PACARKU, SAUDARINYA, DAN IBUNYA YANG MENYUKAI SEKS DENGANKU
TOGEL168 - Namaku Andrie, umur 23 tahun waktu itu.Aku baru saja berkenalan dengan seorang gadis yang berumur 23 tahun juga. Aku bekerja di perusahaan swasta di Jakarta, sedang dia bekerja di sebuah Rumah Sakit swasta. Namanya Yuni.Aku baru berkenalan dengannya sekitar 2 bulan.
Waktu awal kenalan, aku tidak pernah mampir kerumahnya. Kami hanya bertemu diluar saja dan ngobrol-ngobrol saja. Tapi lantaran perasaan kami yang semakin akrab, maka suatu kali aku mampir juga kerumahnya, sekaligus berkenalan dengan keluarganya.
Yuni punya seorang ibu tiri yang umurnya sekitar 38 tahun dan dua orang kakak perempuan, yang tertua namanya Linda, umurnya 28 tahun dan yang nomor dua namanya Shinta umurnya 26 tahun. Walaupun ibunya ibu tiri, tapi sangat baik. Mereka tinggal 3 orang satu rumah. Sedang kakaknya yang pertama sudah menikah, belum punya anak dan tinggal ditempat lain. Hubungan mereka sekeluarga sangat akrab. Keluarganya ramah terhadapku.
Waktu kedatanganku yang pertama aku cuma duduk bdiruang tamu.Kedatanganku yang selanjutnya aku sudah biasa aja dirumahnya. Aku sudah bisa masuk keruangan yang lainnya. Suatu kali aku masuk kekamar Yuni, didalam kami ngobrol-ngobrol aja. Jarak antara kami makin dekat.
Kupegang tangannya, kemudian perlahan-lahan kudekatkan wajahku kepadanya.Kami saling berciuman.Kulumat bibirnya yang berwarna kemerah-merahan dan Yuni membalas ciumanku. Cukup lama kami berciuman dan aku tidak berani menyentuh bagian yang lain. Sehabis itu kami main Play Stasion.
Minggu berikutnya aku main lagi ke rumah Yuni. Waktu itu kakaknya yang no.2 yaitu Shinta ada dirumah.Dia tidak masuk kerja.Setelah basa basi dengan kakaknya aku masuk kekamar Yuni.Didalam seperti biasa setelah kami ngobrol-ngobrol sedikit aku mendekati Yuni. Kami kembali berciuman, aku meremas tangannya, kemudian ciumanku menyusuri lehernya yang putih bersih.
Nafas Yuni terdengar agak terengah-engah.Aku meneruskan ciumanku dengan meremas dadanya yang indah.kemudian satu persatu kancing bajunya kutanggalkan, sampai dia hanya pakai BH saja. BH nya yang berukuran 36B itupun kutanggalkan.
Payudaranya yang sekal dan indah itu pun habis kuciumi.Sementara tanganku meremas-remas dengan lembut payudaranya itu.Kemudian puting payudaranya yang berwarna agak kecoklatan kuhisap dan kujilati.Yuni makin menderu nafasnya.Aku terus asyik menghisap payudaranya yang sekal itu.
Tapi secara tiba-tiba aku melirik ke pintu yang sedikit terbuka, disitu kulihat shinta berdiri termangu.Aku segera menghentikan gerakanku. Shinta kemudian masuk kekamar Yuni.Tapi Yuni cuek saja melihat kakaknya masuk kedalam kamarnya.Dia tidak berusaha menutupi tubuhnya.
Malah membiarkan saja tubuhnya dalam keadaan terbuka.Aku tentu saja merasa grogi.Aku takut Shinta marah kemudian melarangku main kerumahnya lagi.Tapi Shinta tidak marah malah tersenyum melihat aku yang salah tingkah.Kemudian Shinta bicara:
“Kamu mau kubuatkan teh Andrie?”
“Ya mbak, boleh ..eh..terima kasih..”jawabku agak gugup.
“Ya mbak, boleh ..eh..terima kasih..”jawabku agak gugup.
Dalam hati aku merasa senang karena Shinta tidak marah padaku.Kemudian aku keluar dari kamar dan Yuni memakai bajunya tanpa mengenakan BH lagi.Masih kelihatan payudaranya yang montok itu dibungkus baju kaos yang tipis.Aku diruang tamu ngobrol-ngobrol saja bersama Yuni dan kakaknya.Shinta sama sekali tidak menyinggung kejadian tadi, dan bicara hal-hal lain.
Minggu berikutnya aku kembali datang kerumah Yuni.Setelah ngobrol-ngobrol dengan kakaknya Shinta, aku kembali masuk kekamar Yuni.Didalam, kami yang suka seks kembali berciuman.Aku mencium bibir Yuni yang harum.Yuni membalas ciumanku.Berbeda waktu kemarinnya, kali ini Yuni agak agresif.
Dia mencium bibirku dengan ganasnya. Aku yang suka seks juga semakin berani membuka pakaian Yuni, sehingga dia hanya memakai celana dalam saja.Aku segera menyapu lehernya yang jenjang dan putih bersih.Yuni terlihat menggelinjang membuat aku semakin bersemangat.
Nafasnya mulai terengah-engah.Ciumanku terus kearah dadanya yang montok.Aku menghisap puting payudaranya.Sungguh sangat enak rasanya.Aku menghisap puting payudaranya bergantian.Yuni makin terengah-engah.
Lalu aku membuka celana dalamnya, sehingga sekarang dia tidak memakai pakaian sehelai benangpun. Aku menjilati pahanya yang putih mulus.Jilatanku terus naik kearah vagina Yuni yang memancarkan hawa harum dan wangi.Aku menjilat klitorisnya yang sebelumnya aku menyibakkan bulunya yang belum begitu lebat.Lama aku menghisap klitorisnya.Sampai aku merasakan cairan yang khas, mungkin dia sudah semakin teransang.
Yuni lalu mendorongku, sehingga aku berada dalam posisi telentang. Dia langsung mengarahkan bibirnya yang mungil ke penisku.Wahh..enak sekali .. Yuni mengulum dan menghisap penisku .Aku semakin terengah-engah.Yuni pun semakin semangat mendengar desahan nafasku. Lalu aku mendorong Yuni dengan lembut agar dia segera telentang.Yuni pun mengerti dengan keinginanku.
Penisku kuarahkan kearah vagina Yuni dan memasukkannya dengan perlahan-lahan.Yuni menjerit tertahan begitu penisku masuk semua kedalam vaginanya.Aku yang suka seks mengangkat pantatku perlahan-lahan, dan memasukkannya.Begitu seterusnya aku lakukan, memaju-mundurkan pantatku.Yunipun kelihatan sangat menikmatinya.
Lalu aku mengangkat kaki kiri Yuni dan tetap aku menggoyang pantatnya yang montok.Sampai akhirnya dia menjerit dengan suara yang agak keras.Dan akupun merasakan cairan hangat yang membasahi penisku didalam vaginanya.Rupanya Yuni sudah keluar.Sementara aku nampaknya masih lama untuk mencapai puncak orgasmeku. Tiba-tiba aku dikejutkan suara yang sudah aku kenal.
“Wah..kamu kuat juga ya Andrie..”
Rupanya itu suaranya Shinta kakak Yuni.Rupanya dia sudah dari tadi berdiri dibelakangku memperhatikan apa yang kuperbuat bersama dengan adiknya.Aku sangat kaget sekali, dan mencabut penisku yang masih tegang dari vagina Yuni.Kupikir tadi Yuni sudah mengunci pintu kamar.
Shinta segera menghampiri kami berdua.Kulihat Yuni cuek saja dan masih menikmati puncak orgasmenya. Shinta duduk disamping kami dan memperhatikan punyaku yang masih tegang.Sementara aku sendiri masih jauh dari puncak orgasmeku.
Melihat situasinya seperti itu aku jadi memberanikan diriku meraih tangan Shinta.Kutarik lembut tangannya dan aku segera melumat bibirnya yang lembut.Sementara tanganku langsung meremas-remas payudaranya.Sekilas aku melirik Yuni dan kulihat dia tersenyum melihat yang kuperbuat dengan kakaknya.Dia bilang,
“Nah..sekarang giliran saya yang nonton kakak ya..?”
Shinta hanya menjawab dengan tersenyum saja.Nampaknya Yuni ingin aku berbuat yang sama dengan kakaknya. Tanganku terus saja meremas-remas payudaranya dari luar.Aku yang suka seks segera melepaskan semua pakaian yang menempel ditubuhnya, sampai dia tidak mengenakan pakaian selembar benangpun alias bugil, seperti Yuni. Aku terus melumat bibirnya. Shinta pun tidak kalah membalas ciumanku.
Ciumanku terus turun kelehernya yang putih bersih.Shinta mengelinjang membuat aku semakin bersemangat saja.Aku terus menciumi payudaranya yang montok, mungkin ukurannya ada sekitar 36, aku tidak tahu persis tapi sama dengan ukurannya si Yuni.
Aku menghisap puting payudaranya dengan lahap.Aku kembali melirik Yuni dan melihat dia tersenyum manis padaku.Aku jadi semakin bersemangat saja.Sementara Shinta terus saja menggelinjang keenakan.Aku terus saja menghisap puting payudara Shinta.
Sementara tangan kiriku meraba-raba selangkangan Shinta.Aku yang suka seks merasakan bulu-bulu vaginanya yang lembut.Ciumanku terus kuturunkan kedaerah vaginanya.Aku menjilati klitoris Shinta dan Shinta terus saja menggelinjang.Aku merasakan cairan yang khas dari vaginanya, tapi aku yakin dia belum orgasme.
Aku lalu mendekatkan penisku kedalam mulut Shinta dan diapun melumat penisku dan menghisapnya.Sungguh sangat enak sekali.Lama Shinta menghisap penisku yang sudah sangat tegang sekali.Aku hampir tidak tahan lagi.
Aku menyuruh Shinta supaya menungging.Aku lalu mengatur posisiku di belakang Shinta.Perlahan-lahan aku memasukkan penisku kedalam vaginanya.Tapi sebelum aku memasukkan penisku, Yuni bergerak mendekatiku dan tangannya menggenggam penisku.
“Biar kumasukin Ndrie..,”katanya.
Tapi sebelum itu dia masih sempat-sempatnya menghisap penisku.Setelah itu dia mengarahkan penisku ke kemaluan kakaknya.Dia tersenyum padaku.Shinta juga tersenyum padaku.Aku semakin tidak tahan dan segera memasukkan penisku ke vagina Shinta.shinta menjerit tertahan,
“Ahh..Andrie..punyamu enak sekhali..shayang..”
Aku semakin bersemangat menggoyangkan pantatku.Sementara Yuni duduk disampingku.Aku segera meraih tangan Yuni dan aku bilang,
“Yun, sini payudaramu aku hisap..”
Yuni segera menyodorkan payudaranya kemulutku.Jadi sementara aku menggoyang Shinta, mulutku menghisap payudaranya Yuni.Shinta semakin histeris menjerit-jerit keenakan kugoyang vaginanya dari belakang.Aku yang suka seks lalu menyuruh Yuni berdiri dan mengarahkan selangkangannya ke mulutku.
Aku kembali menjilati klitoris Yuni.Yuni terdengar menjerit-jerit keenakan seperti kakaknya. Tak lama tubuh Shinta menegang.Agaknya dia sudah mau keluar.Benar saja tak lama aku merasakan cairan hangat membasahi penisku yang masih menancap di vaginanya.Yuni juga masih menjerit-jerit.
Aku lalu berdiri dan mengarahkan penisku yang masih tegang ke kemaluan Yuni yang berada dalam posisi berdiri dari depan.Aku mengangkat kaki Yuni dan meletakkan kakinya di pinggir tempat tidur.Aku memasukkan penisku kedalam vagina Yuni dari depan dan kugoyang-goyang, maju mundur.
Yuni kembali mendesah-desah,
“..Ahh..Andrie..kamu pintar juga juga pake gaya berdiri seperti dalam film ..ahh..akh..”mulutnya terus saja menceracau.
Aku terus saja menggoyangnya, sementara mulutku tidak berhenti menciumi payudaranya yang montok kiri kanan bergantian dan juga menghisapnya bergantian.Yuni semakin melayang-layang kenikmatan saja.Tak lama aku juga sudah ingin keluar.Tapi sebelum aku keluar, Yuni sudah keluar duluan dan badannya mendadak jadi lemas.Aku segera mencengkram pantatnya dan memeluk tubuhnya.
“Akh..”akhirnya kau keluar juga dengan perasaan yang melayang-layang. Spermaku membasahi vagina Yuni.Aku yang suka seks tidak kuat lagi menahan tubuh Yuni dan membiarkan dia terduduk dan akhirnya penisku pun tercabut dari vaginanya.
Shinta yang dari tadi memperhatikan, kembali mendekatkan kepalanya ke penisku dan menjilati sisa sperma yang masih menempel disana.Yuni pun tidak ketinggalan, juga menghisap penisku dan menjilati sisa sperma yang masih menempel disana.Kedua kakak beradik tadi masih dengan lahap menghisap penisku bergantian.
Akhirnya kami bertiga terbaring lemas.Aku berada ditengah-tengah mereka.Tanganku masih saja bergantian meremas-remas payudara Yuni dan Shinta bergantian.Mereka juga masih menikmati remasan tanganku di payudaranya.Kami yang suka seks sama-sama menarik nafas panjang.Lama kami terdiam.
Tiba-tiba kami dikejutkan teriakan suara panggilan.
“Shinta, Yuni kalian dimana? Ini Mbak Linda datang nih..kok nggak ada yang menyahutin?”
Rupanya kakaknya yang tertua datang.Shinta lalu berdiri dan berkata pada Yuni,
“Yun, biar Mbak saja yang menemuin Mbak Linda, kayaknya dia sendirian saja kesini.Suaminya kayaknya nggak ikut tuh..”
Lalu tanpa pakaian sehelai benangpun Shinta berdiri dan jalan keluar kamar.Aku kaget dan bertanya pada Yuni,
“Yun, kalau ketahuan Mbak Linda bagaimana nih..?”kataku agak cemas.
Tapi Yuni hanya tersenyum saja dan mengecup bibirku sebagai jawabannya. Sementara diluar kamar, mbak Linda sangat terkejut melihat adiknya Shinta menyambutnya tanpa busana sehelai benangpun.
“Shinta..kamu ngapain..?Kok nggak pake pakaian..?”tanya Mbak Linda.
Tapi Shinta cuma tersenyum saja dan berkata,
“Nggak apa-apa kok mbak..Mbak nggak usah banyak tanya deh..” sambil tangannya menggandeng tangan kakaknya kekamar Yuni.
Sesampai dikamar Yuni, mbak Linda kelihatan terkejut melihatku dan Yuni juga tanpa pakaian.Shinta segera menjelaskan,
“Mbak, itu Andrie pacarnya Yuni..Mbak udah kenal kan?”kata Shinta.
Sementara aku masih agak cemas, takut kalau-kalau Mbak Linda marah besar.Tapi rupanya Yuni mengerti perasaanku.Dia berkata pada Linda,
“Mbak ayo duduk disini, ngapain berdiri disitu.Apa Mbak nggak pingin merasakan punya Andrie yang perkasa ini..?Bukankah Mbak dulu bilang kalau nggak pernah puas kalau main sama suami mbak..?”
Mulanya Mbak Linda ragu-ragu.Tapi Shinta segera menarik tangan kakaknya dan mengajaknya duduk didekatku yang juga sama-sama bugil dengan adik-adiknya.Akhirnya Mbak Linda duduk juga didekatku.Shinta berkata,
“Ayo Andrie..kita teruskan, nih kakaknya Yuni yang paling tua udah datang.Dia nggak pernah puas kalau main.Mungkin kamu ketemu lawan tangguh..,”kata Shinta bercanda.
Mbak Linda dan Yuni kulihat hanya tersenyum saja.
“Sekarang aku dan Mbak Shinta cuma nonton aja, kamu main sama Mbak Linda..habis kami capek sih..”kata Yuni dengan manjanya.
Akupun nggak jadi takut dan ikut tersenyum.Aku yang suka seks jadi berani dengan situasi seperti ini.Aku merasa seperti diberi lampu hijau. Aku langsung saja mengarahkan tanganku ke payudara Linda dan meremas-remas payudaranya dari luar pakaiannya.Linda hanya tersenyum saja aku perlakukan begitu.Aku segera melumat bibirnya dan Linda membalasnya juga dengan ganasnya. Nampaknya dia benar-benar membutuhkan seks.Aku semakin senang.
Aku segera melucuti pakaian yang dikenakan Linda, sampai dia tidak memakai pakaian sehelai benangpun seperti adik-adiknya. Aku merasa kaget juga, karena payudaranya Mbak Linda lebih besar dibandingkan payudara adik-adiknya.
Terus terang aku sangat senang dengan ukuran payudaranya yang besar itu.Aku segera menciumi payudaranya bertubi-tubi dan bergantian, maklum nafsu seksku mulai bangkit lagi.Linda sudah mulai terengah-engah menghadapi seranganku.Aku kembali melumat bibir Mbak Linda yang indah.Mbak Linda juga kembali membalas ciumanku dengan bernafsu.
Sementara itu aku juga melirik Shinta dan Yuni dan mereka cuma tersenyum menatapku sambil mengelus-elus vaginanya masing-masing. Ciuamanku kembali kuarahkan keleher Linda yang putih bersih.Dan terus kuturunkan ke payudaranya yang montok. payudaranya kuciumi bergantian dan puting payudaranya kuhisap dengan lahap.Lama aku menghisap payudaranya.Linda berkata,
“akh..Andrie..terus hisap..sayhang..enakh..sekali.terus sayang..kamu sekarang jadi bayi..ya..terus hisap payudara Mbak..sayang..?”katanya menceracau.
Aku yang suka seks nggak peduli dengan rintihan dan erangan Mbak Linda.Malah aku semakin bersemangat saja.Ciumanku kuturunkan keperutnya yang putih dan ramping dan terus turun kepahanya yang mulus.Pahanya kujilatin sampai basah semua.Jilatanku kunaikkan ke sela-sela pahanya yaitu ke vaginanya.
“Akh..apa ini Andrie..ohh..terus Andrie..”kata Mbak Linda.
Kayaknya dia juga tidak peduli lagi dengan sekitarnya.
Aku menjilati vaginanya.Aku mencari klitorisnya dan menghisapnya.Mbak Linda menjerit tertahan dan menekan belakang kepalaku, sehingga aku semakin mencium bau wangi dari vaginanya.Aku terus menjilati klitorisnya itu, sampai akhirnya aku merasakan cairan yang keluar dari vagina Mbak Linda.Tapi Mbak Linda sendiri belum keluar.
Sementara punyaku sendiri sudah semakin tegang.Aku segera merubah posisiku dan menyodorkan penisku kemulut Mbak Linda.Mbak Linda membuka mulutnya dan melahap penisku dan menghisap penisku dengan sangat bernafsu.Aku menyadari nafsu seks Mbak Linda sangat tinggi.Tapi aku yakin bisa memuaskannya.
Akhirnya kusuruh Mbak Linda telentang.Diapun menurut untuk telentang dan membuka kakinya lebar-lebar.Akupun segera mengatur posisiku untuk mengarahkan penisku kedalam lubang kemaluannya.Tapi sebelum aku memasukkannya, Yuni dan shinta mendekat dan berkata,
“Andrie..sebentar dulu..”kata Shinta.
Tanpa menunggu jawabanku dia langsung memegang penisku dan memasukkan kedalam mulutnya lalu menghisapnya. Setelah itu giliran Yuni yang menghisap penisku.Aku yang suka seks melihat Mbak Linda sudah nggak sabaran untuk merasakan penisku.Akhirnya setelah Yuni menghisap penisku, dia membimbing penisku dan mengarah kan ke lubang vagina kakaknya.Setelah posisinya pas, aku segera menekan pantatku perlahan-lahan.
Terdengar desahan dan jerita kecil keluar dari mulut Mbak Linda.Rupanya lubang vagina Mbak Linda masih sempit seperti punya adik-adiknya.Aku sangat senang sekali.Aku segera menaik-turunkan pantatku ke vagina Mbak Linda.Jeritan dan desahan nafas Mbak Linda makin keras.
Aku tidak peduli dan terus saja menggenjot dan menaik turunkan pantatku.Sama seperti vagina adik-adiknya, vagina Mbak Linda seperti meremas-remas penisku. Aku yang suka seks sudah hampir keluar, tapi aku berusaha bertahan selama mungkin.Dan kuperhatikan Mbak Linda hampir mencapai puncak orgasmenya.
“..akh..akh..akh..terus andrie..akh..aku sudah mau keluar nih..akh..,”katanya terus menceracau.
” Aahh aku juga mau keluar mbak..”kataku sambil meremas dan menghisap payudaranya.
” Aahh aku juga mau keluar mbak..”kataku sambil meremas dan menghisap payudaranya.
Akhirnya aku merasakan cairan hangat membasahi penisku.
“Ahh..Andriee..mbak sudah keluar..”kata Mbak Linda.Rupanya dia sudah keluar.Bersamaan dengan itu akupun merasa sudah nggak kuat lagi.
“Mbak..akhu..jugha..mau keluar..h..”kataku dengan suara agak parau.
“Mbak..akhu..jugha..mau keluar..h..”kataku dengan suara agak parau.
Akhirnya spermaku tumpah membasahi vaginanya.Aku tertelungkup lemas diatas tubuh Mbak LInda.Kulihat Shinta dan Yuni tersenyum menatapku.Aku lalu mencabut penisku dari lubang vagina Mbak Linda dan tidur menelentang.
Shinta dan Yuni segera mendekatkan mulutnya dan kembali menghisap penisku bergantian.Begitu juga dengan Mbak Linda bangun untuk menghisap penisku bergantian.Akhirnya kami yang suka seks kembali rebahan.Mbak Linda disebelah kananku, Shinta disebelah kiriku, sementara Yuni dengan manjanya telungkup diatas tubuhku.
Kami yang suka seks sama-sama menarik nafas panjang.Sementara tanganku kembali bergerilya seperti tadi meraba seluruh tubuh kakak-adik itu dan meremas-remas payudara mereka bergantian.Kadang-kadang mereka juga bangun sebentar hanya untuk menghisap penisku.Kami yang suka seks sama-sama terbaring lemas.
Tak lama Shinta membuka pembicaraan,
“Wah..Andrie..kamu memang kuat bisa mengalahkan Mbak Linda.penismu juga besar dan kuat lho Andrie.”
Aku hanya tersenyum saja dan meremas payudara Shinta dengan lembut dan memainkan puting payudaranya dengan ujung jariku.
“Baru kali ini aku merasa puas kalo main gini Ndrie..”kata Mbak Linda.
Aku hanya tersenyum saja mendengar pujian mereka dan tanganku semakin nakal dengan memasukkan jariku kelubang vagina Mbak Linda.
“Awww..Andrie..tanganmu nakal..aku lagi capek nih..”kata Mbak Linda manja.
Aku lalu berkata,
“Wah..Yuni, Shinta, mbak Linda, kayaknya kita harus berpakaian nih sebelum ibumu datang.”
Aku lalu berkata,
“Wah..Yuni, Shinta, mbak Linda, kayaknya kita harus berpakaian nih sebelum ibumu datang.”
Yuni segera menjawab,
“Nggak apa-apa kok Andrie.Kalau ibu datang dan melihat kita begini nggak bakalan marah kok..ya kan mbak?”kata Yuni sambil bertanya pada kakaknya.
Kedua kakaknya tersenyum saja dan Shinta berkata,
“Kalau kamu mau, kamu juga boleh main sama ibu Andrie..”
“Iya..ibu pasti senang sekali ya kan Mbak Linda?”tanya Yuni sama Mbak Linda.
“Iya..ibu pasti senang sekali ya kan Mbak Linda?”tanya Yuni sama Mbak Linda.
Mbak Linda menganggukkan kepalanya.Sekarang aku sudah mulai tenang.Sekarang tenagaku sudah mulai pulih.Lama kami yang suka seks terdiam, tapi tanganku tetap tidak bisa diam dan selalu menggerayangi tubuh ketiganya.Tapi mungkin karena kecapean, mereka bertiga cuma diam saja ketika tanganku menggerayangi tubuhnya, walaupun jari tengahku mengorek-ngorek vaginanya.
Tiba-tiba terdengar suara dari luar,
“Shinta, Yuni..kalian dimana?”
Rupanya ibunya sudah datang.
“Kami disini Bu..”sahut Yuni.
Lalu Yuni berkata padaku,
“Ayo Andrie..kamu boleh coba ibuku..katanya tersenyum.
Aku cuma mengangguk saja dan sekarang tenagaku sudah benar-benar pulih lagi.
Tak lama kemudian ibunya Yuni sampai di kamar dan terkejut,
“kalian lagi ngapain?!”katanya sambil menutup mulutnya.
Ibunya Yuni masih melotot tidak percaya menatapku.Setelah dekat tanganku langsung memeluk ibu Yuni dan langsung meremas-remas payudaranya.Sementara itu dia masih setengah tidak percaya, tapi dia membiarkan tanganku meremas-remas payudaranya.
Sambil berdiri aku menciumi bibirnya dan sekarang dia mulai membalas ciumanku.Aku yang suka seks tidak menduga ciuman ibunya ganas juga.Sementara tanganku masih terus meremas-remas payudaranya.Aku segera melucuti pakaiannya satu demi satu.Kulihat dia sekarang sudah bisa tersenyum dan berkata,
“Linda, Shinta, Yuni..kalian bear-benar nakal ya..?tapi kalian baik juga mau mengajak ibu main sama Andrie.”
Linda, Shinta dan Yuni hanya tersenyum saja dan berkata,
“ya Bu..jangan malu-malu ya..ya..penis Andrie enak lho Bu..”
Setelah pakaian luarnya kulucuti, hingga hanya tinggal BH dan CD aja.Tanganku masih saja meremas-remas payudaranya.Nafas ibu Yuni mulai naik turun.Dia membiarkan saja apapun yang kulakukan pada tubuhnya dan menikmatinya.
Aku mulai melepaskan BH nya dan aku kaget juga payudara dia masih kencang, putih dan montok dan besarnya hampir sama dengan payudara Mbak Linda.Aku segera menyerbu payudaranya dengan ciuman-ciumanku.Aku yang suka seks menghisap puting payudaranya sambil berdiri.
Dia hanya merintih-rintih saja.Aku meremas-remas pantatnya yang montok, sementara mulutku tidak berhenti menghisap puting payudaranya kiri kanan.Setelah puas dibagian payudara, ciumanku kulanjutkan ke bawah.Ciumanku kuarahkan ke pahanya yang putih mulus dan terus naik keselangkangannya.Aku melepaskan CD nya sehingga dia tidak mengenakan apa-apa lagi, bugil seperti aku dan anak-anak tirinya.
Aku lalu menjilati vaginanya.Sambil berdiri, dia membuka kakinya agar mulutku leluasa menjilati vaginanya.Sementara tangannya menekan belakang kepalaku.Aku terus saja menghisap klitorisnya. Dia menjerit-jerit kecil dan kakinya kulihat agak gemetaran.
Setelah puas menjilati vaginanya, aku lalu menekan tubuhnya supaya duduk jongkok menghadapku.Dia mengerti dan langsung saja mulutnya melumat penisku.Aku merasa sangat enak.Kayaknya Dia lebih berpengalaman dalam hal menjilat penis.Dia terus saja menghisap penisku dengan penuh semangat.
Akhirnya aku sudah tidak tahan lagi, aku lalu menyuruhnya membelakangiku.Aku lalu mengatur posisi dan mengarahkan penisku ke lubang vaginanya dari belakang dan menekannya pelan-pelan.Dia menjerit tertahan.Tapi aku tidak peduli. sementara Linda, Shinta dan Yuni hanya menonton dengan bersemangat dari samping.
Aku menggoyang pantatku maju mundur sambil berdiri.Tangan kirinya kutarik kebelakang dan tangan kananku meremas-remas payudaranya yang sebelah kanan.Dia kembali menjerit-jerit dengan desahan nafasnya yang memburu.
“Andrie..kamu..punyamu sangat enakh..akh..akh..”katanya menceracau.
Aku semakin bersemangat mendengar rintihannya.Lalu aku menarik tangan kanannya sehingga kedua tangannya kutarik kebelakang.Sementara pantatku tetap maju mundur menggoyang pantatnya.payudaranya yang besar terus saja bergoyang-goyang ke bawah.
Aku yang suka seks lalu merubah posisi dan menyuruhnya telentang.Dengan nafas memburu dia menurut saja dan telentang dengan membuka kakinya lebar-lebar.Aku segera mengarahkan penisku ke vaginanya. Penisku pun segera menusuk vaginanya dan pantatku naik turun menghujam vaginanya.vaginanya tidak kalah rasanya dibandingkan vagina anak-anaknya.
Masih menggigit dan meremas-remas penisku. Nafaskupun semakin cepat seperti nafasnya. Sementara penisku menusuk-nusuk vaginanya, aku selalu menghisap payudaranya bergantian Sekitar hampir satu jam kami yang suka seks main, sampai akhirnya dia berkata,
“Andrie..ahh..penismu sangat enakh..kuat..lubang vaginau jadi penuh oleh penismu..ahh..ahh..terus sayang..aku sudah hampir keluarhh..ahh..ahh..”
Dan tak berapa lama akupun segera merasakan penisku jadi hangat karena cairan dari vaginanya sebagai tanda dia sudah sampai puncak orgasmenya.Badannya yang tegang tadi mulai lemas.Aku masih saja menggenjot vaginanya dan akhirnya akupun merasakan sesuatu yang hendak keluar.penisku kubenamkan dalam-dalam kedalam vaginanya.Dan spermaku pun keluar membasahi liang vaginanya.
Aku tertelungkup lemas dengan nafas tidak beraturan. Dia juga begitu lemas dan nafasnya juga tidak beraturan.Aku lalu mencabut penisku dari vaginanya dan telentang sambil menarik nafas panjang.Aku memejamkan mataku.Walaupun sudah keluar tapi penisku masih ngaceng.
Mbak Linda, shinta dan Yuni mendekat dan mereka bergantian menghisap penisku dan menelan sisa-sisa spermaku. Aku merasakan nikmatnya hisapan mereka bergantian. Mereka bertiga akhirnya merebahkan badannyadisampingku.Lama kami terdiam karena kelelahan.Akhirnya Yuni berkata,
“Gimana Bu..?Enakkan penisnya Andrie..?”
Ibunya berkata,
“Wah..Andrie..kamu memang luar biasa.penismu besar, kuat..wah..enak sekali..”
Ibunya berkata,
“Wah..Andrie..kamu memang luar biasa.penismu besar, kuat..wah..enak sekali..”
Aku menjawab,”Kalian juga sangat enak sekali.vagina kalian terasa meremas-remas penisku.Aku yang suka seks ini juga sangat suka dengan payudara kalian yang montok-montok ini.”kataku sambil meremas-remas payudara mereka bergantian.
Akhirnya aku tidak diperbolehkan pulang dan harus menginap malam itu.Kami yang suka seks kembali main bergantian.Aku kembali main sama Mbak Linda, Shinta , Yuni dan ibunya.Sungguh aku merasa sangat terpuaskan saat itu.Aku bisa menikmati tubuh mereka, tubuh kakak Yuni, tubuhnya sendiri dan tubuh ibunya.
Aduh sangat enak sekali.Apalagi kulit tubuh mereka putih semua, maklum karena mereka adalah orang cina turunan.Apalagi payudara mereka sangat montok dan vaginanya juga bisa memijit-mijit penisku.
Setelah hari itu, tiap kali aku main ke sana, kalau baru sampai di rumah Yuni, aku selalu meremas-remas payudara mereka bergantian.Kadang-kadang aku langsung melucuti pakaian mereka dan langsung menghisap payudara mereka bergantian.mereka pun sangat senang dengan caraku waktu aku datang itu.
Kadang-kadang kalau baru datang, aku langsung membuka celanaku dan menyodorkan penisku kedalam mulut Yuni, Shinta ibunya atau Mbak Linda.Mereka pun sangat senang sekali.Sehingga tiap kali aku datang kesana pasti main dengan mereka bergantian.
Kadang-kadang Yuni, Shinta, mbak Linda atau ibunya juga memperkenalkan aku dengan teman-temannya dan akupun sering juga main dengan teman-teman mereka.Aku bilang pada mereka, kalau mau mengundang teman untuk main harus yang bersih.
Ada salah satu temannya yang mau memberiku bayaran, tapi aku menolaknya karena aku melakukannya dengan suka sama suka. Karena aku sangat suka seks. END by www.totosc.com (FAY)
Post A Comment:
0 comments: