Tegang dengan Korut, AS Tes Pencegat Rudal Balistik Antar-Benua
WASHINGTON - Badan Pertahanan Rudal Pentagon menguji coba pencegat rudal balistik antar-benua (ICBM) pada hari Selasa waktu Amerika Serikat atau hari ini (31/5/2017) WIB. Tes pencegat ICBM ini dilakukan di tengah memanasnya ketegangan dengan Korea Utara (Korut).
Tes tersebut dilakukan hanya beberapa hari setelah rezim Korut yang dipimpin Kim Jong-un meluncurkan rudal kesembilannya tahun ini. Seorang pejabat AS mengatakan bahwa tes tersebut sebelumnya telah direncanakan.
AS meluncurkan target ICBM dari situs uji coba Reagan di Atol Kwajalein di Kepulauan Marshall dan pencegat berbasis darat dari Vandenberg Air Force Base di California. Jika berhasil, pencegat rudal atau "kill vehicle" itu akan bertabrakan dengan target ICBM di tengah lautan Pasifik.
Ini akan menjadi ujian penting bagi kemampuan pertahanan rudal AS. Meskipun sistem pencegat berbasis darat itu dirancang untuk melawan ancaman rudal Korut, namun uji cobanya telah direncanakan selama bertahun-tahun.
Tes ini akan tercatat sebagai uji coba ke-18 dari pencegat rudal berbasis darat. Tes terakhir dilakukan pada bulan Juni 2014 dan merupakan keberhasilan yang pertama sejak 2008.
AS memiliki 32 pencegat rudal berbasis darat di Fort Greely, Alaska, dan empat lainnya di Vandenberg.
Badan Pertahanan Rudal menyatakan dalam rancangan anggarannya bahwa pihaknya akan menyebarkan delapan pencegat rudal berbasis darat tambahan di Alaska pada akhir 2017. Jika terealisasi, AS akan memiliki 44 pencegat rudal yang disebar untuk mengantisipasi ancaman ICBM Korea Utara dan ancaman potensial lainnya.
AS menguji ICBM-nya sekitar dua kali setiap tahun. Awal bulan ini, Komando Global Strike Angkatan Udara AS meluncurkan ICBM Minuteman III yang dilengkapi dengan kendaraan re-entry uji tunggal dari Vandenberg.
”Uji coba ini membuktikan keakuratan dan keandalan sistem persenjataan ICBM, menyediakan data berharga untuk memastikan pencegah nuklir yang aman dan efektif,” kata Komando Global Strike Angkatan Udara AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip ABC News, Rabu (31/5/2017).
Korut sendiri telah menghabiskan satu dekade terakhir untuk mengembangkan ICBM yang mampu menjangkau daratan AS. Negara tersebut telah melakukan sembilan uji coba rudal sepanjang 2017, namun tidak ada yang terbukti menjadi ICBM.
Uji terakhir yang dilakukan Korut pada 28 Mei 2017 lalu dinilai sebagai rudal balistik jarak pendek yang mendarat di Laut Jepang. Dua minggu sebelumnya, rezim Pyongyang menguji rudal balistik jarak menengah KN-17.(FAY)
Tes tersebut dilakukan hanya beberapa hari setelah rezim Korut yang dipimpin Kim Jong-un meluncurkan rudal kesembilannya tahun ini. Seorang pejabat AS mengatakan bahwa tes tersebut sebelumnya telah direncanakan.
AS meluncurkan target ICBM dari situs uji coba Reagan di Atol Kwajalein di Kepulauan Marshall dan pencegat berbasis darat dari Vandenberg Air Force Base di California. Jika berhasil, pencegat rudal atau "kill vehicle" itu akan bertabrakan dengan target ICBM di tengah lautan Pasifik.
Ini akan menjadi ujian penting bagi kemampuan pertahanan rudal AS. Meskipun sistem pencegat berbasis darat itu dirancang untuk melawan ancaman rudal Korut, namun uji cobanya telah direncanakan selama bertahun-tahun.
Tes ini akan tercatat sebagai uji coba ke-18 dari pencegat rudal berbasis darat. Tes terakhir dilakukan pada bulan Juni 2014 dan merupakan keberhasilan yang pertama sejak 2008.
AS memiliki 32 pencegat rudal berbasis darat di Fort Greely, Alaska, dan empat lainnya di Vandenberg.
Badan Pertahanan Rudal menyatakan dalam rancangan anggarannya bahwa pihaknya akan menyebarkan delapan pencegat rudal berbasis darat tambahan di Alaska pada akhir 2017. Jika terealisasi, AS akan memiliki 44 pencegat rudal yang disebar untuk mengantisipasi ancaman ICBM Korea Utara dan ancaman potensial lainnya.
AS menguji ICBM-nya sekitar dua kali setiap tahun. Awal bulan ini, Komando Global Strike Angkatan Udara AS meluncurkan ICBM Minuteman III yang dilengkapi dengan kendaraan re-entry uji tunggal dari Vandenberg.
”Uji coba ini membuktikan keakuratan dan keandalan sistem persenjataan ICBM, menyediakan data berharga untuk memastikan pencegah nuklir yang aman dan efektif,” kata Komando Global Strike Angkatan Udara AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip ABC News, Rabu (31/5/2017).
Korut sendiri telah menghabiskan satu dekade terakhir untuk mengembangkan ICBM yang mampu menjangkau daratan AS. Negara tersebut telah melakukan sembilan uji coba rudal sepanjang 2017, namun tidak ada yang terbukti menjadi ICBM.
Uji terakhir yang dilakukan Korut pada 28 Mei 2017 lalu dinilai sebagai rudal balistik jarak pendek yang mendarat di Laut Jepang. Dua minggu sebelumnya, rezim Pyongyang menguji rudal balistik jarak menengah KN-17.(FAY)
Post A Comment:
0 comments: