakan informasi tentang ISIS yang telah masuk ke daerah perbatasan Indonesia dan Filipina tidak benar. Namun, polisi mengakui jika Indonesia sedang meningkatkan pengamanan di wilayah perbatasan untuk menanggapi konflik di Marawi.
"Hingga kini daerah perbatasan aman. Itu (ISIS masuk Talaud) hanya isu yang tidak benar. Sampai saat ini perbatasan Indonesia-Filipina aman, meski jarak dari Miangas (pulau paling utara) ke perbatasan Filipina jaraknya tiga jam," kata Kabid Humas Polda Sulut Kombes Ibrahim Tompo, Jumat 9 Juni 2017
Namun, jangan dikira kalau kehadiran ISIS di Indonesia sebagai isapan jempol. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bahkan menyebut di Indonesia ada belasan titik sel ISIS.
"Di Indonesia, ada 16 tempat ISIS. Sudah bergabung dengan kita," ujar Gatot di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis 15 Juni 2017.
Untuk itu, kata Gatot, TNI sudah bergerak cepat agar ISIS tidak menyebar ke seluruh Indonesia. Menurut dia, TNI sudah menutup pintu masuk pelarian ISIS ke Indonesia.
"Kalau kita tidak segera tutup pelarian ISIS yang ke Indonesia, maka akan berbahaya. Maka TNI sudah lakukan kegiatan-kegiatan mulai dari pulau-pulau yang paling dekat, Marore, Miangas," ucapnya.
Gatot menyebut, saat ini sel-sel ISIS tengah "tertidur", tapi TNI terus waspada.
"Sel-sel ini kan tidur. Selama ini dengan adanya bom kan? Ada ISIS kan? Sepakat kan, tidur, tinggal kapan bangunnya," kata dia.
"Bila ada kejadian dia (ISIS) akan bangun, ini yang sama-sama kita garap (tindak) di sini," pungkas Gatot.
"Sel-sel ini kan tidur. Selama ini dengan adanya bom kan? Ada ISIS kan? Sepakat kan, tidur, tinggal kapan bangunnya," kata dia.
"Bila ada kejadian dia (ISIS) akan bangun, ini yang sama-sama kita garap (tindak) di sini," pungkas Gatot.
ISIS Berpotensi Masuk RI
Yang jelas, WNI yang bergabung dengan ISI bukan rahasia lagi. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebut ada sekitar 1.200 militan ISIS di Filipina, 40 di antaranya berasal dari Indonesia. Hal itu diungkapkan dalam forum keamanan internasional di Singapura, 4 Juni 2017.
Bahkan, Ryamizard mengaku telah mengantongi data-data ISIS di Filipina. Namun, data itu tidak akan diungkapkan ke publik.
"Iya (ada 1.200 militan). Ada datanya semua dengan saya. Tapi enggak boleh disebutkan," ucap Ryamizard di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (12 Juni 2017.
Karena jumlahnya begitu besar, dia mengindikasikan potensi ISIS dari Filipina masuk ke Indonesia sangat besar. Menurut dia, ini sudah diprediksi jauh-jauh hari.
"Kan satu setengah tahun lalu saya ngomong. Omongan saya itu pasti dan bukan sembarangan. Kejadian kan? Kejadian," tegas Ryamizard.
Karena itu, Ryamizard akan mengadakan pertemuan dengan para menteri pertahanan negara tetangga di Tarakan, Kalimantan Utara. Pertemuan membahas perkembangan ISIS di Asia Tenggara.
"Perkembangannya akan kita bahas 19 Juni kumpul Menhan Malaysia, Filipina, Indonesia, Singapura, dan dengan Brunei di Tarakan," kata Ryamizard di kantornya, Jakarta, Kamis 15 Juni 2017
Yang jelas, WNI yang bergabung dengan ISI bukan rahasia lagi. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebut ada sekitar 1.200 militan ISIS di Filipina, 40 di antaranya berasal dari Indonesia. Hal itu diungkapkan dalam forum keamanan internasional di Singapura, 4 Juni 2017.
Bahkan, Ryamizard mengaku telah mengantongi data-data ISIS di Filipina. Namun, data itu tidak akan diungkapkan ke publik.
"Iya (ada 1.200 militan). Ada datanya semua dengan saya. Tapi enggak boleh disebutkan," ucap Ryamizard di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (12 Juni 2017.
Karena jumlahnya begitu besar, dia mengindikasikan potensi ISIS dari Filipina masuk ke Indonesia sangat besar. Menurut dia, ini sudah diprediksi jauh-jauh hari.
"Kan satu setengah tahun lalu saya ngomong. Omongan saya itu pasti dan bukan sembarangan. Kejadian kan? Kejadian," tegas Ryamizard.
Karena itu, Ryamizard akan mengadakan pertemuan dengan para menteri pertahanan negara tetangga di Tarakan, Kalimantan Utara. Pertemuan membahas perkembangan ISIS di Asia Tenggara.
"Perkembangannya akan kita bahas 19 Juni kumpul Menhan Malaysia, Filipina, Indonesia, Singapura, dan dengan Brunei di Tarakan," kata Ryamizard di kantornya, Jakarta, Kamis 15 Juni 2017
Menurut dia, selain membicarakan soal perkembangan, juga menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa Indonesia telah siap menghadapi kelompok tersebut.
"Biar tahu, kalau ada apa-apa kita sudah siap," tegas Ryamizard.
Sementara itu, untuk memperlihatkan kalau Indonesia serius menanggapi ancaman ISIS serta memanasnya situasi politik dan keamanan terkait di Marawi, Filipina Selatan, rapat koordinasi terkait terorisme di Indonesia dan konflik Marawi Filipina digelar dan dipimpin langsung Menko Polhukam Wiranto.
"Kelompok Maute di Filipina merupakan kelompok jaringan ISIS. Sulawesi Utara berbatasan dengan Filipina, maka secara bersama-sama harus melakukan langkah koordinasi dalam membendung kemungkinan terobosan dari ISIS masuk Sulut," ujar Wiranto di Manado, Sulawesi Utara, Rabu 14 Juni 2017.
Rakor itu dihadiri Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey, Pangdam XIII Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito, Kapolda Sulut Irjen Pol Bambang Waskito, jajaran Forkompinda, serta seluruh bupati dan wali kota se-Sulut. Bahkan, Gubernur Gorontalo ikut hadir dalam rakor itu.
"Biar tahu, kalau ada apa-apa kita sudah siap," tegas Ryamizard.
Sementara itu, untuk memperlihatkan kalau Indonesia serius menanggapi ancaman ISIS serta memanasnya situasi politik dan keamanan terkait di Marawi, Filipina Selatan, rapat koordinasi terkait terorisme di Indonesia dan konflik Marawi Filipina digelar dan dipimpin langsung Menko Polhukam Wiranto.
"Kelompok Maute di Filipina merupakan kelompok jaringan ISIS. Sulawesi Utara berbatasan dengan Filipina, maka secara bersama-sama harus melakukan langkah koordinasi dalam membendung kemungkinan terobosan dari ISIS masuk Sulut," ujar Wiranto di Manado, Sulawesi Utara, Rabu 14 Juni 2017.
Rakor itu dihadiri Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey, Pangdam XIII Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito, Kapolda Sulut Irjen Pol Bambang Waskito, jajaran Forkompinda, serta seluruh bupati dan wali kota se-Sulut. Bahkan, Gubernur Gorontalo ikut hadir dalam rakor itu.
Post A Comment: