Pejabat Tinggi Korut: Sasaran Program Nuklir Pyongyang Hanya AS
SEOUL - Ketegangan di Semenanjung Korea jauh dari kata berakhir seiring keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memasukkan Pyongyang sebagai sponsor terorisme pekan lalu. Terbaru, seorang pejabat tinggi Korea Utara (Korut) menyatakan program nuklir negara komunis itu tidak menargetkan negara lain selain AS.
"Ancaman nuklir kita adalah pedang keadilan yang ditujukan untuk melawan nuklir AS serta Asia dan negara manapun di dunia tidak perlu khawatir dengan ancaman kita selama mereka tidak bergabung dalam invasi dan provokasi terhadap kita," kata Wakil Majelis Rakyat Agung Korut dan direktur Institut Reunifikasi Nasional Ri Jong-hyok seperti dikutip dari Sputnik, Senin (27/11/2017).
Menurut Ri, Pyongyang akan meningkatkan perjuangannya melawan apa yang disebut skema perang nuklir dan sanksi-sanksi AS.
"Ini adalah keputusan tegas rakyat Korea bahwa Korea Utara harus menghadapi AS hanya dengan senjata nuklir untuk mencapai keseimbangan kekuasaan," tegas Ri.
Pejabat tinggi Korut menyampaikan hal itu dalam sambutannya di Majelis Parlemen Asia yang diadakan di Turki awal pekan ini.
Ketegangan antara Korut dan AS semakin meningkat baru-baru ini, menyusul serangkaian tes nuklir dan rudal yang dilakukan oleh Pyongyang serta retorika keras oleh Donald Trump yang menargetkan kepemimpinan negara tersebut.
Bulan lalu, Korut menanggapi "surat-surat" presiden AS di Twitter dengan ancaman yang terus berlanjut untuk memberikan serangan rudal ke wilayah Guam di AS. Rezim Pyongyang menambahkan bahwa pernyataan Trump mengenai media sosial dan juga kegiatan militer AS di wilayah tersebut mendorong Pyongyang lebih dekat ke pemicunya.
Setelah kunjungan Donald Trump ke Korea Selatan (Korsel) awal bulan ini, Korut berjanji untuk terus mengembangkan program nuklirnya selama imperialisme, akar kejahatan dan ketidakadilan, ditinggalkan di Bumi.
Baru-baru ini, Trump telah memutuskan untuk memasukkan Korut sebagai negara sponsor untuk melakukan terorisme dalam sebuah langkah yang disebut surat kabar negara Korut sebuah provokasi ekstra besar, sama seperti deklarasi perang melawan Korut lainnya.
"Ancaman nuklir kita adalah pedang keadilan yang ditujukan untuk melawan nuklir AS serta Asia dan negara manapun di dunia tidak perlu khawatir dengan ancaman kita selama mereka tidak bergabung dalam invasi dan provokasi terhadap kita," kata Wakil Majelis Rakyat Agung Korut dan direktur Institut Reunifikasi Nasional Ri Jong-hyok seperti dikutip dari Sputnik, Senin (27/11/2017).
Menurut Ri, Pyongyang akan meningkatkan perjuangannya melawan apa yang disebut skema perang nuklir dan sanksi-sanksi AS.
"Ini adalah keputusan tegas rakyat Korea bahwa Korea Utara harus menghadapi AS hanya dengan senjata nuklir untuk mencapai keseimbangan kekuasaan," tegas Ri.
Pejabat tinggi Korut menyampaikan hal itu dalam sambutannya di Majelis Parlemen Asia yang diadakan di Turki awal pekan ini.
Ketegangan antara Korut dan AS semakin meningkat baru-baru ini, menyusul serangkaian tes nuklir dan rudal yang dilakukan oleh Pyongyang serta retorika keras oleh Donald Trump yang menargetkan kepemimpinan negara tersebut.
Bulan lalu, Korut menanggapi "surat-surat" presiden AS di Twitter dengan ancaman yang terus berlanjut untuk memberikan serangan rudal ke wilayah Guam di AS. Rezim Pyongyang menambahkan bahwa pernyataan Trump mengenai media sosial dan juga kegiatan militer AS di wilayah tersebut mendorong Pyongyang lebih dekat ke pemicunya.
Setelah kunjungan Donald Trump ke Korea Selatan (Korsel) awal bulan ini, Korut berjanji untuk terus mengembangkan program nuklirnya selama imperialisme, akar kejahatan dan ketidakadilan, ditinggalkan di Bumi.
Baru-baru ini, Trump telah memutuskan untuk memasukkan Korut sebagai negara sponsor untuk melakukan terorisme dalam sebuah langkah yang disebut surat kabar negara Korut sebuah provokasi ekstra besar, sama seperti deklarasi perang melawan Korut lainnya.
(FAY)
Post A Comment:
0 comments: