Lawatan Bersejarah, Trump Menuju Saudi Tanah Kelahiran Islam
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump memulai lawatan perdananya ke luar negeri pada Jumat sore. Negara pertama yang jadi lokasi kunjungan bersejarah Trump adalah Arab Saudi, yang dikenal sebagai negeri lahirnya agama Islam.
Lawatan luar negeri Trump akan berlangsung delapan hari, di mana dua hari di antaranya akan dihabiskan di Saudi. Menurut sumber di pemerintah AS, Trump akan disambut karpet merah di Riyadh oleh pihak Kerajaan Arab Saudi. Jamuan steak dengan saus tomat juga disiapkan untuk Presiden Trump dan rombongannya.
Sosok Ibu Negara AS, Melania Trump, juga menjadi sorotan media terkait busana yang akan dikenakan. Belum ada pengumuman resmi dari pemerintah AS maupun Saudi bahwa Melania Trump akan mengenakan jilbab atau tidak selama berkunjung ke Riyadh.
Setelah Saudi, Trump dijadwalkan bertolak ke Israel dan Vatikan sebelum nantinya menghadiri pertemuan NATO di Belgia.
Hingga kini belum ada informasi resmi dari pemerintah Saudi soal jadwal kedatangan pesawat Air Force One pembawa Presiden Trump dan rombongannya.
Trump di masa lalu pernah terlibat perseteruan dengan pihak Kerajaan Arab Saudi, termasuk komentarnya yang menyebut Saudi dibalik serangan teror 11 September 2001 atau 9/11.
Namun, pihak Kerajaan Saudi melalui situs resminya menyatakan, bahwa Riyadh menati “lembaran baru” hubungan kedua negara. ”Sebuah acara yang sangat dinanti, yang pertama dari jenisnya dalam sejarah,” bunyi pernyataan Kerajaan Saudi, yang dilansir dari ABC, Sabtu (20/5/2017).
Ada sejumlah agenda penting dalam kunjungan Trump ke Saudi. Salah satunya, Trump akan menghadiri pertemuan puncak AS-Saudi, di mana kedua delegasi akan membahas tantangan bersama yang mereka hadapi seperti ISIS dan Iran. Pertemuan ini juga membahas kerja sama di berbagai bidang, termasuk ekonomi dan militer.
“Ini merupakan penanda penting untuk memperkuat kemitraan bersejarah antara dua negara,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir. Kunjungan Trump ini juga untuk mematangkan kesepakatan pembelian senjata AS senilai sekitar USD100 miliar. Kesepakatan ini sejatinya dirintitas di era pemerintahan Barack Obama.
Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud belum dipastikan akan ikut menyambut Presiden Trump atau tidak, mengingat kondisinya yang sudah tua. Kemungkinan besar, para petinggi kerajaan yang menyambut Trump adalah Putra Mahkota Mohammed bin Nayef dan Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman.(FAY)
Lawatan luar negeri Trump akan berlangsung delapan hari, di mana dua hari di antaranya akan dihabiskan di Saudi. Menurut sumber di pemerintah AS, Trump akan disambut karpet merah di Riyadh oleh pihak Kerajaan Arab Saudi. Jamuan steak dengan saus tomat juga disiapkan untuk Presiden Trump dan rombongannya.
Sosok Ibu Negara AS, Melania Trump, juga menjadi sorotan media terkait busana yang akan dikenakan. Belum ada pengumuman resmi dari pemerintah AS maupun Saudi bahwa Melania Trump akan mengenakan jilbab atau tidak selama berkunjung ke Riyadh.
Setelah Saudi, Trump dijadwalkan bertolak ke Israel dan Vatikan sebelum nantinya menghadiri pertemuan NATO di Belgia.
Hingga kini belum ada informasi resmi dari pemerintah Saudi soal jadwal kedatangan pesawat Air Force One pembawa Presiden Trump dan rombongannya.
Trump di masa lalu pernah terlibat perseteruan dengan pihak Kerajaan Arab Saudi, termasuk komentarnya yang menyebut Saudi dibalik serangan teror 11 September 2001 atau 9/11.
Namun, pihak Kerajaan Saudi melalui situs resminya menyatakan, bahwa Riyadh menati “lembaran baru” hubungan kedua negara. ”Sebuah acara yang sangat dinanti, yang pertama dari jenisnya dalam sejarah,” bunyi pernyataan Kerajaan Saudi, yang dilansir dari ABC, Sabtu (20/5/2017).
Ada sejumlah agenda penting dalam kunjungan Trump ke Saudi. Salah satunya, Trump akan menghadiri pertemuan puncak AS-Saudi, di mana kedua delegasi akan membahas tantangan bersama yang mereka hadapi seperti ISIS dan Iran. Pertemuan ini juga membahas kerja sama di berbagai bidang, termasuk ekonomi dan militer.
“Ini merupakan penanda penting untuk memperkuat kemitraan bersejarah antara dua negara,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir. Kunjungan Trump ini juga untuk mematangkan kesepakatan pembelian senjata AS senilai sekitar USD100 miliar. Kesepakatan ini sejatinya dirintitas di era pemerintahan Barack Obama.
Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud belum dipastikan akan ikut menyambut Presiden Trump atau tidak, mengingat kondisinya yang sudah tua. Kemungkinan besar, para petinggi kerajaan yang menyambut Trump adalah Putra Mahkota Mohammed bin Nayef dan Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman.(FAY)
Post A Comment:
0 comments: