Robot Pembasmi Kanker Terbukti Mulai Diandalkan Dokter
Perkembangan dunia medis yang pesat kini mengizinkan adanya terobosan medis berupa pembedahan dengan tenaga robot. Dan terbukti Robot dengan enam lengan telah berhasil melakukan operasi menyelamatkan jiwa pada 500 pasien kanker prostat.
Ahli bedah Dr Greg Shaw mengatakan dengan teknologi robot sebagai pembedah, operasi yang dilakukan lebih minimalis dengan hasil kesembuhan yang dipercaya lebih maksimal.
"Kami memulai teknologi robot ini, dan hanya akan menjadi lebih baik." tutur Greg, seperti dilansir dari The Sun, Sabtu, (25/11.2017).
Dr Greg menjelaskan, Kemajuan teknologi ini memungkinkan adanya Minimally Invasive Surgery (MIS), meskipun telah banyak rumah sakit di kedokteran barat yang menggunakan teknologi robot untuk mengoptimalkan MIS, masih tetap saja ada keterbatasan dari metode pembedahan MIS ini. Meminimalisir pembedahan memerlukan kemampuan dan penguasaan patologi tubuh yang cukup kompleks.
" Robot lebih cepat, lebih aman dan meninggalkan lebih sedikit efek samping seperti inkontinensia dan impotensi daripada operasi konvensional, " tambah Greg.
Kelebihan lainnya adalah adanya tingkat ketepatan yang tinggi dan pemberian informasi yang jauh lebih lengkap, sejalan dengan hasil pengangkatan tumor yang sesuai, pendarahan yang sedikit, serta pemulihan yang berlangsung cepat.
Kendala dalam pembedahan adalah menentukan mana jaringan yang sehat dan jaringan yang perlu diobati. Dengan MIS, manuver pisau bedah terhadap jaringan akan jauh lebih sedikit walaupun tetap mengalami kesulitan yang sama dengan pembedahan konvensional.
Dikenal di Ameika Serikat sejak tahun 1990an, operasi dengan tenaga robot ini sudah dilakukan untuk menangani hysterectomy (angkat rahim), myomectomy (pengangkatan myoma), radical prostatectomy (operasi kanker prostat), dan lain sebagainya.
Meskipun teknologi dapat dikatakan menjamin secara keseluruhan MIS memberi hasil yang cukup maksimal, belum ada jaminan sepenuhnya mengenai keberhasilan operasi. Mesin robot tetap harus dikontrol oleh dokter bedah yang menjadi sistem kemudi, menggerakkan tangan-tangan robot dalam rongga tubuh. Adanya teknologi 3 dimensi memungkinkan dokter bedah untuk memonitor gerakan robot dalam mengoperasi.
Ahli bedah Dr Greg Shaw mengatakan dengan teknologi robot sebagai pembedah, operasi yang dilakukan lebih minimalis dengan hasil kesembuhan yang dipercaya lebih maksimal.
"Kami memulai teknologi robot ini, dan hanya akan menjadi lebih baik." tutur Greg, seperti dilansir dari The Sun, Sabtu, (25/11.2017).
Dr Greg menjelaskan, Kemajuan teknologi ini memungkinkan adanya Minimally Invasive Surgery (MIS), meskipun telah banyak rumah sakit di kedokteran barat yang menggunakan teknologi robot untuk mengoptimalkan MIS, masih tetap saja ada keterbatasan dari metode pembedahan MIS ini. Meminimalisir pembedahan memerlukan kemampuan dan penguasaan patologi tubuh yang cukup kompleks.
" Robot lebih cepat, lebih aman dan meninggalkan lebih sedikit efek samping seperti inkontinensia dan impotensi daripada operasi konvensional, " tambah Greg.
Kelebihan lainnya adalah adanya tingkat ketepatan yang tinggi dan pemberian informasi yang jauh lebih lengkap, sejalan dengan hasil pengangkatan tumor yang sesuai, pendarahan yang sedikit, serta pemulihan yang berlangsung cepat.
Kendala dalam pembedahan adalah menentukan mana jaringan yang sehat dan jaringan yang perlu diobati. Dengan MIS, manuver pisau bedah terhadap jaringan akan jauh lebih sedikit walaupun tetap mengalami kesulitan yang sama dengan pembedahan konvensional.
Dikenal di Ameika Serikat sejak tahun 1990an, operasi dengan tenaga robot ini sudah dilakukan untuk menangani hysterectomy (angkat rahim), myomectomy (pengangkatan myoma), radical prostatectomy (operasi kanker prostat), dan lain sebagainya.
Meskipun teknologi dapat dikatakan menjamin secara keseluruhan MIS memberi hasil yang cukup maksimal, belum ada jaminan sepenuhnya mengenai keberhasilan operasi. Mesin robot tetap harus dikontrol oleh dokter bedah yang menjadi sistem kemudi, menggerakkan tangan-tangan robot dalam rongga tubuh. Adanya teknologi 3 dimensi memungkinkan dokter bedah untuk memonitor gerakan robot dalam mengoperasi.
(FAY)
Post A Comment:
0 comments: