Seks Bibiku Yang Sedang Tidur
CERITA HOT168-Kulihat bibi tidur tak berselimut, sebab biarpun kamar bibi menggunakan AC, tapi kelihatan AC-nya diatur supaya tak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya menggunakan baju daster merah muda yang tipis. Dasternya telah terangkat hingga di atas perut, jadi terkesan CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, jadi terkesan belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.
Buah dada bibi yang tak terlalu besar tapi padat itu terkesan samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.Mesikipun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terkesan mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Menonton pemandangan yang menggairahkan itu aku sangatlah terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur.
Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku dengan cara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang tetap ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga tahap paha atasnya yang sangatlah licin putih mulus dan sangat merangsang.
Terkesan bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan-lahan kulihat tahap CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terkesan basah, rupanya bibi telah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan.
Aku makin tersangsang menonton pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, jadi kini aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dirinya tetap tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu faktor tersebut dari film-film bibiku.
Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang tersedia di segi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, jadi kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan berjongkok di atas bibi.
Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, cocok di samping tangan bibi, jadi kini aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.Tangan kiriku memegang batang penisku.
Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup.
Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, bakal namun badannya kelihatan mulai gelisah.
Aku tak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku telah wajib menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam celah vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku supaya tegak lurus pada kemaluan bibi.
Dengan bantuan tangan kiriku yang semakin mengajar penisku, kutekan perlahan-lahan tapi tentu pinggulku ke bawah, jadi kepala penisku mulai menerobos ke dalam celah kemaluan bibi.Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seolah-olah menampung desakan penisku ke dalam celah kemaluanku.
Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seolah-olah siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi supaya jangan berteriak.
Sebab gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tak bisa kujaga lagi, dampaknya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, jadi tak bisa dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam celah kemaluan bibi dengan cepat.
Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..! desahnya tak jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan dampak penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.
Meskipun bibi merontak-rontak, bakal namun tahap pinggulnya tak bisa bergeser sebab tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Sebab gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seolah-olah dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi.
Hal ini memunculkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Sebab telah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Kini seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..! bisikku.
Bibi tetap mencoba melepaskan diri, tapi tak kuasa sebab badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku dengan cara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.
Kubisikan lagi ke kuping bibi, Bii.., tanganku bakal kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi mengatakan, Riic.., apa yang kau lakukan ini..? Kalian telah memperkosa Bibi..!Aku diam saja, tak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, khususnya dibagian putingnya yang telah sangat mengeras.
Rupanya meskipun wajah bibi tetap menunjukkan perasaan marah, bakal namun reaksi badannya tak bisa menyembunyikan perasaannya yang telah mulai terangsang itu. Menonton keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara,
Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!Dengan tetap melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, jadi aku kini dalam posisi setengah bangun, semacam orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam celah kemaluan bibi.
Kepalaku cocok berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak seusai merasa tentu bahwa bibi telah bisa kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Seusai mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi khususnya dibagian putingnya.
Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini terhadap bibimu..! katanya.Sebelum menjawab aku luar biasa badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Kini bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.
Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku mengatakan, Bii.. sebetulnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!Sambil mengatakan itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, Setiaap kali menonton Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seolah-olah Bibi merupakan milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan sebab tak bisa menahan diri ingin mempunyai Bibi seutuhnya.
Berakhir mengatakan itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tak tergesa-gesa.Ciumanku hari ini sangat panjang, seolah-olah ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi bisa juga merasakan perasaan sayangku padanya, jadi pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tak kalah mesra juga.
Berbagai lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, jadi bibi bisa menonton keseluruhan badanku yang telanjang itu.Iih.., gede banget barang kalian Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi. katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.
Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan semakin kedua buah dadanya yang tak terlalu besar tapi padat itu. Dibagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, khususnya pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.
Sementara aksiku sedang berjalan, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tak hentinya. Aksiku kusemakinkan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum sempat melahirkan.
Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju target mutlak yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Dibagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam celah vaginanya.
Mencari-cari dan akhirnya menyapu dan menjilat gundukan daging kecil dibagian atas celah kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan luar biasa dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.
Keluhan panjang keluar dari mulutnya, Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!Sambil tetap semakin dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan jadi tahap pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok.
Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum bakal keinginanku itu, sebab terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Saat ini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.
Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, sebuahperasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah semakin naik ke seluru badanku, jadi dengan tak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kita semakin bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seolah-olah berlomba-lomba ingin memberbagi kepuasan pada satu sama lain.
Berbagai saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku luar biasa bibi ke atasku, jadi kini bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan.
Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, jadi dengan terasa penisku yang panjang dan tetap sangat tegang itu langsung terjepit di antara bibir kemaluan bibi.Dengan sebuahtekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam celah kemaluan bibi. Hanyut semua batangku.
Aahh..! terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat sebab kelihatan bahwa bibi telah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku.
Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku.
Batang penisku yang besar sebentar terkesan sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Faktor ini membikinku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, faktor ini memunculkan sebuahperasaan kepuasan pada seluruh badanku.
Kemudian air maniku tanpa bisa ditahan menyemprot dengan keras ke dalam celah vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan luar biasa dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.
Pada saat bersamaan kita berdua mengalami kepuasan orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terkesan senyuman puas.Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberbagi Bibi kepuasan sejati..! Seusai beristirahat, kemudian kita bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.
Sementara mandi, kita berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kita yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, jadi dengan cepat nafsu kita terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang telah tegang lagi menerobos ke dalam celah kemaluan bibi.
Aaughh.. oohh.. oohh..! terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..! dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,
bibi mencapai kepuasan orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku tetap berada di dalam celah kemaluan bibi, aku semakin membopongnya. Aku mengangkat bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang tetap basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, hingga aku meraih kepuasan orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku.
Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam celah kemaluan bibi, memberi kepuasan dan mengisi segenap relung-relung di dalamnya.
Buah dada bibi yang tak terlalu besar tapi padat itu terkesan samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.Mesikipun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terkesan mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Menonton pemandangan yang menggairahkan itu aku sangatlah terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur.
Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku dengan cara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang tetap ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga tahap paha atasnya yang sangatlah licin putih mulus dan sangat merangsang.
Terkesan bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan-lahan kulihat tahap CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terkesan basah, rupanya bibi telah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan.
Aku makin tersangsang menonton pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, jadi kini aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dirinya tetap tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu faktor tersebut dari film-film bibiku.
Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang tersedia di segi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, jadi kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan berjongkok di atas bibi.
Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, cocok di samping tangan bibi, jadi kini aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.Tangan kiriku memegang batang penisku.
Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup.
Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, bakal namun badannya kelihatan mulai gelisah.
Aku tak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku telah wajib menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam celah vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku supaya tegak lurus pada kemaluan bibi.
Dengan bantuan tangan kiriku yang semakin mengajar penisku, kutekan perlahan-lahan tapi tentu pinggulku ke bawah, jadi kepala penisku mulai menerobos ke dalam celah kemaluan bibi.Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seolah-olah menampung desakan penisku ke dalam celah kemaluanku.
Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seolah-olah siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi supaya jangan berteriak.
Sebab gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tak bisa kujaga lagi, dampaknya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, jadi tak bisa dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam celah kemaluan bibi dengan cepat.
Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..! desahnya tak jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan dampak penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.
Meskipun bibi merontak-rontak, bakal namun tahap pinggulnya tak bisa bergeser sebab tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Sebab gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seolah-olah dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi.
Hal ini memunculkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Sebab telah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Kini seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..! bisikku.
Bibi tetap mencoba melepaskan diri, tapi tak kuasa sebab badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku dengan cara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.
Kubisikan lagi ke kuping bibi, Bii.., tanganku bakal kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi mengatakan, Riic.., apa yang kau lakukan ini..? Kalian telah memperkosa Bibi..!Aku diam saja, tak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, khususnya dibagian putingnya yang telah sangat mengeras.
Rupanya meskipun wajah bibi tetap menunjukkan perasaan marah, bakal namun reaksi badannya tak bisa menyembunyikan perasaannya yang telah mulai terangsang itu. Menonton keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara,
Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!Dengan tetap melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, jadi aku kini dalam posisi setengah bangun, semacam orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam celah kemaluan bibi.
Kepalaku cocok berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak seusai merasa tentu bahwa bibi telah bisa kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Seusai mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi khususnya dibagian putingnya.
Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini terhadap bibimu..! katanya.Sebelum menjawab aku luar biasa badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Kini bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.
Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku mengatakan, Bii.. sebetulnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!Sambil mengatakan itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, Setiaap kali menonton Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seolah-olah Bibi merupakan milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan sebab tak bisa menahan diri ingin mempunyai Bibi seutuhnya.
Berakhir mengatakan itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tak tergesa-gesa.Ciumanku hari ini sangat panjang, seolah-olah ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi bisa juga merasakan perasaan sayangku padanya, jadi pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tak kalah mesra juga.
Berbagai lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, jadi bibi bisa menonton keseluruhan badanku yang telanjang itu.Iih.., gede banget barang kalian Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi. katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.
Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan semakin kedua buah dadanya yang tak terlalu besar tapi padat itu. Dibagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, khususnya pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.
Sementara aksiku sedang berjalan, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tak hentinya. Aksiku kusemakinkan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum sempat melahirkan.
Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju target mutlak yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Dibagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam celah vaginanya.
Mencari-cari dan akhirnya menyapu dan menjilat gundukan daging kecil dibagian atas celah kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan luar biasa dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.
Keluhan panjang keluar dari mulutnya, Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!Sambil tetap semakin dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan jadi tahap pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok.
Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum bakal keinginanku itu, sebab terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Saat ini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.
Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, sebuahperasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah semakin naik ke seluru badanku, jadi dengan tak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kita semakin bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seolah-olah berlomba-lomba ingin memberbagi kepuasan pada satu sama lain.
Berbagai saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku luar biasa bibi ke atasku, jadi kini bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan.
Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, jadi dengan terasa penisku yang panjang dan tetap sangat tegang itu langsung terjepit di antara bibir kemaluan bibi.Dengan sebuahtekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam celah kemaluan bibi. Hanyut semua batangku.
Aahh..! terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat sebab kelihatan bahwa bibi telah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku.
Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku.
Batang penisku yang besar sebentar terkesan sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Faktor ini membikinku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, faktor ini memunculkan sebuahperasaan kepuasan pada seluruh badanku.
Kemudian air maniku tanpa bisa ditahan menyemprot dengan keras ke dalam celah vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan luar biasa dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.
Pada saat bersamaan kita berdua mengalami kepuasan orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terkesan senyuman puas.Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberbagi Bibi kepuasan sejati..! Seusai beristirahat, kemudian kita bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.
Sementara mandi, kita berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kita yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, jadi dengan cepat nafsu kita terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang telah tegang lagi menerobos ke dalam celah kemaluan bibi.
Aaughh.. oohh.. oohh..! terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..! dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,
bibi mencapai kepuasan orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku tetap berada di dalam celah kemaluan bibi, aku semakin membopongnya. Aku mengangkat bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang tetap basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, hingga aku meraih kepuasan orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku.
Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam celah kemaluan bibi, memberi kepuasan dan mengisi segenap relung-relung di dalamnya.
Post A Comment: